TRIBUNJAKARTA.COM - Melihat warga memanen petai di hutan kaki Gunung Sanggabuana, Karawang, Jawa Barat, Dedi Mulyadi langsung memborongnya.
Namun bukan tanpa alasan Kang Dedi memborong petai yang baru dipetik dari pohonnya itu.
Kang Dedi meminta petai itu diletakan lagi di sekitar pohonnya seusai memberikan uang kepada warga yang memanen itu.
Susuri Gunung Sanggabuana
Bersama rombongan, Kang Dedi menelusuri Gunung Sanggabuana.
Baca juga: Lagi Motoran di Kaki Gunung, Kang Dedi Spontan Jatuhkan Diri Saat Lihat Alat Berat Belah Bukit
Kedatangan anggota DPR RI ke Gunung Sanggabuana itu untuk melihat ekosistem yang ada di area itu.
Saat awal perjalanan menuju puncak Gunung Sanggabuana, Kang Dedi sempat dikejutkan dengan adanya pengerahan alat berat dari sebuah proyek yang belum berizin.
Setelah meminta proyek itu dihentikan sementara sampai izinnya keluar, Kang Dedi meneruskan perjalanan menuju hutan di kaki Gunung Sanggabuana.
Di sana, Kang Dedi melihat sejumlah satwa liar yang masih mendiami area itu.
Salah satunya elang jawa yang terlihat terbang indah diantara belantaranya hutan di Gunung Sanggabuana.
Untuk merekam satwa yang ada di Gunung Sanggabuana, Kang Dedi juga telah membeli kamera trap untuk kemudian memasangnya di beberapa titik area hutan.
Selain elang jawa, monyet, lutung hingga macan tutul disebut sebagai salah satu penghuni hutan di Gunung Sanggabuana.
Lihat Sepeda Motor
Usai berjalan kaki cukup menelusuri hutan itu, Kang Dedi melihat ada dua sepeda motor terparkir tanpa diketahui pemiliknya.
Baca juga: Dipepet Kang Dedi Saat Berkendara, Mama Muda Tolak Rp 2 Juta untuk Lakukan Ini: Uang Bisa Dicari
"Wah ada ojol di sini," ujar mantan Bupati Purwakarta sembari tertawa seperti yang TribunJakarta.com dari Youtube Kang Dedi Mulyadi Channel, Rabu (1/9/2021).
Setelah berjalan beberapa meter, Kang Dedi rupanya menemukan pemilik dua motor yang parkir itu.
Keduanya ialah pemuda yang sedang memanen petai di area hutan Gunung Sanggabuana.
Kang Dedi pun menanyakan asal usul pemilik pohon petai yang dipanen oleh kedua pemuda itu.
"Punya orang tua dulu," jawab si pemanen yang terlihat sedikit gelagapan.
Mengetahui bahwa petai itu makanan satwa kera yang ada di kaki Gunung Sanggabuana, Kang Dedi berinisiatif memborong petai yang baru dipanen itu.
Asalkan, petai itu diletakan kembali di dekat pohonnya agar bisa dimakan satwa yang ada di hutan.
"Ini ada 70 papan petai, satu papan harganya dijual Rp 2 ribu," ujar si pemanen petai.
"Berarti semuanya Rp 140 ribu kan.
Saya kasih Rp 1 juta tapi enggak boleh diambil lagi di sini," ujar Kang Dedi.
Baca juga: Dedi Mulyadi Nyaris Tertabrak Mobil PLN, Sopirnya Langsung Dimarahi: Malu Pak Perusahaan Negara
Kedua pemuda ini awalnya tak mau lantaran mereka mengaku hanya disuruh untuk memanen petai itu.
Setelah diberikan penjelasan bahwa petai itu merupakan makanan kera yang ada di sini dan agar para satwa itu tak menyerang ke permukiman, barulah kedua pemuda itu bersedia memberikan petainya.
"Ini kan buat dahar (makan) monyet," ujar Kang Dedi mencoba memberi penjelasan.
Kang Dedi Hentikan Proyek Tak Berizin
Anggota DPR RI, Dedi Mulyadi dikagetkan dengan keberadaan alat berat membelah bukit sewaktu dirinya sedang motoran di kaki Gunung Sanggabuana, Karawang, Jawa Barat.
Mantan Bupati Purwakarta itu pun kemudian langsung mendatangi proyek pengerjaan itu yang ternyata ada di kawasan Puncak Simpur.
Pasalnya, pengerjaan proyek itu dilakukan dengan membabat pepohonan yang ada di bukit sehingga rawan terjadinya longsor.
Adapun lokasi proyek itu ada di ketinggian 600 mdpl sehingga, kata Kang Dedi, sangat rentan longsor serta merusak alam.
Untuk mengetahui seberapa rawannya area proyek ini, Kang Dedi bahkan sampai menyerosot dari atas sampai ke bawah proyek di atas tanah yang berdebu.
"Ini ngeri loh, kalau hujan deras, rawan longsor," kata Kang Dedi dikutip dari akun Youtube miliknya, Rabu (1/9/2021).
Baca juga: Dedi Mulyadi Nyaris Tertabrak Mobil PLN, Sopirnya Langsung Dimarahi: Malu Pak Perusahaan Negara
Kang Dedi yang menemui pekerja di lahan tersebut meminta mereka untuk menunjukan izin pembangunan di aera tersebut.
Kang Dedi makin dibuat geram bahwa ternyata pengerjaan proyek itu belum mendapatkan izin.
"Hentikan dulu alat beratnya, nanti rembukan dulu sama Pemda
Tim amdalnya menganalisis secara cermat karena ini risikonya tinggi loh," beber Kang Dedi.
Menurut Kang Dedi, lantaran lahan tersebut milik perusahaan maka kewenangan perizinan ada di tangan Pemda, dalam hal ini Pemda Karawang.
Dia pun mengingatkan Bupati Cellica Nurrachadiana untuk secara cermat menganalisa tempat ini sebelum nantinya mengeluarkan izin.
"Teh Celli (Bupati Karawang), tolong ini dilihat karena memiliki risiko yang sangat tinggi terhadap lingkungan di bawahnya," ujar Kang Dedi.
Lantaran tak bisa menunjukan izin pengerjaan, pihak proyek yang tadinya sempat terus berkelit akhirnya pasrah untuk sementara waktu menghentikan pengerjaan di kawasan Puncak Sempur yang berada di kaki Gunung Sanggabuana.
"Kalau misalkan ada bencana, bapak dipidana loh karena kan mengerjakan sesuatu yang belum ada izinnya," kata Kang Dedi.