TRIBUNJAKARTA.COM - Sambil berderai air mata, Nenek Supenah (84) menceritakan penderitaan R (15) yang dirantai oleh orangtuanya sendiri, P dan A.
Supenah merupakan ibu dari P, ayah kandung R. Sementara A, adalah ibu tiri korban.
P baru dua tahun menikah dengan A yang berprofesi sebagai guru Sekolah Luar Biasa (SLB) di Pondok Gede.
TONTON JUGA
Kepada TribunJakarta, Supenah mengaku hanya bisa menangis saat tangan dan kaki R dirantai orangtuanya.
"Jadi cucu saya dirantai, saya cuma bisanya nangis doang," kata Supenah dengan pilu.
"Saya enggak bisa apa-apa,"
"Diikat, dirantai, digembok, tangannya juga," imbuhnya.
Supenah mengaku takut dengan P dan A. Pasalnya selama ini ia menumpang tinggal di rumah menantunya tersebut.
Baca juga: Sedihnya Cerita Nenek di Bekasi Saksikan Cucu Berkali-kali Dirantai: Dia Suka Teriak Minta Bukain
Ia kemudian bercerita, setiap malam R kerap menggedor-gedor pintu kamarnya.
Bocah tersebut meminta tolong Supenah untuk melepaskan rantai di kaki dan tangannya, karena ingin buang air kecil.
Supenah mengaku tak bisa melakukan hal tersebut, karena kunci dari gembok yang terpasang di kaki dan tangan R disimpan oleh A.
Akhirnya R hanya bisa berjalan dengan cara mengesot kamar mandi.
"Kalau malam gedor-gedor pintu, 'Mbah bukain, aku pengen kencing' ," ucap Supenah sambil mengingat keperihan R.
"Saya tuntut, dia ngesot jalan ke kamar mandi,"
"Saya enggak berani (kepada P dan A)," imbuhnya.
Baca juga: Ayah Kandung Sebut Anaknya yang Dirantai Berkebutuhan Khusus, Kok Beda dengan Pengamatan Kak Seto?
Supenah kemudian menjelaskan, P dan A tega merantai R karena bocah tersebut dituding mencuri makanan.
Padahal menurut Supenah, R tak akan mungkin mencuri, apabila perutnya sudah kenyang.
Sayangnya selama ini, P dan A membatasi makanan bahkan minuman yang dikonsumsi R.
Hingga akhirnya tubuh R tersisa kulit dan tulang, bahkan masuk dalam kategori gizi buruk.
"Anak itu kalau kenyang enggak berani nyolong, kenapa dia berani nyolong? Karena dia lapar, " kata Supenah.
Tak cuma dirantai dan makananya dibatasi, R rupanya juga kerap dianiaya.
Baca juga: Bocah Ini Dirantai Sampai Alami Luka Tak Wajar di Tubuh, Polisi Gerak Cepat Interogasi 7 Orang Saksi
Supenah mengaku pernah melihat P memukul wajah R berkali-kali.
"Pernah ditampar sama Ayahnya saya jawab, 'kamu jangan terlalu galak, keadaan R diiket, dirantai, lo tega-teganya nabokin anak lo'," ucapnya.
"Kalau R kenapa-kenapa lo masuk penjara,"
"Saya marahin anak saya, enggak tahunya terbukti," imbuhnya.
Lalu pada Selasa 19 Juli 2022, derita yang dirasakan R berakhir. Bocah laki-laki berusia 15 tahun ini berhasil keluar dari rumah.
Saat itu sekira pukul 11.00 WIB, di rumah hanya ada Supenah dan nenek tiri R yakni, ibu dari A.
Baca juga: Kedua Orangtua Ini Tega Merantai Anak Kandung Selama 3 Hari di Rumah, Tetangga Kaget Dengar Rintihan
Nenek Supenah saat dijumpai di kos Pondok Gede, Kota Bekasi, Selasa (26/7/2022). (Yusuf Bachtiar/TribunJakarta.com)
Seperti biasa, R ditinggal di dalam kamar dengan posisi terikat saat kedua orangtuanya pergi bekerja.
Rasa sakit yang diderita R rupanya mendorong dia untuk berontok, anak dengan kebutuhan khusus ini berhasil keluar dari dalam rumah.
Dia merangkak ke pintu depan, didorong daun pintu sekuat tenaga hingga terbuka. Adegan seperti pada video viral pun terjadi.
R merangkak hingga ke jalan depan rumah, ia ditemui oleh tetangga sekitar dengan kondisi terikat rantai.
Baca juga: Orangtua Berdalih Rantai Anak Karena Celakai Neneknya, Kekejaman Mereka Dipicu Sepiring Nasi Terkuak
"Allah itu adil, anak itu keadaan begitu (diikat) bisa keluar rumah, bisa ke tetangga minta makan," ucap Supenah.
Usai kejadian ini, Supenah tinggal bersama anaknya yang paling tua bernama Puji Rahayu.
Sedangkan R, posisinya kini berada di Sentra Terpadu Pangudi Luhur untuk mendapatkan pendampingan psikis dan fisik.
Ayah dan ibu R sudah ditetapkan sebagai tersangka, keduanya dikenakan pidana undang-undang perlindungan anak ancamanan kurungan tiga setengah gaduh penjara.