TRIBUNJAKARTA.COM - Setelah Muhammad Fajri (26), kasus obesitas kembali muncul di Kota Tangerang.
Seperti diketahui, Fajri yang memiliki bobot kurang lebih 300 kilogram akhirnya meninggal dunia setelah 14 hari dirawat di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM), Jakarta Pusat.
Fajri mengalami komplikasi sehingga kesehatannya menurun drastis.
Kali ini pria obesitas itu adalah Cipto Raharjo (45), warga Kunciran Indah, Pinang.
Ia berbobot 200 kilogram, dan sudah sepekan terakhir tidak bisa jalan.
Badannya tak lagi mampu menumpu dan hanya bisa berbaring atau duduk.
Sebelum berlarut, Cipto akhirnya dievakuasi dan dirawat di RSUD Kota Tangerang.
Mengutip Kompas.com, Cipto sudah mengalami obesitas sejak 2015.
Baca juga: Nyaris Seperti Fajri, Sumarlan Pria Obesitas 200 Kg di Gambir Juga Ogah Berobat Meski Kaki Sakit
Saat itu ia masih bisa beraktivitas. Namun, sepekan terakhir kondisinya memburuk dan membuatnya tak bisa berjalan.
"Sejak 2015 saya sudah obesitas, tapi baru enggak bisa jalan baru semingguan ini," kata Cipto saat berbincang di kediamannya, Selasa (4/7/2023).
"Ini aja enggak bisa (jalan). Sudah enggak bisa gerak," sambung dia.
Padahal, jauh sebelum tergeletak di kamarnya, Cipto pernah bekerja sebagai sopir dan pengemudi ojek pangkalan.
Namun, kondisi berat badannya yang tak lazim itu membuat para pelanggannya enggan menggunakan jasanya.
"Dulu sempat jadi tukang ojek, tapi enggak ada ada yang mau, sebelumnya juga saya kerja jadi sopir bus antarkota antarprovinsi," ucap Cipto.
Adapun Cipto telah dievakuasi menggunakan troli dari dalam rumahnya di Kunciran Indah, Pinang, Kota Tangerang, sebelum diangkut dengan truk menuju RSUD Kota Tangerang, Selasa (3/7/2023) malam.
Evakuasi itu dilakukan oleh petugas Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan Kota Tangerang.
Komandan Regu (Danru) UPT Ciledug, Pos Pinang, Tajani mengatakan, evakuasi dilakukan menggunakan troli untuk mempermudah mengeluarkan Cipto dari dalam rumahnya.
Sebab, kondisi di dalam rumah Cipto cenderung sempit sehingga petugas tak mau mengambil risiko untuk menggotongnya.
"Jadi untuk evakuasi kami menggunakan troli, untuk menggeluarkannya itu dari kamar belakang," kata Tajani kepada wartawan di lokasi.
Setelah itu, petugas Dinas Damkar bersama warga saling bahu-membahu menggotong Cipto ke dalam truk. "Jadi untuk menaikkannya, kami langsung gotong beramai-ramai.
Setelah itu, dievakuasi ke rumah sakit dengan mobil truk," ucap Tajani.
"(Cipto) dibawa ke RSUD Kota Tangerang," tambah dia.
Tajani menyebutkan, pihaknya tak membutuhkan waktu lama untuk mengevakuasi Cipto.
Namun, petugas Dinas Damkar mengalami kesulitan lantaran banyak warga yang berkerumun untuk menyaksikan proses evakuasi tersebut.
"Prosesnya hanya 15 menit, tapi karena banyak warga, ramai, kami agak kesulitan. Sebenarnya untuk evakuasi itu susah-susah gampang karena kondisi orang yang juga udah lemah," ucap dia.