Sebut Anak Jokowi, Menpan RB Katakan Tidak Ada Memo Titipan saat Seleksi CPNS Karena Transparan

Editor: Suharno
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Menpan RB Tjahjo Kumolo saat melayat ke rumah duka Kepala PPATK Kiagus Ahmad Badaruddin di Tebet, Jakarta Selatan, Sabtu (14/3/2020).

TRIBUNJAKARTA.COM - Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PANRB) Tjahjo Kumolo menjelaskan, empat oknum yang mencatut namanya dengan iming-iming akan dijadikan sebagai pegawai negeri sipil (PNS) sedang diusut oleh Polda Metro Jaya.

Keempat nama tersebut antara lain M. Sobirun, Pujiani Wahyuni, Rara Amiati dan Eni Suheni.

Tjahjo kembali mengingatkan kepada masyarakat, apabila ada oknum mengatasnamakan dirinya, segera melapor ke Kepolisian.

Pasalnya, seleksi CPNS sekarang ini sudah menggunakan sistem computer assisted test (CAT) yang diyakini tidak dapat disalahgunakan.

Presiden Jokowi Ajukan Perpanjangan BLT pada RAPBN 2021, Apakah Termasuk BLT Subsidi Gaji Karyawan?

"Sekarang Kementerian PANRB dan BKN sudah umumkan kalau ada calo mendekati CPNS orang tuanya, langsung lapor polisi atau lapor ke PANRB. Dengan sistem CAT tidak memungkinkan lagi ada bermain. Semua terbuka transparan," katanya kepada Kompas.com, Jumat (18/9/2020).

Sekilas, Tjahjo mengingatkan kembali saat putri Presiden Joko Widodo ( Jokowi), Kahiyang Ayu tak lolos seleksi CPNS pada beberapa waktu silam.

Menurutnya, itu sebagai gambaran bahwa seleksi CPNS transparan.

"Coba ingat, putri Bapak Jokowi saja tes CPNS di Solo juga gagal, tidak jadi PNS," ujarnya.

Anies Baswedan Berlakukan PSBB, Bagaimana Pelaksanaan Tes SKB CPNS Pemprov DKI Jakarta?

Dia kembali menegaskan, modus pelaku menggunakan catatan berupa memo mencatut nama dirinya dipastikan tidak akan berhasil.

Meski, calo tersebut diakui Tjahjo pernah menyambangi kediamannya. Namun dirinya menolak untuk menemui si calo tersebut.

"Tidak memungkinkan model memo-memo, semua transparan. Pakai calo pasti gagal. Sumiati (oknum calo CPNS) pernah ke rumah saya bawa calon CPNS, info ajudan saya. Karena saya tidak kenal ya tidak saya terima," katanya.

Seperti diketahui, penipuan berdalih pengangkatan CPNS kembali terjadi.

Sebanyak 55 korban telah menjadi korban penipuan dan telah mentransfer uang sebesar Rp 3,8 miliar kepada oknum yang mengatasnamakan Menteri PANRB Tjahjo Kumolo.

Keempat oknum tersebut pun kini sedang dalam penyelidikan Kepolisian.

Menpan RB Sebut Selalu Ada Calo CPNS

Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Menpan RB) Tjahjo Kumolo mengatakan, calo selalu ada setiap rekrutmen calon pegawai negeri sipil (CPNS) dibuka.

"Info (dari) Kepala BKN, tiap tahun selalu ada calo CPNS," ujarnya kepada Kompas.com, Jumat (18/9/2020).

Dia mencontohkan, calo CPNS yang beraksi di Kudus, Jawa Tengah.

Saat ini kata Tjahjo, calo CPNS tersebut sudah diciduk pihak kepolisian.

Selain itu ada juga kasus di Ngawi, Jawa Timur.

Tjahjo mengatakan, calo CPNS bahkan kerap mengaku sebagai asisten pribadi Menpan RB.

Ia menyebut pelakunya lebih dari satu orang.

Bahkan salah satu orang yang membantu calo tersebut mengaku sebagai anggota Kepolisian.

Saat ini, lanjut Tjahjo, pelaku telah divonis oleh Hakim Pengadilan Negeri dengan hukuman 1-2 tahun penjara.

Dihubungi terpisah, Kepala Biro Humas dan Kerja Sama Badan Kepegawaian Negara (BKN) Paryono tidak menampik masih adanya calo CPNS.

"Kemungkinan ada (calo CPNS), karena memang banyak oknum yang menjanjikan kepada masyarakat. Padahal dengan adanya metode CAT (computer assisted test) dalam seleksi ini akan susah sekali orang yang bisa menjamin untuk bisa memasukkan seseorang menjadi CPNS," ujarnya.

BKN mengaku kerap memberikan edukasi kepada masyarakat agar jangan percaya kepada para calo CPNS.

Ia memastikan para calo CPNS tersebut bukanlah pegawai BKN.

Berita Terkini