Info Kesehatan

Mengatasi Hipertensi Dengan Denervasi Ginjal, Simak Penjelasan Dokter

Penulis: Pebby Ade Liana
Editor: Erik Sinaga
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi Stroke

Laporan wartawan TribunJakarta.com, Pebby Adhe Liana

TRIBUNJAKARTA.COM, JAKARTA - Penyakit hipertensi atau tekanan darah tinggi menjadi salah satu penyakit yang cukup banyak dialami.

Jika tidak segera ditangani, hipertensi yang tak terkendali bisa mengakibatkan peningkatan resiko penyakit jantung, stroke juga ginjal. 

Menurut data WHO, diperkirakan 1,13 miliar populasi menderita hipertensi.

Data 2015 menunjukkan 1 dari 4 pria dan 1 dari 5 wanita, menderita hipertensi. Kurang dari 1 penderita berhasil mengendalikan hipertensi.

Dokter spesialis jantung dan pembuluh darah Faris Basalamah mengatakan, pada umumnya tekanan darah tinggi dapat diatasi dengan perubahan pola makan atau konsumsi obat-obatan penurun tekanan darah.

Akan tetapi, sayangnya banyak pasien berhenti minum obat setelah satu tahun.

Sehingga perubahan gaya hidup dan 

pengobatan tidak cukup mengendalikan kondisi mereka.

Kalau sudah begini, harus bagaimana?

Di Heartology Cardiovascular Center, salah satu prosedur yang kini sudah tersedia adalah dengan metode invasif non bedah menggunakan gelombang radio yang dapat menghancurkan saraf-saraf yang terlalu aktif di sekitar ginjal untuk membantu meredakan tekanan darah tinggi alias hipertensi.

"Prosedur invasif minimal ini disebut dengan denervasi ginjal," kata Faris Basalamah, dalam webinar yang diadakan Heartology Cardiovascular Center, Kamis (8/4/2021).

Dalam tindakannya, prosedur invasif minimal yang disebut dengan denervasi ginjal berbasis kateter (catheter-based renal denervation) ini, menggunakan probe atau semacam kawat yang dimasukkan lewat arteri femoralis, yaitu arteri besar pada paha.

Probe tersebut nantinya dapat mengeluarkan 'tembakan' gelombang radio intens untuk menghancurkan saraf-saraf di sekitar ginjal yang bertingkah terlalu aktif pada pasien hipertensi, terutama yang tidak mempan dengan beberapa obat penurun tekanan darah.

Selain itu dijelaskannya bahwa prosedur denervasi ginjal ini juga membantu pasien hipertensi yang mempunyai efek samping dengan obat konvensional, dan pasien yang kesulitan mengkonsumsi obat hipertensi secara patuh dalam jangka panjang. 

"Jadi waktu pengerjaannya kurang lebih sekitar 1 jam. Kemudian persiapannya gak banyak. Paling puasa sekitar 4 jam, karena ini biusnya bius lokal, kadang kita berikan kare  ada rasa panas juga dipinggang. Kita berikan sedikit supaya pasien agak ngantuk, tapi bukan bius umum seperti operasi bedah yang seperti disayat tubuhnya," tuturnya.

Baca juga: Kebakaran Dahsyat di Pasar Kambing Tanah Abang, Masyarakat Gotong Royong Padamkan Api: Astagfirullah

Baca juga: Kabar Baik, BUMN Nindya Karya Buka Lowongan Kerja, Cek Informasinya Disini

Baca juga: ASN Bakal Kena Sanksi Bila Nekat Mudik Saat Lebaran 2021, Berikut Aturannya

Prosedur ini, diklaim aman untuk ginjal, dan tidak diperlukan implan ke ginjal atau arteri di dekat ginjal.

Beberapa keunggulan lainnya, adalah prosedur tindakan yang berlangsung selama sekitar satu jam saja, sehingga pasien hanya perlu menginap 1-2 hari

di rumah sakit, dan membantu menurunkan resiko kerusakan lebih lanjut pada jantung, ginjal dan pembuluh darah.

Berita Terkini