TRIBUNJAKARTA.COM - Teman dekat terheran-heran setelah mendengar kabar satu keluarga di Kalideres, Jakarta Barat diduga tewas karena kelaparan.
Padahal orang dekat korban bernama, Fang (67) ingat betul kerap bertemu dengan Margaretha dan anaknya, Dian Febbyana sebelum pandemi covid-19.
Penampilan Margaretha dan Dian yang dilihat Fang tak mencirikan sosok yang kekuragan uang. Hal itu yang membuat Fang heran keluarga tersebut diisukan tewas karena kelaparan.
Fang bahkan mengaku, selama berteman dekat dengan korban tak pernah sekalipun dipinjami uang.
Fang merupakan istri penjual kue yang kios suaminya kerap dititipi dagangan oleh Margaretha.
Fang bercerita wanita bernama asli Renny Margaretha itu kerap mampir bersama Dian ke kios kue suaminya di A7 Pasar Perumahan Citra Pd Pasar Jaya, untuk menitipkan dagangan kue.
Kala itu Fang masih mengingat cara berpakaian Margaretha dan Dian yang rapih.
Baca juga: Keluarga Tewas di Kalideres Pilih Buang Sampah di Rumah Sampai Numpuk, Polisi Libatkan Ahli Serangga
Fang mengatakan, cara berpakaian Margaretha dan Dian termasuk rapih bahkan keren.
Fang juga mengaku tak pernah dipinjami uang oleh Renny.
"Enggak pernah (pinjem uang) dateng ke sini cuma nitip (kue),"
"Lagi dia tampilannya bukan orang enggak punya. Dia itu tampilannya keren loh. Terutama rapi, enggak sembarangan," katanya saat ditemui TribunJakarta.com di pasar pada Jumat (18/11/2022).
Fang bahkan menyebut, cara berpakaian Margaretha berbeda dengan ibu-ibu pada umumnya.
"Kalau ke pasar rapi, kadang-kadang ibu-ibu kalau ke pasar kan pakai baju tidur. Ini dia enggak pernah. Bajunya rapi," tambahnya.
Sementara Dian kerap tampil santai bergaya anak muda pada umumnya.
Namun, ia tidak pernah mengenakan baju tidur ke pasar.
"Kalau Dian tampilannya seperti anak muda. Bajunya santai tapi bukan baju tidur," tambahnya.
Fang mengatakan semenjak Covid-19, Margaretha dan Dian tak pernah lagi ke pasar.
Hingga akhirnya Fan mendapatkan kabar mereka sekeluarga ditemukan meninggal dunia dalam satu rumah nomor AC5/7 tak jauh dari pasar tersebut.
"Enggak nyangka aja. Enggak percaya. Kok seperti itu meninggalnya," pungkasnya.
Pilih buang sampah di rumah dibanding ke luar
Satu keluarga yang tewas misterius di Kalideres, Jakarta Barat pilih membuang sampai di rumah sampai menumpuk.
Tumpukan sampah itu kemudian ditemukan polisi saat melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP), Rabu (16/11/2022).
Untuk mengungkap kematian keluarga tersebut, polisi saat ini melibatkan sejumlah ahli termasuk ahli serangga.
Baca juga: Demi Ungkap Kematian Satu Keluarga di Kalideres, Polisi Bakal Turut Libatkan Ahli Serangga
Polisi mempertanyakan perihal temuan gundukan sampah di dalam rumah empat korban yang ditemukan tewas yakni Rudyanto, Margaretha, Dian, dan Budyanto.
Direktur Reserse Kriminal Umum (Dirreskrimum) Polda Metro Jaya, Kombes Pol Hengki Haryadi menuturkan, pihaknya menaruh curiga mengenai alasan keluarga tersebut membuang sampah di dalam rumah.
"Kenapa kok buang sampahnya di dalam rumah, tidak diluar,"
"Artinya memang ini menunjukan bahwa yang bersangkutan kepada tetangga sekitar terkesan mengurung diri dan sebagainya," kata Hengki, Rabu (16/11/2022).
Hengki mengatakan perlu pemahaman lebih rinci oleh ahli di bidang tertentu yang bisa menjelaskan maksud sebenarnya dari keluarga tersebut melakukan hal tersebut.
Sampai saat ini, polisi mengaku belum bisa menemukan motif hingga penyebab keluarga tersebut tewas.
Hengki mengaku pihaknya menggunakan alat-alat canggih demi mengungkap misteri tersebut.
Polisi pun melibatkan sejumlah ahli seperti ahli psikologi forensik, laboratorium forensik, kedokteran forensik, dan Indonesia Automatic Fingerprint Identification System (Inafis).
Hengki menyebut tak menutup kemungkinan bakal melibatkan ahli serangga untuk mengungkap kasus ini.
Hal itu berdasarkan temuan baru di olah TKP kemarin yang mana ditemukan belatung di rumah korban.
“Apa perlu kita undang ahli entomologi, ahli serangga, karena kami temukan belatung, nanti bisa arahkan kapan meninggalnya nanti, ini contohnya,” tambah Hengki.