Tembok Roboh di Tebet

PSI Minta Pemprov DKI Cabut Izin SPBU yang Temboknya Roboh Tewaskan 3 Warga di Tebet

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Tembok SPBU yang roboh dan tewaskan tiga orang di Jalan Prof Dr Soepomo, Tebet, Jakarta Selatan, Senin (22/4/1/2024).

Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Dionisius Arya Bima Suci

TRIBUNJAKARTA.COM, GAMBIR - Wakil Ketua Fraksi PSI DPRD DKI Jakarta August Hamonangan minta Pemprov DKI menutup sementara SPBU yang temboknya roboh dan menewaskan tiga orang warga di Tebet, Jakarta Selatan pada Minggu (21/1/2024) kemarin.

“Saya akan mengusulkan ke dinas terkait untuk menutup sementara SPBU tersebut,” ucapnya dalam keterangan tertulis, Senin (22/1/2024).

August menambahkan, pihaknya juga minta Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) untuk memberikan sanksi tegas kepada SPBU tersebut.

Apalagi bila aparat kepolisian menemukan adanya unsur kelalaian dari pengelola SPBU yang menyebabkan tiga orang tewas dalam insiden tersebut.

Sebab, warga sekitar ternyata sudah kerap mengingatkan pihak SPBU bahwa tembok setinggi 4 meter dan panjang 15 meter itu sudah miring.

Namun, August menilai pihak pengelola SPBU terkesan tak acuh dengan peringatan yang disampaikan warga.

“Nantinya izin usahanya perlu dipertimbangkan kembali dengan merujuk hasil lab dari investigasi kepolisian, serta dari rekomendasi warga setempat apabila ini terkait dengan keselamatan warga setempat,” ujarnya.

Oleh karena itu, August menuntut ketegasan Pemprov DKI dalam memberikan sanksi terkait izin usaha SPBU tersebut.

“Saya akan mengawal kasus ini hingga keluar hasil investigasi, sehingga kami dari DPRD dapat memberikan rekomendasi untuk mengambul tindakan tegas kepada pihak SPBU apalagi juja ada unsur kelalaian dari pihak SPBU,” tuturnya.

Sebagai informasi, insiden ini terjadi pada Minggu (21/1/2024) siang saat pasangan suami istri (pasutri) Samedi Irianto (80) dan Thio Cin Bio (72) tengah bersiap-siap membuka warung gado-gadonya yang berada tepat di balik tembok SPBU tersebut.

Kebetulan saat kejadian, Ami Kusuma Dewi (30) dan sang anak juga berada di lokasi untuk mengunjungi warung milik kedua orang tuanya itu.

Nahas, keempatnya pun jadi korban tembok roboh dan tiga diantaranya meninggal dunia.

Sedangkan, anak Ami Kusuma Dewi selamat dari tragedi tersebut lantaran dipeluk oleh sang ibu saat tembok itu roboh.

Dari pemeriksaan yang dilakukan aparat kepolisian, pengelola SPBU ternyata sudah menyadari bahwa konstruksi tembok tak lagi kokoh.

Hal ini pun sudah disampaikan warga setempat kepada pengelola SPBU yang melibat tembok tersebut sudah miring.

Namun belum sempat diperbaiki, tembok SPBUN setinggi 4 meter dan panjang 15 meter itu roboh menimpa warga.

Baca artikel menarik lainnya TribunJakarta.com di Google News

Berita Terkini