Buka Peluang Lanjutkan Program Warisan Anies, Heru Budi Segera Evaluasi Jalur Sepeda

Penulis: Dionisius Arya Bima Suci
Editor: Acos Abdul Qodir
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono mengaku tak mengetahui adanya pembongkaran pembatas jalur sepeda terproteksi yang dilakukan Dinas Perhubungan (Dishub) DKI Jakarta.

Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Dionisius Arya Bima Suci

TRIBUNJAKARTA.COM, GAMBIR - Penjabat (Pj) Gubernur DKI Heru Budi Hartono menegaskan bakal segera mengevaluasi program jalur sepeda warisan Gubernur Anies Baswedan.

Ia pun tak menutup kemungkinan bakal menambah jalur sepeda sesuai kebutuhan masyarakat.

“Evaluasi nanti dilihat di akhir tahun ya evaluasinya bagaimana. Saya tidak antipati dengan jalur sepeda, enggak,” ucapnya di Balai Kota, Rabu (18/10/2023).

“Tempat-tempat tertentu kalau memang itu dibutuhkan sesuai dengan evaluasi Dinas Perhubungan untuk dibangun jalur sepeda ya silakan,” sambungnya.

Orang nomor satu di DKI ini pun menegaskan tak ada niatan untuk menghilangkan program jalur sepeda warisan Gubernur Anies Baswedan ini.

Bahkan, ia berkomitmen untuk tetap menjaga dan merawat jalur sepeda yang saat ini sudah ada.

“Semua infrastruktur yang sudah terbangun ya kami rawat. Kami tidak pernah melarang (jalur sepeda) kok,” ujarnya.

Sebagai informasi, polemik soal jalur sepeda kembali mencuat saat sebuah video yang memperlihatkan pembongkaran jalur sepeda terproteksi oleh petugas Dishub DKI viral di media sosial.

Komunitas Bike to Work (B2W) pun mengaku kecewa dengan pembongkaran jalur sepeda terproteksi ini.

“Kami sungguh kecewa,” ucap Ketua Umum Komunitas B2W Fahmi Saimima saat dikonfirmasi, Rabu (18/10/2023).

Ia pun mengaku tak bisa menerima akal-akalan Dishub DKI yang menjadikan faktor keselamatan sebagai alasan pembongkaran tersebut.

Sebab, pemasangan stick cone tersebut sudah lewat kajian panjang. Bahkan, sampai melibatkan lembaga internasional.

“Alasan itu tidak dapat diterima, jalur sepeda audah melalui jalan panjang kajian. Bahkan, dilakukan supervisi dengan lembaga internasional,” ujarnya.

Baca artikel menarik lainnya TribunJakarta.com di Google News

Berita Terkini