Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Nur Indah Farrah Audina
TRIBUNJAKARTA.COM, GAMBIR - Jadi pembicara dalam forum internasional, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan beberkan sejumlah hal terkait perubahan iklim.
Pada Kamis (30/9/2021), orang nomor satu di DKI ini menjadi pembicara dalam forum internasional Climate Heroes yang diselenggarakan secara daring oleh Foreign Policy Community of Indonesia (FPCI) dan Kedutaan Besar Amerika Serikat di Jakarta.
Dalam kesempatan tersebut, diketahui Anies menyampaikan seputar perubahan iklim.
Baca juga: Anies Baswedan Ajak Keluarga Bawa Lansia Ikuti Vaksinasi
Ia mengatakan kota bertanggung jawab terhadap perubahan iklim yang ada, yang di mana perubahan iklim kota juga memiliki peran besar di dalam aspek kehidupan populasi di dalamnya.
"Peran sistem perkotaan dan pemimpin kota menjadi sangat penting, terutama ketika kota ditantang oleh tantangan besar seperti pandemi Covid-19 dan perubahan iklim. Maka dari itu komunitas internasional juga memberikan perhatian yang signifikan pada kota-kota,"
Baca juga: Hasil Survei Sebut Banyak Anak Muda Miliki Keterampilan Atasi Masalah Iklim, Ini Penjelasannya
Dalam kesepakatan global, seperti Perjanjian Paris dan Agenda Pembangunan Berkelanjutan 2030, pemerintah kota diakui sebagai sekutu penting dalam mendorong masa depan yang lebih hijau, tangguh, dan berkelanjutan. Kota juga bertanggung jawab untuk mengurangi emisi karbon global dengan melakukan tindakan di tingkat lokal,” kata Anies yabg dikutip TribunJakarta.com dari rilis resmi, Jumat (1/10/2021).
Oleh sebab itu, di dalam forum tersebut Anies menjelaskan fenomena urbanisasi besar lebih dulu, yakni di mana sebagian besar penduduk akan tinggal di kota.
Sehingga kota bertanggung jawab untuk mengurangi emisi karbon yang menjadi penyebab terjadinya perubahan iklim di dunia.
Tujuannya agar nantinya bumi ini dapat secara layak ditinggali oleh generasi selanjutnya.
Baca juga: Wali Kota Jakarta Timur Siap Laksanakan Instruksi Anies, Banjir Ditarget Surut Tak Lebih dari 6 Jam
“Sebagian besar penduduk dunia tinggal di kota. Dalam pengertian ini, banyak kehidupan bergantung pada kota. Diproyeksikan bahwa setidaknya 60,4% populasi dunia akan tinggal di kota pada tahun 2030 dan 68% pada tahun 2050 dan nantinya peran kota penting bagi peradaban kita,” jelasnya.
Melalui forum tersebut, Anies menyatakan bahwa Ibu Kota akan turut andil dalam menanggulangi dampak perubahan iklim.
Ditambah, Jakarta akan menjadi tuan rumah Urban20 pada tahun 2022 yang akan membahas isu potensial di era pascapandemi Covid-19.
“Kota memiliki ritme kehidupan yang dinamis, selalu berubah, dan berkembang. Dalam pengukuhan Jakarta sebagai tuan rumah Urban20 (U20) berikutnya, saya menyoroti 6 (enam) fenomena kota pascapandemi yang harus diwaspadai, antara lain Perumahan produktif (terjangkau); Masa depan industri properti; Mobilitas berkelanjutan dan aksesibilitas inklusif terhadap mobilitas; Kelangkaan pekerjaan dan masa depan pekerjaan; Keterbatasan interaksi sosial; dan Perhatian untuk peningkatan jumlah anak yatim akibat kematian orang tuanya karena Covid-19. Ini harus kita perhatikan dan kita usahakan solusinya,” tandasnya.