TRIBUNJAKARTA.COM - Guru SD yang diduga ejek muridnya yang bawa bekal ulat sagu akhirnya buka suara.
Guru SD di Bojonegoro, Jawa Timur berinsial J (36) viral setelah merekam sambil tertawa siswanya yang membawa bekal ulat sagu ke sekolah.
Video itu viral di media sosial membuat J dibully lantaran disebut bak mengejek siswa tersebut.
Akhirnya J buka suara dan meminta maaf atas video yang beredar hingga membuat gaduh publik.
J mengaku tak ada niat mengejek atau membully siswannya tersebut meski terdengar suaranya tertawa di video.
"Saya tak ada niat menjelekan siswa tersebut," kata J dikutip dari Kompas.com, Kamis (12/10/2023).
Agar tak terjadi kesalahpahaman, J mengaku sudah melakukan klarifikasi ke Dinas Pendidikan Kabupatan Bojonegoro.
J mengakui video itu memang direkam olehnya, tetapi bukan dirinya yang memposting ke media sosial TikTok hingga viral.
J juga menyebut video yang beredar di media sosial tidak utuh alias sudah dipotong oleh pengunggahnya.
J kemudian menceritakan kronologi kejadian yang viral di media sosial tersebut.
"Saat itu ada yang membawa bekal berisi naik dan lauknya ulat itu,"
"Saya melihat itu unik, lalu saya rekam gitu aja dan saya pakai status WhatsApp," cerita J.
Seorang murid J sempat melihat video yang dijadikan status WhatsApp.
Kemudian murid tersebut meminta kepada J video aslinya untuk diposting di TikTok.
Video itu akhirnya diposting murid J tersebut hingga akhirnya menimbulkan penilaian negatif dari warganet.
Tahu viral, murid J langsung menghapus video tersebut dari TikTok.
Guru yang sudah 20 tahun mengajar di sekolah tersebut pun bercerita, muridnya sampai meminta maaf berkali-kali karena merasa bersalah.
"Saya maafkan karena anaknya itu juga siswa saya di sekolah," kata J.
J kemudian mengungkap hubungannya dengan siswa yang membawa bekal ulat sagu tersebut.
J mengatakan, ia dan siswanya itu sudah sangat akrab bahkan terbiasa bercanda layaknya teman di sekolah.
Bahkan J tak jarang menjemput dan membonceng sang siswa ke sekolah agar semangat bercanda.
"Sampai sekarang anaknya juga masih suka bercanda dengan saya dan memang saya sejak kelas 3 mendampinginya," ujar J.
Dalam proses belajar mengajar, J kerap memerintahkan anaknya untuk membawa bekal selama tiga hari dalam seminggu.
J pun terbiasa untuk mengecek makanan yang dibawa para siswanya dari rumah hingga mengajak berdoa sebelum makan.
Jika J melihat ada murid yang membawa bekal tak memenuhi gizi, makanannya bakal ditambah olehnya.
"Kadang saya berikan telur rebus untuk siswa karena ada siswa itu bekalnya kadang cuma sama mi," ucap J.
J menyampaikan, kejadian ini justru membuat banyak wali siswa yang menghubunginya.
Orangtua siswa memberikan semangat kepada J untuk berbuat yang terbaik kepada siswa.
"Alhamdulillah, banyak wali siswa yang memberikan semangat pada saya, dan kejadian ini juga bagian dari ketentuan Allah yang harus saya terima," tuturnya.
Baca artikel menarik lainnya TribunJakarta.com di Google News