TRBUNJAKARTA.COM - Sosok Judy Prajitno Putra menceritakan pengalamannya membangun akuarium terpanjang di dunia. Rupanya dalam pekerjaanya itu ada peran Eks Menteri KKP Susi Pudjiastuti.
Hal ini diungkapkan Judy Prajitno ketika berbincang dengan Helmy Yahya dalam vlognya dilansir TribunJakarta pada Selasa (12/11).
Judy Prajitno mengaku, baru saja menyelesaikan pembangunan akuarium terpanjang di dunia, sekitar 47 meter.
Akuarium itu dibangun di kawasan Pangandaran, Jawa Barat.
TONTON JUGA:
"47 meter terpanjang di dunia," ucap Judy.
"Dia bangun akuarium terpanjang di Pangandaran, ini keren. Kita bakal punya satu atraksi yang mungkin lebih hebat," jelas Helmy Yahya.
"Mudah-mudahan akan terjadi seperti itu," aku Judy.
Baca juga: Kado Ultah dari Nia Ramadhani Dikembalikan Mertua, Istri Ardi Bakrie Terheran Penyebabnya Ini
Lebih lanjut, Judy mengungkap spesifikasi dari akuarium terpanjang di dunia itu.
"Ketinggiannya 3 meter, kedalamannya kurang lebih 3-5 meter. Jadi berbentuk seperti ular," imbuh Judy Prajitno.
FOLLOW JUGA:
Judy menjelaskan, pembangunan akuarium terpanjang di dunia ini merupakan proyek dari Kementerian Kelautan dan Perikanan ketika Susi Pudjiastuti masih menjabat.
"Ini proyeknya Ibu Susi terus dilanjutkan sama Pak Edhy Prabowo," beber Judy Prajitno.
Judy menyatakan, Kementerian KKP membangun gedung riset di Pangandaran namun agak berisiko karena sempat bencana tsunami.
Baca juga: Fadli Zon Digosipkan Bakal Gantikan Edhy Prabowo, Rocky Gerung Beberkan Pengamatannya
"Kita memakai air 2 ribu ton untuk lantai dua. Air itu untuk dua akuarium, yang pertama akuarium panjangnya 30 meter. Kemungkinan besar nanti ada ikan paus dan hiu, ikan besar," terang Judy Prajitno.
Judy menyatakan, untuk akuarium 47 meter itu menggunakan fresh water.
"Di Portugal itu akuarium terpanjang 40 meter, kita nanti punya 47 meter dan lebih tinggi juga. Kurang lebih ada 700 ton air di dalamnya Fresh water itu menggunakan tanaman air," jelas Judy Prajitno.
Judy menyatakan, Indonesia tak cuma dikelilingi lautan namun sungai juga untuk kehidupan ikan dan air.
Baca juga: Gelagat Edhy Prabowo akan Diciduk KPK Sudah Terbaca, Begini Tanggapan Tegas Rocky Gerung
"Seharusnya kita sudah bisa mengembangbiakkan ikan air tawar. Kita punya ikan paling mewah di dunia," imbuh Judy.
Adapun nantinya di lantai 1 akan disi ikan laut dengan akuarium silinder.
FOLLOW JUGA:
"Kemungkinan ikan laut di lantai 1," kata Judy Prajitno.
Dengan pembangunan tersebut, Helmy Yahya lantas memuji kekayaan alam Indonesia.
"Betapa hebatnya Indonesia," aku Helmy Yahya.
SIMAK VIDEONYA:
Progeress Pembangunan Sempat Dipertanyakan
Ketua Komisi IV DPR RI Sudin mempertanyakan kepada Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo perihal progres pembangunan Morotai Integrated Aquarium and Marine Research Institute (MIAMARI) dan Pangandaran Integrated Aquarium and Marine Research Institute (PIAMARI).
Pasalnya, hingga bergantinye menteri, tidak ada progresnya. Bahkan konon hal tersebut juga menjadi temuan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) RI.
“Pembangunan MIAMARI dan PIAMARI nampaknya sampai hari ini tidak ada progresnya. Bahkan PIAMARI yang di Pangandaran, gedungnya dibangun tapi akuariumnya tidak dipasang. Apa perencanaannya yang asal-asalan, tendernya bermasalah, atau dikerjakan dengan yang tidak profesional. Dan setahu saya sudah ada temuan BPK,” ujar Sudin saat rapat kerja Komisi IV DPR RI dengan Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo di ruang rapat Komisi IV DPR RI, Senayan, Jakarta, Senin (6/7/2020).
Politisi Fraksi PDI Perjuangan ini juga mempertanyakan efektifitas dan manfaat dari MIAMARI dan PIAMARI. Sebagaimana diketahui, kedua program tersebut digagas Menteri Kelautan dan Perikanan terdahulu, yakni Susi Pudjiastuti.
“Pak Menteri semangatnya bagus, tapi siapa yang mau sana? Akuarium itu kan tempatnya untuk belajar. Sekarang siapa yang mau ke Pangandaran. Siapa yang mau ke Morotai? Berapa ongkosnya kesana, jutaan. Apa mungkin anak sekolah belajar tentang itu ke Morotai. Karena sebagaimana diketahui penduduk Indonesia lebih banyak berada di Pulau jawa,” ungkap Sudin.
Menanggapi hal itu, Menteri Kelautan dan Perikanan (KP) Edhy Prabowo menjelaskan, terkait temuan BPK tentang program tersebut, ia meyakini hal itu sedang dalam proses perbaikan.
Termasuk kekurangan pekerjaan pembangunan dengan mitra kerjanya sebesar Rp 301 juta, serta pembangunan akuarium sebesar Rp 1,89 miliar, sedangkan MIAMARI sekitar Rp 1 miliar.
Menteri KP mengatakan bahwa kedua wilayah tersebut merupakan perlintasan atau ruwayah ikan, dan berada di dua lempeng.
Namun tidak bermaksud melempar tanggung jawab, Edhy mengaku bahwa semua perencanaan dan pelaksanaan program tersebut ada sebelum pihaknya menjabat sebagai Menteri Kelautan dan Perikanan.
Meski demikian ia akan berusaha mengoptimalkan apa yang sudah berjalan, agar semuanya berjalan sesuai rencana.
Sebagaimana diketahui Kementerian Kelautan dan Perikanan di masa kepemimpinan Menteri Susi Pudjiastuti merencanakan dua pusat riset kelautan yang bertempat di Pangandaran (PIAMARI) dan Morotai (MIAMARI) tersebut guna mendorong akademisi melakukan riset.
Saat itu ditargetkan program tersebut akan rampung pada tahun 2018 lalu. Namun hingga berganti kepemimpinan kedua program tersebut belum juga selesai pengerjaannya.
Tidak berlebihan jika kemudian dalam salah satu poin kesimpulan raker hari itu, Komisi IV DPR RI meminta Kementerian Kelautan dan Perikanan untuk menyelesaikan semua program dan kegiatan yang belum selesai pelaksanaannya di tahun-tahun sebelumnya, seperti MIAMARI di Morotai, PIAMARI di Pangandaran, serta pengadaan bantuan kapal dan alat penangkapan ikan (API).
Apabila pelaksanaan program dan kegiatan tersebut selesai, agar laporannya dapat disampaikan kepada Komisi IV DPR RI.