Persija Jakarta

Curhat Thomas Doll Tak Mudah Lalui Liga 1 2022/2023: Mati Kutu Ditinggal Pemain Persija Bela Timnas

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Pelatih Persija Jakarta, Thomas Doll (tengah) dan pemainnya, Resky Fandi (kiri), memberikan keterangan pers sebelum laga Persija Vs PSS Sleman, di Stadion Madya GBK, Jakarta Pusat, Jumat (14/4/2023). 

TRIBUNJAKARTA.COM, JAKARTA - Di akhir musim Liga 1 2022/2023, Persija Jakarta bertengger di posisi kedua.

Perjuangan tim berjuluk Macan Kemayoran itu untuk merebut posisi kedua klasemen pun tidaklah mudah.

Pelatih Persija Jakarta, Thomas Doll, mengungkapkan hal-hal yang mengecewakannya dalam musim perdananya di tim ibu kota tersebut.

Tentu masalah utama yang menjadi persoalan Thomas Doll adalah mengenai komposisi pemain yang diusungnya.

Hal tersebut dikarenakan para pemain Persija Jakarta acap kali meninggalkan klub untuk memperkuat Tim Nasional.

Baca juga: Pasukan Thomas Doll Tambah Amunisi, Eks Tim Muda Persebaya Kini Gabung Persija, Apa Targetnya?

Pemain muda seperti Muhammad Ferarri, Dony Tri Pamungkas, hingga Alfriyanto Nico, banyak menghabiskan waktu bersama Timnas Indonesia U-20.

Di kubu pemain senior, Hansamu Yama, Syahrian Abimanyu, dan Riko Simanjuntak, pun sempat meninggalkan Macan Kemayoran.

"Hal burukya saya kecewa tidak bisa memainkan pemain terbaik di setiap laga, enam sampai tujuh pemain selalu dipanggil ke timnas, saya tidak bisa punya banyak opsi, ini tidak bagus," ungkap Thomas.

Tak hanya soal komposisi pemain, pelatih asal Jerman itu pun menyorot sistem kompetisi di musim ini yang nenurutnya tidak profesional.

Terkhusus pada saat semua tim usai menjalankan pertandingan secara terpusat atau bubble pada Desember tahun lalu.

Pada bulan Januari 2023, tanpa persiapan yang panjang, operator kompetisi pun langsung menggeber kembali kompetisi sejak awal bulan.

Seperti diketahui, pada saat pertandingan dengan sistem terpusat, semua tim harus bermain dengan tenggat pertandingan yang tergolong sempit, hanya menyisakan jeda antara 3-4 hari.

"Desember setelah bubble, kami langsung bermain di 8 dan 11 Januari. Klub itu membutuhkan persiapan, ini tidak profesonal jadi saya tidak senang," ujar pelatih berusia 57 tahun itu.

"Saya selalu menyebutkan hal ini di setiap konferensi pers karena Persija punya target, dan pemanggilan timnas juga banyak yang di luar FIFA match day, jadi saya sangat kecewa," pungkasnya.

Baca artikel menarik lainnya TribunJakarta.com di Google News

Berita Terkini