TRIBUNJAKARTA.COM, PALMERAH - Kampung Boncos di Palmerah, Jakarta Barat tak henti berurusan dengan peredaran narkoba.
Berulangkali digerebek tapi narkoba tetap saja beredar di Kampung Boncos.
Terbaru Kampung Boncos digerebek pada Selasa (25/10/2022).
Saat melakukan penggeladahan di salah satu indekos, polisi menemukan menemukan sebanyak 100 butir peluru aktif untuk senjata FN dan banyak alat hisap sabu.
Nama Kampung Boncos sebagai salah satu kampung narkoba di Jakarta memang sudah dikenal.
Baca juga: Kampung Boncos Masih Jadi Surga Pecandu Narkoba, Warga Luar Sampai Rela Datang Demi Nikmati Sabu
Masyrakat setempat pun seakan sudah tak kaget dengan adanya peredaran narkoba yang masif di sana.
Bahkan, sebuah sekolah Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) berdiri sebelahan dengan lokasi bilik-bilik narkoba.
Hanya beberapa langkah dari PAUD tersebut, warga sudah diperlihatkan dengan pemandangan sebuah kebon kosong tak terawat dengan bilik-bilik yang terbuat dari bangunan semi permanen.
Bilik-bilik itu menjadi tempat pengedar dan pemakai bertransaksi.
Mereka menikmati "serbuk terlarang" itu sampai "nge-fly".
Guru PAUD, Y (40), sudah lama resah dengan kondisi Kampung Boncos. Apalagi ia bertanggung jawab terhadap 22 anak yang bersekolah di PAUD tersebut.
Baca juga: Mati Satu Tumbuh 1.000, Sulitnya Basmi Hotel Ceban di Kampung Boncos Jakarta Barat
Ia takut lingkungan seperti itu akan memengaruhi anak-anak tersebut kelak.
Y tak tahu harus berbuat apa.
Pihak Kelurahan Kota Bambu Selatan sebenarnya juga sudah mengetahui kondisi ini.
Namun, sampai saat ini, lingkungan tempatnya tinggal nyatanya masih menjadi 'surga bagi para pemakai narkoba'.
"Kita juga bingung. Mereka kan mata pencahariannya emang seperti itu (pengedar narkoba). Sekarang kalau kita usik mereka, nanti kalau ada apa-apa terus kita diapa-apain sebelum polisi dateng bagaimana?"keluh Y kepada TribunJakarta.com di PAUD tersebut pada Senin (17/10/2022).
Y mengetahui bahwa lingkungannya yang tidak aman ini sering digerebek polisi.
Setiap ada penggerebekan, biasanya ia meminta agar anak-anak didikannya jangan keluar rumah termasuk anak-anaknya.
"Sebenarnya udah enggak nyaman dan enggak bagus untuk anak-anak lingkungan ini. Cuman selagi kita enggaj usik mereka, masih aman-aman aja," pungkasnya Y.
Baca juga: Dosa Besar Teddy Minahasa, Sang Jenderal Bintang 2 Ikut Dukung Kampung Bahari Jadi Sarang Narkoba
Sementara itu, warga lainnya, Sira (39) justru sudah bersikap apaatis alias "masa bodo" dengan kondisi lingkungan tempat tinggalnya ini.
Tak terlihat kerisauan di wajah Sira meski polisi melakukan penggerebekan di kampungnya itu.
Bahkan, ia dan anak bungsunya yang berusia 7 tahun hanya duduk sembari melihat apa yang dilakukan aparat kepolisian saat melakukan penggerebekan.
Ibu empat anak tersebut mengaku sudah terbiasa dengan penggerebekan narkoba yang terjadi di kampungnya.
"Udah biasa aja. Bodoh amat," katanya kepada TribunJakarta.com di lokasi pada Senin (17/10/2022).
Tak dimungkiri, kampungnya sudah dikenal sebagai sarang narkoba.
Banyak orang dari luar yang masuk ke kampungnya hanya untuk menikmati narkoba jenis sabu.
Ia dan anak-anaknya sering melihat orang memakai narkoba di bilik samping rumah, tempatnya mengontrak.
Namun, ia enggan untuk menegur aktivitas terlarang itu lantaran takut mendapatkan perlawanan.
"Ya melihat. Kita biasanya di kamar tidur aja. Anak-anak saya pada kelayapan namanya anak kecil. Ya terus gimana mau ngomel-ngomel ke mereka? Nanti malah diomelin yang ada. Masa bodoh aja," lanjutnya.
Sira dan suami sebenernya ada rasa khawatir juga dengan lingkungan kampungnya itu.
Apalagi, ia takut anak-anak malah terpengaruh dengan pengaruh narkoba.
Baca juga: Maling Toko Kue Ruben Onsu Ditangkap, Polisi Juga Ringkus 2 Orang Penadah
Namun, mereka sudah kadung nyaman tinggal di sana yang terbilang murah.
"Pingin pindah ya sayang. Saya udah tahu sih mereka ngapain di sana (bilik itu) tapi kita masing-masing aja. Saya ngurus anak, orang pada begitu ya biarin aja," pungkasnya.