Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Satrio Sarwo Trengginas
TRIBUNJAKARTA.COM, MENTENG - Semasa hidupnya, Tino Sidin memiliki kedekatan dengan kawasan Cikini, Menteng, Jakarta Pusat.
Pelukis dan guru gambar tersebut kerap mampir ke Taman Ismail Marzuki (TIM), yang dikenal sebagai markas para seniman.
Ia pun banyak memiliki teman dekat di sana.
"Di TIM itu temannya Pak Tino banyak. Salah satunya pelukis Rusli. Dia sahabat pak Tino," katanya saat dihubungi TribunJakarta.com pada Senin (27/6/2022).
Selain Rusli, Tino Sidin juga dekat dengan pelukis, Zaini dan aktor, Pong Harjatmo.
Baca juga: Bukan Tokoh Betawi, Pihak Keluarga Kaget Tino Sidin Dipilih Anies jadi Nama Jalan di Jakarta
Kedekatan itu terjalin lantaran Tino kerap berkunjung ke TIM.
"Iya kan itu markas seniman ya. Dan beberapa sahabat Pak Tino banyak yang tinggal di situ," ujarnya.
Terinspirasi dari TIM
Tino Sidin pernah memiliki sanggar-sanggar gambar di seantero Jakarta.
Nama sanggar itu dinamai Taman Tino Sidin.
Takariyati pernah menanyakan alasan penamaan sanggar kepada Tino Sidin.
"Waktu saya tanya, 'kenapa namanya itu tho, pak?' Kata bapak, 'lah saya terinspirasi Taman Ismail Marzuki kenapa enggak Taman Tino Sidin, jadi orang gampang mengenal saya'," ceritanya.
Takariyati dan keluarga tak menyangka nama ayahnya kini dijadikan nama jalan di sekitar Taman Ismail Marzuki (TIM) di Cikini.
Pihak keluarga mengapresiasi atas pemberian nama jalan yang diberikan Gubernur Anies Baswedan.
"Sekarang dipilih menjadi nama jalan di dekat Taman Ismail Marzuki (TIM) walaupun hanya di dekat situ. Impian Pak Tino dikenal dan sebagainya setidaknya tersampaikan walaupun deket-deket TIM," ujarnya.
Namun, penggantian nama Jalan Cikini VII, Kelurahan Cikini, Kecamatan Menteng, Jakarta Pusat, yang akan diubah menjadi Jalan Tino Sidin menuai protes dari warga sekitar.
Sebagian warga Cikini tak sepakat nama jalan itu diganti menjadi Jalan Tino Sidin dan mengusulkan nama tokoh masyarakat setempat untuk mengganti Jalan Cikini VII.
Menanggapi polemik tersebut, Takariyati menyerahkan sepenuhnya pro dan kontra kepada masyarakat.
Ia mengaku tidak masalah bila pelang nama jalan mendiang ayahnya tak jadi menggantikan nama Jalan Cikini VII.
"Kalau saya demokratis. Menghargai saja. Suara rakyat yang harus didengar. Jadi, saya apresiasi saja monggo kalau keberatan dicabut. Itu namanya nothing to lose enggak ada beban," katanya.
Kendati demikian, pihak keluarga berharap nama ayahnya bisa diterima oleh warga DKI khususnya warga di sekitar jalan tersebut.
"Kalau yang jelas, harapan kami semoga masyarakat bisa menerima sosok Pak Tino Sidin. Semoga diterima ya. Namanya bisa dikenang," pungkasnya.
Baca juga: Tino Sidin, Sosok yang Bikin Banyak Sanggar Gambar di Jakarta, Kini Namanya Dipakai Jadi Nama Jalan
Diketahui, Tino Sidin ialah pelukis dan guru gambar legendaris tanah air.
Seniman asli Tebing Tinggi, Sumatera Utara tersebut memiliki acara televisi populer di era 1980-an di Stasiun TVRI bernama "Gemar Menggambar".
"Ya bagus" merupakan kata pujian yang kerap diucapkan Tino Sidin saat memuji hasil karya anak-anak di acara TV itu.
Sejak muda, ia juga aktif dalam kegiatan kepanduan atau pramuka.
Berdasarkan artikel yang ditulis Kepala Museum TNI AU, Kolonel Sus Yuto Nugroho, Tino menjadi saksi jatuhnya Pesawat Dakota VT-CLA yang menewaskan salah satunya Komodor Muda Udara A. Adisutjipto.
Masih dari artikel itu, Mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia, Daoed Joesoef, menyebut Tino menjadi orang pertama yang membantu mengevakuasi jatuhnya pesawat tersebut.
Tino juga dekat dengan Presiden Soekarno.
Ia pernah mendapatkan perintah dari Bung Karno sebagai sukarelawan untuk mengganyang Malaysia.
Tino Sidin diminta membantu negara dalam menghadapi konfrontasi melalui ilmu kebatinan.
Dia dikenal memiliki kemampuan ilmu tersebut. (*)