Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Dionisius Arya Bima Suci
TRIBUNJAKARTA.COM, GAMBIR - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan bereaksi soal kemacetan panjang yang terjadi di sejumlah ruas jalan ibu kota pagi ini.
Adapun kemacetan itu terjadi imbas penyekatan yang dilakukan selama Pelaksanaan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat hingga 20 Juli 2021 mendatang.
Orang nomor satu di DKI Jakarta mengakui, masih ada perusahaan yang belum mengikuti ketentuan yang dibuat pemerintah.
Padahal, hanya sektor esensial dan kritikal yang boleh bekerja di kantor atau work from office (WFO).
Sedangkan, perkantoran di sektor non-esensial wajib menerapkan 100 persen bekerja dari rumah atau work from home (WFH).
“Pemerintah telah menetapkan hanya sektor esensial dan sektor kritikal yang bisa berkiagatan di masa PPKM Darurat,” ucapnya, Senin (5/7/2021).
Untuk itu, Anies Baswedan memperingatkan perusahaan non-esensial yang masih ngotot mempekerjakan karyawannya untuk segera menerapkan kebijakan 100 persen WFH.
“Kasihan para karyawan kalau pimpinan perusahaannya terus melaksanakan mereka harus masuk, padahal bukan sektor esensial,” ujarnya di Balai Kota Jakarta.
Bila masih ada perusahaan yang membandel, Anies Baswedan meminta masyarakat atau karyawan segera melapor ke Pemprov DKI melalui aplikasi Jakarta Kini (JAKI).
Mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan ini pun menjamin bakal merahasiakan identitas dari pelapor.
“Bagi karyawan yang bekerja di sektor non esensial dan perusahaannya memaksa untuk bekerja, laporkan lewat JAKI,” kata dia.
“Anda laporkan di situ, biar nanti tim kami bertindak,” sambungnya.
Sanksi pun bakal diberikan kepada perusahaan yang masih nekat melanggar ketentuan 100 persen WFH, padahal bukan termasuk sektor esensial.
“Ini bukan membatasi untuk mengosongkan kota Jakarta, untuk membuat lalu lintas menjadi lengang. Ini untuk menyelamatkan,” tuturnya.
“Ini gerakan penyelamatan warga. Jadi, mari kita ikut menjadi bagian dari penyelamatan,” tambahnya.
Baca juga: Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta Syafrin Liputo Terpapar Covid-19
Baca juga: Warga Terpaksa Jalan Kaki Lewati Posko PPKM Darurat di Pasar Rebo, Imbas Angkot Dilarang Melintas
Baca juga: Foto Jalan Salemba-Kramat Raya Macet Total Imbas Penyekatan PPKM Darurat
Pekerja menunggu berjam-jam
Arus lalu lintas di pos penyekatan Lampiri, Duren Sawit, Jakarta Timur macet total, sejumlah pengendara yang hendak bekerja harus menunggu berjam-jam untuk melintas.
Petugas gabungan masih terus melakukan penjagaan di hari ketiga penerapan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat.
Tak terkecuali dios penyekatan Lampiri, Jalan Kalimalang.
Ratusan pengendara yang hendak melintas membuat suasana di sekitar lokasi mecet total.
Mereka yang tak memiliki kepentingan diputar balikkan oleh petugas, sementara yang hendak bekerja rela menunggu berjam-jam untuk bisa melintas.
Agung, satu diantara pengendara mengatakan ia telah terjebak kemacetan sedari melintas di pos penyekatan Sumber Arta.
Ia yang bekerja di perusahaan yang bergerak di bidang konstruksi memang tak mendapatkan work from home (WFH) dan harus masuk kerja.
"Saya kerja di konstruksi. Kebetulan saya proyeknya di Serpong, ke Jakarta cuma melintas doang, kan konstruksi nggak masalah kan. Tapi ini malahan enggak bisa masuk. Setahu saya konstruksi kan bisa kerja ya. Saya lihat situasi dulu," katanya di lokasi, Senin (5/7/2021).
Agung menjelaskan untuk di pos penyekatan Lampiri saja ia telah menunggu selama satu jam lamanya.
Namun, ia enggan untuk memutar balik lantaran harus masuk kerja di awal pekan ini.
"Harapannya tetap diizinkan masuk. Ini panjang banget dari sumber arta. Ada sejam-an dari sana," lanjutnya.
Deri, pengendara lainnya pun demikian. Ia yang bekerja di Tangerang memang biasa melintas di Jalan Kalimalang.
Kediamannya yang berada di Pekayon, Bekasi memaksanya untuk melintas di pos penyekatan Lampiri.
"Saya dari pukul 07.30 WIB rumah di pekayon tujuan ke Tangerang. Ini saya izin sama bos saya ya. Saya nunggu dulu kemungkinan untuk bisa lewat," tandasnya.