Laporan Wartawan TribunJakarta.comz Jaisy Rahman Tohir
TRIBUNJAKARTA.COM, TANGERANG SELATAN - Pemerintah Kota (Pemkot) Tangerang Selatan (Tangsel) menerapkan proses belajar online pada tahun ajaran baru 2020.
Di tengah pandemi Covid-19, metode proses belajar online dianggap sebagai solusi.
Siswa tidak perlu datang ke sekolah sehingga tidak ada kerumunan yang berpotensi menjadi klaster penularan virus corona.
Menggunakan apliaksi pesan singkat ataupun panggilan video pada ponsel atau laptop, diharapkan komunikasi antara guru dan siswa berlangsung lancar.
Rencana tidak semulus pelaksanaannya. Masih banyak siswa atau orang tua siswa yang tidak memiliki ponsel atau laptop untuk belajar online.
Ada juga yang memiliki ponsel, namun kesulitan mengakses internet karena keterbatasan ekonomi.
Sebagai gambaran, di SDN Pondok Cabe Ilir 02, Pamulang, Tangsel, ada 300 lebih siswa dari 600-an siswa SDN Pondok Cabe Ilir 02, yang tidak memiliki ponsel.
Pihak sekolah mengatakan akan menyambangi langsung rumah siswanya untuk mengajar.
Namun tidak ada penjelasan lebih lanjut bagaimana mekanismenya untuk menjalankan kunjungan ke rumah siswa yang jumlahnya mencapai 300 lebih itu.
Anggota Komisi II DPRD Tangerang Selatan (Tangsel), Ahmad Syawqi, mengkritisi Pemkot Tangsel yang tidak siap menerapkan metode proses belajar online.
Menurut politikus Gerindra itu, seharusnya fasilitas dan sarana prasarana yang diperlukan untuk kegiatan belajar mengajar (KBM) online lebih dulu dipersiapkan.
"Kan pemerintah harusnya memfasilitasi mengenai kalau misalnya kebijakannya belajar melalui daring, harusnya sarana prasarana itu juga jauh-jauh hari disiapkan sebelum kebijakan itu ditetapkan," ujar Syawqi saat dihubungi TribunJakarta.com, Kamis (16/7/2020).
Syawqi juga mempertanyakan jumlah siswa yang tidak memiliki ponsel untuk belajar daring.
Ia khawatir angkanya besar dan KBM tidak berjalan merata ke semua siswa.
"Kalau mengikuti acuan Kemendikbud ya maka acuannya semua siswa belajar mengajarnya di rumah. Kesiapannya apakah sudah terdata semua para siswa yang tidak memiliki fasilitas gadget atau media daringnya itu," ujarnya.
Syawqi menambahkan, "Setelah itu langkahnya yang dilanjutkan oleh Dikbud, maka sebenarnya memastikan bahwa kegiatan belajar mengajar itu sampai dan sarana prasarananya siap semua."