TRIBUNJAKARTA.COM - Sebuah video viral di media sosial memperlihatkan Bupati Lebak Iti Octavia Jayabaya ngamuk di rapat paripurna DPRD Lebak pada Senin (7/9/2020).
Dalam video berdurasi 2 menit 48 detik itu, Iti tampak marah-marah dan menunjuk-nunjuk di podium saat akan memberikan sambutan.
Kemarahan Bupati Lebak itu terjadi setelah anggota DPRD Kabupaten Lebak dari Fraksi PPP Musa Weliansyah menuding Pemkab Lebak abai karena tidak memberikan pengawalan terhadap jasad Ketua DRPD Lebak Dindin Nurohmat yang meninggal di Tangerang Selatan.
FOLLOW JUGA:
• ASABRI Buka 14 Posisi Lowongan Kerja untuk D3/S1, Cek Segera Persyaratannya!
Untuk diketahui, Ketua DPRD Lebak Dindin Nurohmat meninggal dunia di sebuah hotel di kawasan Tangerang Selatan pada Minggu (6/9/2020).
Berdasarkan informasi yang dihimpun, Didin Nurohmat disemayamkan di sebuah rumah sakit di Tangerang Selatan sebelum dibawa ke kediamannya di Desa Mekarjaya, Kecamatan Panggarangan, Kabupaten Lebak, untuk dimakamkan.
TONTON JUGA:
Pada saat proses pemulangannya dari Tangerang Selatan ke Lebak, jasad Dindin menggunakan fasilitas ambulans dari pihak rumah sakit. Jarak Tangsel ke Lebak sekitar 108 km.
Dindin merupakan Sekretaris DPC Gerindra yang lahir di Lebak pada 3 Juni 1983.
• Bukan Harta Atau Sikap Romantis, Nia Ramadhani Ungkap Sikap Ardi Bakrie yang Buatnya Jatuh Terpesona
Pada Pemilu 2019, Dindin terpilih sebagai wakil rakyat dari dapil Lebak 4.
Atas kejadian tersebut, Musa Weliansyah mengkritik sebelum paripurnai mulai.
FOLLOW JUGA:
Ia menduga, Pemkab Lebak tak memberikan fasilitas ambulans untuk pemulangan jasad Didin.
Kritik itu disampaikan Musa di media lokal.
Hingga kemudian, Bupati Lebak Iti ngamuk atas pernyataan Musa tersebut.
• KABAR BAHAGIA: Termasuk Subsidi Gaji 600 Ribu, Berikut Daftar BLT yang Masih Cair Tahun Depan
Iti dengan nada meninggi menilai Pemkab Lebak bukan tidak memfasilitasi kepulangan jasad Dindin.
Meski demikian, lanjut Ita, Dindin meninggal di Tangsel bukan dalam rangka kunjungan kerja.
SIMAK VIDEONYA:
“Pak Musa jangan anggap saya remeh dan anggap saya lemah, saya tahu Pak Musa selalu mendiskreditkan saya. Saya tahu, karena Pak Musa ingin mencari panggung dari persoalan ini, saya catat Pak Musa."
“Tapi masalah itu jangan dijadikan persoalan oleh kita lalu dianggap bahwa kami tidak menghargai posisi beliau, kami sangat menghargai, tolong camkan itu,” tegas Iti.
• Cerita Pasien Covid-19 Tiga Kali Gagal Menikah Karena Pandemi, Sudah Dua Kali Sebar Undangan
Iti menyatakan, saat itu, dia bersama Kapolres dan juga Dandim bahkan sudah hendak menyambut jasad Dindin di rumah duka.
Kendati demikian, karena tidak ada kepastian kapan datangnya, bahkan pihak keluarga Dindin tak tahu kapan ketibaan, maka rombongan penyambut kemudian membubarkan diri.
Detik-detik Ketua DPRD Lebak Meninggal Saat Menginap di Hotel
Ketua DPRD Kabupaten Lebak, Dindin Nurohmat, meninggal dunia di hotel kawasan Jalan Raya Serpong, Pakulonan, Serpong Utara, Tangerang Selatan (Tangsel), Banten, Minggu (6/9/2020).
Kapolres Tangsel, AKBP Iman Setiawan, pun mengungkapkan, kronologi meninggalnya Dindin.
Dindin check in di hotel sekira pukul 22.00 WIB, Sabtu (5/9/2020), bersama seorang wanita yang diketahui berinisal L.
Empat jam kemudian, sekira pukul 02.00 WIB dini hari, Dindin mengeluhkan sakit di bagian dada.
"Jadi kronologisnya saat almarhum bersama rekannya menginap di sana di hotel pada jam 10 malam masuk, jam 02.00 WIB malam mengeluh, karena dadanya," ujar Kapolres kdi Mapolres Tangsel, Jalan Raya Promoter, Serpong, Senin (7/9/2020).
Dua jam kemudian, sekira pukul 04.00 WIB, rekan wanita Dindin menghubungi petugas hotel dan bantuan medis datang.
"Kemudian rekannya menghubungi petugas front office dan dihubungi rumah sakit, kurang lebih jam 04.00 WIB subuh ada bantuan medis yang melakukan pemeriksaan di sana. Setelah itu korban dinyatakan meninggal dunia," ujanya.
Iman mengatakan, Dindin memiliki riwayat penyakit, walaupun belum diungkapkan apa penyakit yang dimaksud.
"Menurut keterangan, korban punya riwayat medis," ujarnya.
Setelah dinyatakan meninggal, Dindin dibawa ke rumah sakit sebelum dibawa ke rumah duka, walaupun tidak diotopsi.
Iman mengatakan, di kamar hotel tersebut ditemukan resep obat.
"Secara spesifik saya harus cek lagi (jenis obatnya). Yang jelas berdasarkan keterangan saksi ada keluhan dada dan juga kita sempat konfrontir bahwa ada riwayat sakit," ujarnya.
Penyebab kematian masih didalami aparat kepolisian. Sejumlah saksi sedang diperiksa.
"Penyebab kematian nanti kita simpulkan setelah semua saksi kita periksa lengkap," ujarnya.
Kamar promo
Seorang petugas Hotel tersebut mengungkapkan, Dindin menyewa kamar jenis deluxe seharga Rp500 ribu.
Namun karena sedang promo, Dindin hanya perlu membayar Rp 350 ribu per malam.
"Dia deluxe, dia pesannya satu bed besar," ujar petugas Hotel tersebut, Senin (7/9/2020).
Petugas tersebut mengatakan, baru sekali melihat Dindin menginap di hotel tersebut.
Meskipun sang petugas belum genap setahun bekerja di hotel yang dekat dengan Bundaran Alam Sutera itu.
Dindin menginap bersama seorang wanita di kamar 352.
Sampai saat ini kamar tersebut masih digaris polisi.
"Masih digaris polisi, kamar 352, yang deluxe. Saya kurang tahu, tapi memang sama perempuan, teman perempuannya," ujarnya. (*)