Sisi Lain Metropolitan

Kisah Petani Asal Cirebon Jadi Tukang Bendera Musiman di Jakarta, Mengadu Nasib Demi Anak Istri

Penulis: Gerald Leonardo Agustino
Editor: Muhammad Zulfikar
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Sukron (40), petani asal Cirebon yang menjadi tukang bendera musiman di Jakarta, saat ditemui di wilayah Penjaringan, Jakarta Utara, Kamis (5/8/2021).

Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Gerald Leonardo Agustino

TRIBUNJAKARTA.COM, PENJARINGAN - Banyaknya tukang bendera musiman yang berseliweran di jalanan Ibu Kota belakangan ini menandakan peringatan HUT Kemerdekaan RI sudah dekat.

Menggunakan gerobak kayu, para penjual bendera musiman ini mulai berkeliling menerjang terik dan debu, memasuki permukiman sambil menawarkan Merah Putih yang menjadi identitas bangsa.

Dari sekian banyak yang sudah mulai berseliweran, salah satunya ialah Sukron (40).

Siang ini, sekitar pukul 13.00 WIB, saat sedang melintas di Jalan Rawa Bebek Selatan, Sukron dipanggil salah seorang warga setempat.

Seorang pria paruh baya berbaju kaos dan bercelana pendek keluar dari rumahnya, melihat-lihat barang dagangan Sukron yang terdiri dari tiang-tiang bambu dan bendera Merah Putih berbagai ukuran.

Dalam hitungan menit, pria itu mulai menambatkan pilihannya.

Ia membeli tiang bambu yang langsung diikatkan bendera Merah Putih berukuran 1,2 meter.

"Ini harusnya Rp 70 ribu, tapi orangnya nawar Rp 60 ribu kita kasih," kata Sukron sembari menerima uang tunai dari pelanggan pertamanya di hari ini, Kamis (5/8/2021).

Gerobak Sukron berisi bendera Merah Putih berbagai ukuran dengan kisaran harga Rp 5 ribu-Rp 250 ribu.

100 bambu yang telah dicat warna merah-putih juga membuat gerobaknya makin semarak.

Sukron sudah berkeliling sejak pagi tadi.

Dia tak mau berhenti mencari pelanggan jika waktu berkelilingnya belum sampai 12 jam.

"Setiap hari saya berangkat dari jam 7 pagi, pulangnya jam 7 malam. Dagangan seringnya nggak habis, tapi mau gimana, namanya juga orang usaha," ucap Sukron. 

Sukron ternyata bukan warga asli DKI Jakarta.

Saat mengobrol lebih dalam, Sukron mengaku berasal dari Cirebon, Jawa Barat.

Tiga tahun terakhir, di momen menjelang HUT Kemerdekaan RI, Sukron selalu merantau ke Ibu Kota untuk mengadu nasib sebagai penjual bendera musiman.

Sukron bersama sembilan saudara satu kampungnya hanya menghabiskan waktu dua pekan sampai sebulan di Jakarta untuk menjalani pekerjaan ini.

"Kalo saya jualan udah lima hari sama hari ini. Jualannya musiman aja, kalau udah selesai pulang ke Cirebon," ucap dia.

Selama di Jakarta, Sukron dan rekan-rekannya mengontrak di kawasan Teluk Gong, Kelurahan Pejagalan, Penjaringan, Jakarta Utara.

Baca juga: BPK Temukan Pemborosan Anggaran Pemprov DKI Sebesar Rp1,19 M untuk Beli Alat Rapid Test Covid-19

Baca juga: Isak Tangis Iringi Pelepasan Jenazah Lurah Pondok Bambu di Kantor Wali Kota Jakarta Timur

Baca juga: Viral ODGJ Ngamuk di Minimarket Pamulang, Setelah Diamankan Polisi Diajak Berkelahi

Jalur berangkatnya menyasar permukiman warga mulai dari Teluk Gong, menuju ke Tanah Pasir, melintas di Jembatan Lima, melewati Rawa Bebek, mengarah ke Angke, lanjut ke Jelambar, hingga akhirnya pulang kembali ke Teluk Gong.

Semua itu dilakoni Sukron demi menghidup istri dan dua anaknya di kampung halaman.

Pasalnya, jika tidak dalam momen HUT Kemerdekaan RI, Sukron mencari nafkah sebagai seorang petani di Cirebon.

Ia sengaja menjalani pekerjaan sebagai penjual bendera musiman supaya pemasukannya bertambah, meski tak jarang di tengah peraduan, Sukron hanya bisa mengais puluhan ribu.

Tapi, ada saja hari-hari di mana dewi fortuna berpihak pada Sukron.

Seperti misalnya dua hari lalu, di mana ada seorang ketua RT di wilayah Teluk Gong yang memborong dagangannya.

"Ada yang borong dua hari lalu, bambu 20, umbul-umbul 20. Harganya dikasih sepasang 50 ribu, total Rp 1 juta," kata Sukron.

Sukron pun berharap hari-harinya ke depan selama di Ibu Kota akan bernasib baik.

Ia berharap warga yang sering melihatnya berkeliling mulai membeli bendera Merah Putih dalam rangka menyongsong HUT ke-76 Kemerdekaan RI yang jatuh pada Selasa (17/8/2021) mendatang.

Kemudian, pada akhirnya Sukron akan kembali ke Cirebon membawa rezeki bagi anak istri.

"Saya kurang tahu arti Kemerdekaan. Tapi yang penting bisa bawa uang ke kampung buat anak istri," tutup Sukron sambil terkekeh.

Berita Terkini