TRIBUNJAKARTA.COM - Tersangka carok maut di Madura, Hasan Busri ternyata sempat pamitan kepada sang ibu sebelum melakukan aksi yang menewaskan empat orang tersebut.
Hasan Busri mengaku sempat meminta maaf dan minta doakan dengan dalih sedang ada masalah.
Ucapan itu disampaikan Hasan Busri ketika pulang ke rumah dalam keadaan emosi mengambil celurit setelah cekcok dengan Mat Tanjar dan Mat Terdam.
Peristiwa carok maut itu terjadi di sisi jalan di Desa Bumi Anyar, Kecamatan Tanjung Bumi, Kabupaten Bangkalan, Madura, Jumat (12/1/2024).
Dikutip dari tvOneNews, Hasan Busri mengaku pulang ke rumah setelah sempat terlibat cekcok dengan kakak beradik Mat Tanjar dan Mat Terdam.
Cekcok itu diawali dengan ketidakterimaan Mat Tanjar disapa oleh Hasan Busri.
"Kalau kamu berani, kamu pulang sana bawa (senjata tajam)," kata Mat Tanjar diceritakan Hasan Busri.
Kadung emosi, Hasan Busri pulang ke rumah dan di perjalanan ketemu adiknya yang juga tersangka kasus ini, Wardi.
"(Wardi) negor saya, saya bilang saya dipukul orang ke adik saya ini," kata Hasan Busri.
Wardi dan Hasan Busri pun pulang ke rumah untuk mengambil senjata tajam.
Di momen itu, ibunda kakak beradik tersebut melihat Wardi dan Hasan Busri keluar bawa celurit.
Sontak ibunda menanyakan apa yang sedang terjadi.
"Mau kemana? Kata umi saya, doain saya ada masalah mau berangkat. Begitu kata saya," cerita Hasan Busri.
Hasan Busri mengingat sang ibunda melarang kepadanya dan sang adik pergi.
Namun karena sudah emosi, perintah itu diabaikan Hasan Busri.
"Katanya jangan pergi, udah diem aja sini. Tapi saya udah emosi, pamitan lalu saya minta maaf dan berangkat," kata Hasan Busri.
Sampai di tempat carok terjadi, Hasan Busri dan Werdi melihat sekira 10 orang berkumpul membawa senjata tajam.
Namun hanya 5 orang yang berani menyerangnya dan sang adik.
Singkat cerita carok maut itu pun terjadi.
Dalam carok maut tersebut, Hasan Busri dan Wardi menewaskan Mat Tanjar, Najehri (42), Mat Terdam, dan Hafid (45).
Kakak beradik itu kini telah resmi menjadi tersangka.
Kapolres Bangkalan AKBP Febri Isman Jaya mengurai ancaman hukuman untuk Hasan Busri dan Wardi.
“Penerapan Pasal 340 KUHP, seumur hidup,” ucap AKBP Febri Isman Jaya didampingi Kasat Reskrim Polres Bangkalan, AKP Heru Cahyo di Mapolres Bangkalan, Minggu (14/1/2024).
Sikap emosional Mat Tanjar
Sebelum carok maut terjadi, Hasan Busri mengaku sedang menunggu temannya untuk menghadiri tahlilan.
Tiba-tiba datang Mat Tanjar dan adiknya Mat Terdam naik motor lalu berhenti di belakang Hasan Busri.
Hasan Busri menyebut, keduanya membawa motor kencang dan lampunya menyilaukan.
Karena lampunya menyorot ke mata Hasan Busri, ia pun tak mengenali kedua pengendara itu.
Diakui Hasan Busri, saat itu ia memelototi kedua korban.
Hasan Busri pun menduga hal itulah yang membuat Mat Tanjar tersinggung.
"Gara-gara dilihat agak melotot mungkin dia tersinggung," kata dia.
Akhirnya Hasan Busri menyadari bahwa kedua orang itu adalah Mat Tanjar dan Mat Terdam.
Akhirnya Hasan Busri menyadari bahwa kedua orang itu adalah Mat Tanjar dan Mat Terdam.
Hasan Busri lalu menyapa keduanya karena memang merasa kenal.
"Terus saya nanya sama dua-duanya, ‘Mau ke mana kak?’," kata Hasan Busri.
Rupanya ucapan ini makin Mat Tanjar tersinggung.
Ia naik pitam karena Hasan Busri berani menyapa dirinya.
"'Kok nanya-nanya? mau apa?’," kata Hasan menirukan ucapan Mat Tanjar.
Bahkan saat itu Mat Tanjar juga meminta Hasan Busri untuk tidak ikut campur urusan orang.
"Jangan nanya-nanya, jangan mau tahu urusan orang," kata Hasan menirukan ucapan Mat Tanjar lagi.
Adu mulut pun terjadi antara keduanya sampai-sampai Hasan Busri mengaku ditampar Mat Tanjar.
Hasan Busri yang merasa tertantang dengan ucapan Mat Tanjar akhirnya pulang ke rumah membawa senjata tajam.
Baca artikel menarik lainnya TribunJakarta.com di Google News