TRIBUNJAKARTA.COM - Ada yang tak biasa dari prosesi pemakaman jenazah Fajri (26) pria yang mengidap obesitas ektrem.
Luas liang lahatnya tampak sedikit berbeda dari makam-makam lain di sekelilingnya.
Makam yang digali petugas untuk almarhum Fajri terlihat lebih lebar dari biasanya.
Bukan cuma itu di kedua sisi liang lahatnya juga disediakan tripod penyangga katrol, yang akan digunakan untuk menurunkan jenazah almarhum.
Pantauan wartawan TribunJakarta.com, jenazah Fajri secara perlahan diturunkan ke liang lahat berukuran 4x2 meter dengan kedalaman 1,8 meter.
Di sekitar makam, terlihat sejumlah pelayat mengantarkan Fajri ke tempat peristirahatan terakhirnya.
Bukan hanya keluarga dan kerabat, banyak pula warga sekitar TPU Menteng Pulo, Jakarta Selatan yang turut menyaksikan prosesi pemakaman Fajri.
Baca juga: Detik-detik Jenazah Fajri Pria Obesitas Diangkut Pakai Forklift, Ada Kemungkinan Tembok TPU Dibobol
Bahkan, tak sedikit pengendara maupun ojek online yang berhenti sejenak untuk melihat dari balik pagar TPU Menteng Pulo untuk melihat pemakaman Fajri.
Pemakaman Fajri memang mengundang perhatian. Pasalnya, alat katrol terpasang di dekat liang lahat.
Alat berat itu digunakan untuk mengangkat jenazah Fajri ke dalam liang lahat karena bobotnya disebut nyaris mencapai 300 kilogram.
Tim gabungan dari Basarnas, Damkar hingga Sudin Pertamanan ikut dikerahkan untuk membantu pemakaman Fajri.
Prosesi pemakaman Fajri memakan waktu sekira satu jam lebih. Hal itu lantaran petugas memerlukan cara untuk bisa mengangkat jasad dari pria yang alami obesitas ekstrem tersebut.
Gunakan Alat Bantu Forklift dan Katrol
Sebelum jenazah berada di liang lahat, tim gabungan terlebih dahulu mengeluarkan tenaga ekstra saat mendorong jenazah Fajri menggunakan forklift hidrolik milik Basarnas dari mobil jenazah menuju ke lokasi makam.
Butuh waktu sekira 30 menit bagi mereka untuk menuju liang lahat untuk Fajri yang berada di ujung area makam karena jalan tak rata.
Tak jarang, forklift tersangkut lubang yang membuat rombongan harus mengangkatnya agar bisa melanjutkan perjalanan.
"Angkat dulu angkat, nyangkut lubang ini soalnya jalannya ga rata," kata seorang petugas SAR di TPU Menteng Pulo, Kamis (22/6/2023).
Di atas pusara alat katrol sudah disediakan untuk membantu proses penurunan jenazah Fajri menuju liang lahat.
Arfan, petugas dari Damkar Jakarta Pusat menceritakan kesulitan yang dihadapi saat proses pemakaman Fajri.
Bobot almarhum yang begitu berat bahkan sampai membuat tripod milik Basarnas sempat terangkat.
Belasan petugas berusaha menahan tripod tersebut agar tidak rubuh, terlihat beberapa petugas berpakaian oranye dan biru menahan tripod di kedua sisi makam.
Padahal tripod Basarnas mampu mengangkat beban 5.000 kilogram, jauh berkali lipat dari bobot Fajri.
Namun memang kontur area pemakaman tidak rata sehingga tripod tidak maksimal sampai terangkat.
"Untuk sistem tripod itu mampu mengangkat 5.000 kilogram yang kita gunakan."
"Dengan catatan posisi tidak terlalu tinggi dan tetap stabil."
"Kalau posisi tidak stabil akan mengurangi beban karena tiga itu tidak menyangga atau tidak seimbang," kata Arfan.
Diketahui, Fajri menderita obesitas sampai kurang lebih 300 kilogram.
Hal itu membawa Fajri pada komplikasi penyakit lainnya dari pernapasan hingga jantung.
Fajri sempat dirawat intensif di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) Jakarta sejak Jumat (9/6/2023).
Sebanyak 14 dokter dari berbagai bidang keahlian dikerahkan untuk memantau kondisi Fajri.
Fajri menghembuskan napas terakhirnya hari ini, Kamis (22/6/2023), pukul 01.25 WIB.
Baca artikel menarik lainnya di Google News.