Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Jaisy Rahman Tohir
TRIBUNJAKARTA.COM, SERPONG - Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dindikbud) Tangerang Selatan (Tangsel), Taryono, mengungkapkan, sebanyak 5% dari seluruh siswa SD dan SMP, negeri maupun swasta yang ada di Tangsel, tidak bisa mengikuti pembelajaran jarak jauh (PJJ) secara online.
Seperti diketahui, selama pandemi Covid-19, siswa terpaksa tidak masuk sekolah dan menjalani PJJ.
Salah satu metode PJJ yang jamak digunakan adalah dengan memanfaatkan teknologi digital atau online.
Sayangnya 5% dari siswa yang ada di Tangsel tidak bisa mengikuti metode online itu.
Taryono tidak menyebutkan jumlahnya, yang jelas angkanya mencapai satuan bilangan ribu.
Presentase 5% didapatnya dari absensi belajar online yang diterapkan sekolah.
"Saya berkeliling ke sekolah-sekolah untuk mendeteksi berapa sih dalam pembelajaran secara online itu yang tidak bisa ikut online. Kira-kira 5%, karena absensi ketidakhadiran ketika online itu sekitar 5%. 5% itu semua dari SD dan SMP, negeri dan swasta," ujar Taryono di Serpong, Jumat (14/8/2020).
Siswa yang berkendala belajar online itu karena tidak punya ponsel ataupun tidak mampu membeli paket internet.
"Mereka ada juga yang tidak punya internet, ada juga yang punya HP tapi dibawa orang tuanya," ujarnya.
• Ini Dia Sosok Dibalik Pembuatan Musik di Istana Boneka Taman Impian Jaya Ancol
• BPPI Terus Dampingi Sektor manufaktur dalam bertransformasi Menuju Industri 4.0
• Ikut TC Timnas U-19 Indonesia, Elkan Baggott Belum Punya Banyak Teman di Indonesia
Taryono menawarkan solusi home visit, atau kunjungan guru ke rumah siswa sebagai alternatif PJJ.
"Makanya saya bilang tidak perlu dipalsakan secara online, itu bisa secara offline dengan panduan pembelajaran atau juga dengan home visit," ujarnya.