TRIBUNJAKARTA.COM - Gerindra menunjukkan strateginya dalam menggalang dukungan demi memenangkan jagoannya, Prabowo Subianto, di Pilpres 2024.
Partai berlogo kepala Garuda itu begitu terbuka mengakomodir hasil survei atau isu hot yang mengarah kepada penambahan kekuatan di kubunya.
Gerindra menyambut baik kemungkinan dukungan dari kelompok Persaudaraan Alumni atau PA 212 yang terbaca cari hasil survei Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC).
Partai yang kini satu kubu dengan Golkar, Demokrat dan PAN di Koalisi Indonesia Maju (KIM) itu juga santai menghadapi isu hot soal dua poros dan bergabungnya Prabowo dengan Ganjar Pranowo.
Gerindra siap menerima Ganjar jika ingin bergabung. Tentu dengan syarat tegas, Prabowo capresnya.
Arah Dukungan PA 212
Survei SMRC menunjukkan kelompok PA 212 cenderung mendukung bakal capres Anies Baswedan dan Prabowo Subianto.
Sebanyak 42 persen pendukung PA 212 mendukung Anies Baswedan di Pilpres 2024, Sedangan sebanyak 35 persen lainnya mendukung Prabowo.
Sementara, yang memilih mendukung Ganjar hanya 18 persen.
"Masih ada 4 persen yang tidak menjawab," kata pendiri SMRC, Saiful Mujani, dalam paparan ‘Bedah Politik bersama Saiful Mujani’ episode “Kelompok 212 dan Pilpres 2024”, pada Kamis, (21/9/2023), dikutip dari Tribunnews.com.
“Gerakan 212 tersebut memiliki efek signifikan pada pilihan presiden. Jadi umumnya pendukung gerakan 212 itu, kalau tidak ke Anies, ya ke Prabowo,” tambahnya.
Namun, pada skema dua putaran. dan yang melaju ke putaran kedua Prabowo dan Ganjar.
Kelompok PA 212 berpihak telak kepada Prabowo.
Sebanyak 59 persen memilih Prabowo, 29 persen Ganjar, dan masih ada 11 persen yang tidak jawab.
Kendati PA 212 belum mengumumkan sikapnya akan berlabuh di kubu capres mana, namun para simpatisannya di akar rumput sudah memiliki preferensi tersendiri.
Saiful pun memperkirakan, Prabowo tidak akan menunjukkan kedekatannyaterhadap kelompok PA 212 karena masih ingin mendekati pendukungnya Jokowi.
"Namun dia (Prabowo) juga tidak akan eksplisit menunjukkan kedekatannya dengan massa gerakan 212 tersebut karena berharap tambahan dukungan dari pemilih atau pendukung Jokowi,” tuturnya.
Saiful menyatakan bahwa publik yang mendukung gerakan 212 ini cukup banyak, sekitar 16 sampai 17 persen populasi atau sekitar 30 - 35an juta orang. Oleh karenanya wajar apabila dikatakan pendukung kelompok ini cukup besar.
Adapun survei dilakukan dengan wawancara tatap muka pada 31 Juli – 11 Agustus 2023. Sebanyak 5000 Responden dilibatkan dengan metode multistage random sampling. Margin of error survei dengan jumlah sampel tersebut secara nasional diperkirakan +/- 1.65 persen dengan tingkat kepercayaan 95 persen.
Gerindra Menyambut
Ketua DPD Gerindra DKI Jakarta, Ahmad Riza Patria, menyambut dukungan kelompok PA 212 yang terekam dalam survei SMRC itu.
Bagi Ariza, sapaan karibnya, kubu Prabowo menerima dan menghargai semua dukungan dari berbagai kelompok.
“Semua agama, semua kelompok, semua komunitas, golongan, semua profesi, semua latar belakang. Kami hormati dan hargai dan kami bersyukur atas dukungan siapa saja yang akan berikan dukungan dan suaranya di TPS nanti tanggal 14 Februari,” ujar Ariza kepada Tribunnews.com di JCC Convention Center, Kamis (21/9/2023).
Namun memang saat ini, Gerindra belum menjalin komunikasi dengan kelompok manapun.
Pihaknya masih fokus penggalangan kekuatan partai yang kini terjalin di KIM.
“Terkait komunitas dan relawan, ormas, mereka hadir secara alamiah, secara nature. Semua ya kami berterima kasih atas dukungan semua elemen masyarakat,” ujar Riza.
“Semua elemen bangsa yang punya cita-cita tujuan yang sama yang berdiri tegak demi merah putih tentu akan bersama-sama dengan Pak Prabowo,” pungkas eks Wakil Gubernur DKI Jakarta pendamping Anies Baswedan itu.
Siap Terima Ganjar
Ariza juga menanggapi santernya isu dua poros dan bersatunya Prabowo dan Ganjar.
Soal isu dua poros sempat dimunculkan Wakil Ketua Ummum PKB, Jazilul Fawaid beberapa waktu lalu
Isu tersebut berkembang hingga menjadi wacana bergabungnya poros Prabowo dan Ganjar.
Ariza mengatakan, pihaknya akan membuka pintu bagi Ganjar, dengan catatan Prabowo capresnya.
"Kalau Pak Ganjar mau bergabung ya bersama Koalisi Indonesia Maju, tentu kami beri ruang seluas-luasnya untuk bisa bersama-sama, tapi kalau untuk capres sudah selesai," jelas Ariza.
Gerindra sendiri, kata Ariza, masih terus melancarkan komunikasi politik dengan berbagai partai termasuk PDIP.
"Kalau komunikasi dengan semua partai nggak pernah putus termasuk dengan PDIP. Tapi kalau untuk capres cawapres buat kami nggak ada pilihan kecuali Pak Prabowo sebagai capres," kata dia.
Sedangkan untuk penetapan cawapres, akan ditentukan oleh Prabowo dengan para ketua umum partai KIM.
"Cawapres kita serahkan kepada Pak Prabowo dan para ketum koalisi untuk memutuskan siapa yang akan menjadi cawapres," pungkasnya.
Sepert diketahui, sampai saat ini baru Koalisi Perubahan untuk Persatuan (NasDem, PKB dan PKS) yang sudah memiliki bakal capres dan cawapres, Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar.
Sedangkan KIM baru menentukan bakal capres Prabowo dan koalisi PDIP dengan PPP juga baru memiliki bakal capres Ganjar Pranowo.
Baca artikel menarik lainnya TribunJakarta.com di Google News