Persija Jakarta

Eks Ketum Jakmania Sebut Persija Jakarta Sangat Ditakuti di Lebak Bulus, Kurang di SUGBK

Penulis: Wahyu Septiana
Editor: Suharno
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Aksi Rizky Darmawan ketika memperkuat Persija Jakarta beberapa tahun lalu.

Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Wahyu Septiana

TRIBUNJAKARTA.COM, JAKARTA - Klub kebanggaan masyarakat Ibu Kota, Persija Jakarta harus meninggalkan tempat bersejarah Stadion Lebak Bukus dari homebase-nya pada tahun 2015.

Semua itu bermula dari rencana Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta yang akan mengalihfungsikan pembangunan di lokasi tersebut.

Di lokasi Stadion Lebak Bulus berdiri akan dijadikan depo mega proyek transportasi massal berbasis rel atau Mass Rapid Transit (MRT).

Pada tahun 2015, stadion yang memiliki arti penting bagi sejarah tim Persija Jakarta itu akhirnya rata dengan tanah.

Menyeberang Jalan Hendak Beli Batagor di Pancoran Mas, Kasino Tewas Tertabrak Motor

Setelah tidak lagi bermarkas di Stadion Lebak Bulus, Persija Jakarta harus terusir ke beberapa tempat yakni Stadion Utama Gelora Bung Karno, Stadion Patriot Candrabhaga, Stadion Wibawa Mukti, dan Stadion Sultan Agung Bantul.

Beberapa stadion tersebut terpaksa digunakan tim Macan Kemayoran karena tidak memiliki markas yang tetap.

Digusurnya Stadion Lebak Bulus sangat disayangkan oleh mantan Ketua Umum The Jakmania, Richard Achmad Supriyanto.

Menurut Richard, penggusuran Stadion Lebak Bulus terjadi pada saat kepemimpinannya sebagai Ketua Umum The Jakmania.

BNN Buru Aset Rp 142 Miliar Milik Bandar Sabu Murtala yang Sempat Dikembalikan MA

Stadion berkapasitas 12.500 penonton itu memiliki banyak kisah dan cerita yang tidak terlupakan bagi Richard Achmad.

Momen paling diingatnya saat Persija Jakarta bermain di Stadion Lebak Bulus selalu ditakuti tim manapun lawan yang dihadapi.

Bahkan, pada suatu hari saat menghadapi Persib Bandung, para The Jakmania sangat memadati Stadion Lebak Bulus.

Kala itu, jumlah penonton The Jakmania yang hadir jauh melebihi kapasitas Stadion Lebak Bulus.

Hal tersebut membuat para penonton yang datang sampai meluber ke pinggir lapangan.

Situasi tersebut membuat tim Maung Bandung batal bertanding menghadapi Persija.

"Kalau Lebak Bulus itu jelas banyak ceritanya. Waktu itu pernah penonton sampai ke sentel ban, akhirnya tim Persib yang menjadi lawan ga jadi main," kata Richard Achmad saat live bersama TribunNetwork, Rabu (15/7/2020).

"Kejadian lagi penonton membludak, lawan Persib lagi akhirnya ga jadi main. Kalau kejadian begitu kenangannya banyak sekali," tambahnya.

Menurut Richard, Stadion Lebak Bulus sudah dikenal oleh tim-tim lawan sangat sulit dikalahkan.

Terlebih, saat Persija Jakarta bermain di stadion tersebut selalu mempunyai roh dan energi berbeda.

Hal tersebut ditambah dari dukungan luar biasa yang selalu ditampilkan suporter The Jakmania.

"Kalau menurut semua tim itu, lawan Persija angkernya di Lebak Bulus. Karena roh dan marwahnya luar biasa di stadion itu," ucapnya.

Richard melanjutkan, semua lawan yang menghadapi Persija Jakarta selalu mempunyai motivasi lebih saat bermain di Stadion Lebak Bulus.

"Tim lawan kalau datang ke Lebak Bulus semangatnya pasti dua kali lipat, pengen menang dan kalahkan Persija di kandang sendiri. Keangkerannya luar biasa Lebak Bulus itu," tegasnya.

Setelah Stadion Lebak Bulus tidak ada, Persija Jakarta lebih sering menggunakan Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK).

Di stadion tersebut, aura tim Persija Jakarta sedikit berkurang dibanding sebelum-sebelumnya.

"Karena Lebak Bulus ga ada, sekarang main di GBK lalu dianggapnya jadi main ditempat netral. Klub kalau main di GBK itu sebuah kebanggaan tersendiri karena main di stadion Indonesia istilahnya, beda seperti ketika di Lebak Bulus," jelasnya.

Terlebih, saat bermain di SUGBK tekanannya berkurang dan tidak separah seperti di Stadion Lebak Bulus.

"Tekanan secara langsung kurang karena jaraknya jauh, kalau di Lebak Bulus jangan ditanya karena jaraknya deket antara tribun penonton sama lapangan. Jadi buat pressure ke tim lawan sangat mudah dan itu yang ditakuti," pungkasnya.

Berita Terkini