Iduladha 1444 Hijriah

DKM Al-Hidayah Imbau Warganet Kedepankan Kesalehan Bermedia Sosial untuk Sikapi Perbedaan Iduladha

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ketua DKM AL-Hidayah Zaenal Arifin saat memberikan keterangan terkait pelaksanaan Salat Iduladha 1444 Hijriah, Jatinegara, Jakarta Timur, Selasa (27/6/2023).

Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Bima Putra

TRIBUNJAKARTA.COM, JATINEGARA - Perbedaan pandangan antara Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah dengan pemerintah dalam penetapan Iduladha 1444 Hijriah diharapkan tidak memicu perseteruan di media sosial.

PP Muhammadiyah menetap 10 Zulhijah jatuh pada hari Rabu 28 Juni 2023, sementara Kementerian Agama Indonesia menetapkan 10 Zulhijah pada hari Kamis 29 Juni 2023.

Masjid Al-Hidayah di Bidara Cina, Jatinegara, Jakarta Timur termasuk yang mengikuti penetapan PP Muhammadiyah sehingga melaksanakan Salat Iduladha pada 28 Juni 2023.

Menyikapi perbedaan penetapan ini, Ketua Dewan Kemakmuran Masjid (DKM) Al-Hidayah, Zaenal Arifin mengatakan pentingnya sikap mengedepankan kesalehan bermedia sosial.

"Memang di medsos kadang liar, enggak sesuai fakta di lapangan. Saling menghujat. Makannya saya mengimbau menganggap perbedaan itu adalah rahmat," kata Arifin, Selasa (27/6/2023).

Baca juga: Gerah Dibandingkan di Klub dan Timnas, Saddil Ramdani Ngebet Ketemu Netizen: Kita Gergaji Mulut Lo!

Pada era di mana setiap orang memiliki akun media sosial, diharapkan warga tidak saling singgung dengan mengunggah pernyataan dan komentar terkait perbedaan penetapan 10 Zulhijah.

Terlebih bila postingan tersebut sampai menimbulkan kegaduhan, ujaran kebencian dan berdampak ke ranah hukum, hal ini perlu dicegah dengan kesalehan bermedia sosial.

"Kita harus menjaga Ukhuwah Islamiyah. Jangan sampai perbedaan di antara kita menjadi perpecahan, menjadi kita lemah. Justru perbedaan itu membuat kita menjadi kuat," ujarnya.

Baca juga: Kejam! Ketinggalan Kereta Ibu Lampiaskan Kekesalan ke sang Anak, Habis Dianiaya Bak Samsak Hidup

Pasalnya dalam penetapan 10 Zulhijah baik PP Muhammadiyah dan pemerintah melalui Kementerian Agama sudah mengambil keputusan dengan dasar masing-masing.

Arifin menuturkan adab dan sikap dalam menggunakan media sosial penting karena kenyataan di lapangan kadang berbeda dengan di media sosial, dampaknya dapat memicu perpecahan.

"Justru perbedaan membuat kuat Ukhuwah Islamiyah, saling memahami, menjaga lingkungan, menghormati. Insya Allah keberkahan akan kita dapatkan dari Allah SWT," tuturnya.

Baca artikel menarik lainnya TribunJakarta.com di Google News

Berita Terkini