TRIBUNJAKARTA.COM, MALANG - Lantaran terlalu berisik sambil bugil di tengah kebun kopi bakda Magrib, berlalu 5 hari mayat Kakek Juwarto ditemukan di sungai desa.
Kondisi tubuhnya mengenaskan karena luka akibat senjata tumpul dan tajam.
Korban tercatat sebagai warga Desa Kepatihan, Kecamatan Tirtoyudo, Kabupaten Malang, Jawa Timur.
Berdasarkan penglihatan mata telanjang, polisi menemukan luka di tubuh korban.
Luka tersebut tersebar di antaranya di kepala dan siku.
Baca juga: Sempat Tulis Ungkapan Sayang ke Nenek, Pemuda di Riau Buat Bibinya Kaget saat Mengintip ke Kamar
"Baru ditemukan 5 hari dari waktu kematiannya," ucap Kapolres Malang AKBP Hendri Umar, Rabu (21/10/2020).
Ia memperkirakan kematian korban pada 11 Oktober 2020.
Polisi menduga korban tewas dibunuh.
Ini diperkuat berdasarkan hasil autopsi petugas medis Rumah Sakit Saiful Anwar.
"Kematian korban ini adalah kematian yang tidak wajar."
"Sehingga disimpulkan merupakan kasus pembunuhan," jelas Hendri.
Mulailah anggota Reskrim Polres Malang menyelidiki kematian Kakek Juwarto.
Tubuhnya ditemukan dalam kondisi bugil di sungai Desa Kepatihan.
Baca juga: Bahas Tipe Pria yang Buat Terangsang, Nikita Mirzani Ogah dengan Orang Indonesia: Gak Ngimbangin Gue
Semua itu bermula pada 11 Oktober 2020, di mana Kakek Juwarto bersama SMR (26) menuju kebun kopi.
Sedangkan MSL (60), lebih dulu sampai. Jam menunjukkan pukul 18.00 WIB.
Mereka diam-diam sudah merencanakan untuk menebang pohon kopi secara ilegal di lahan milik warga desa.
Alasannya, ketiga orang ini tidak suka terhadap pemerintahan Desa Kepatihan.
Di tengah MSL dan SMR menebang pohon kopi, Kakek Juwarto berisik.
Mulutnya tak bisa diam dan terus berbicara.
Berbeda dengan dua temannya, saat menebang pohon kopi Kakek Juwarto memilih bugil.
Memang, sudah kebiasaan Kakek Juwarto selagi menebang selalu tanpa pakaian alias bugil.
"Korban memiliki kebiasaan saat menebang pohon kopi dengan melepaskan pakaian atau bugil," terang Hendri.
Ucapan korban dan tindakannya bugil di tengah kebun kopi membuat MSL dan SMR jengah.
Baca juga: Ada Truk Trailer Nyaris Terguling, Jalan Lodan Raya Macet
Hingga emosi mereka memuncak.
Sebatang pohon kopi diambil oleh salah satu pelaku dan memukulkannya ke tengkuk Kakek Juwarto.
"Korban jatuh tak sadarkan diri. Mayat korban lalu diseret dan dibuang ke sungai yang jaraknya 20 meter dari TKP," beber Hendri.
Keesokannya, salah satu pelaku kembali mendatang sungai untuk memastikan korban telah benar-benar tewas.
Kedua pelaku MSL dan SMR kemudian menghampiri salah satu saksi guna membuat alibi.
"Tindakan itu mengelabuhi pertanyaan dari pihak keamanan, karena keduanya terakhir bersama korban" papar Hendri.
Motif pelaku membunuh Kakek Juwarto sebenarnya sepele.
"Ada rasa tidak suka karena korban terkenal banyak bicara dan cukup vokal," imbuh Hendri.
Dalam kasus ini, polisi tak butuh waktu lama menangkap SMR dan MSL.
"Setelah proses penyelidikan dan penyidikan selama 2 hari, akhirnya ditemukan pelaku pembunuhan,"ungkap Hendri.
Baca juga: Istri Mengintai, Suami Pakai Tangan Kosong Bawa Kabur Rp 20 Juta di Jok Motor
Polisi turut mengamankan barang bukti 2 buah gergaji sepanjang 52 sentimeter dan 42 sentimeter.
Selain 1 buah ponsel warna hitam merk Nokia dan 1 buah batang kayu kopi sepanjang 60 sentimeter dan diameter 10 sentimeter.
Satu unit sepeda motor matic Honda Vario warna hitam juga turut diamankan sebagai barang bukti.
Kedua pelaku dijerat dengan Pasal 340 KUHP atau Pasal 338 KUHP atau Pasal 351 ayat (3) KUHP.
Dengan ancaman hukuman mati atau penjara seumur hidup atau penjara 20 tahun.
Artikel ini telah tayang di Surya Malang dengan judul: Tebang Pohon Kopi Sambil Telanjang Lalu Ghibah, Kakek di Malang Tewas Mengenaskan