Laporan wartawan TribunJakarta.com Yusuf Bachtiar
TRIBUNJAKARTA.COM, BEKASI SELATAN - Air mata selalu keluar ketika Dwi Syaviera (50) atau akrab disapa Ira, menceritakan sosok almarhum putranya Hasya Athallah Saputra (18) korban kecelakaan yang ditetapkan sebagai tersangka.
Dijumpai saat konferensi pers di Restoran Wulan Sari, Jalan Kemakmuran, Bekasi Selatan, Senin (30/1/2023), Ira tak kuasa menahan tangis.
"Yah saya nangis lagi dong," kata Ira saat ditanya terkait sosok putranya semasa hidup.
Hasya lanjut Ira, merupakan anak pertama dari dua bersaudara. Dia aktif sebagai atlet Taekwondo sejak dini.
Ayahnya merupakan pelatih taekwondo di Kabupaten Bekasi, kedua buah hatinya dididik sendiri menjadi atlet hingga melahirkan berbagi prestasi.
Baca juga: Sikap Tak Berempati Purnawirawan Polri Setelah Tabrak Mahasiswa UI, Ayah Hasya Putuskan Proses Hukum
"Prestasi tertinggi almarhum menurut kami sudah main di PON, berarti tinggal main di Sea Games atau di Olimpiade,"ucap Ira.
Selain itu, berbagai kejuaran tingkat nasional juga sudah dimenangkan Hasya.
Bahkan untuk masuk seleksi sekolah, atlet muda itu tak pernah menggunakan nilai, dia selalu masuk melalui jalur prestasi.
Cita-cita bermain di level tertinggi kejuaraan taekwondo sekarang bukan sekedar mimpi, sang ibu meyakini putranya telah memenangkan semua pertandingan.
"Alhamdulilah almarhum sudah memenangkan seluruh pertandingannya," ucap Ira.
Keluarga sejauh ini telah mengikhlaskan kepergian Hasya, hanya saja keadilan harus terus diperjuangkan.
Orang tua sangat terkejut ketika mendapatkan kabar Hasya ditetapkan sebagai tersangka, padahal dia adalah korban tewas dalam insiden kecelakaan.
Adi Saputra (47) sang ayah mengatakan, putranya tewas dalam kecelakaan maut di kawasan Jagakarsa, Jakarta Selatan pada 6 Oktober 2022 lalu.
Baca juga: Detik-detik Ibu Mahasiswa UI Ditelpon saat Malam, Sontak Teriak saat Dengar Anaknya Tewas Ditabrak
Hasya terlibat kecelakaan dengan kendaraan AKBP (purn) Eko Setia Budi Wahono, kasus kecelakaan telah di-SP3 (surat perintah penghentian penyidikan) pasca penetapan tersangka.
Selama ini, keluarga tidak pernah mendengar kata maaf dari orang yang terlibat kecelakaan dengan Hasya.
Sang purnawirawan Polri bahkan tak sedikitpun menunjukkan empati ketika berjumpa Adi di RS Andhika, tempat Hasya dilarikan usai kecelakaan.
"Jadi pada dasarnya kami ikhlas dengan kejadian itu, tapi karena sikapnya tidak ada empati makanya kami putuskan untuk dilanjutkan sesuai dengan hukum yang berlaku," tegas dia.
Baca artikel menarik lainnya TribunJakarta.com di Google News