TRIBUNJAKARTA.COM - Lurah Ancol, Bijakri Saud Maruli Manik membuat pengakuan setelah disebut petugas PPSU kata-kata yang keluar dari mulutnya nyelekit alias menyakiti hati.
Seharusnya, kata Saud, petugas PPSU langsung bilang kepadanya jika memang tidak suka.
Saud mengaku ucapannya yang keluar di hadapan petugas PPSU Kelurahan Ancol itu hanya berupa nasihat saja.
Namun ternyata, ucapan Saud sampai membuat petugas PPSU melakukan mogok kerja pada Senin (19/2/2024).
Sebelumnya, petugas PPSU mengaku sakit hati dengan ucapan Saud saat pembinaan beberapa waktu lalu dengan kata-kata miskin.
Namun Saud menyebut, perkataannya merupakan sebuah nasihat.
Ia pun tak merasa dirinya salah dan harus minta maaf.
"Bukan gak mau (minta maaf),"
"Saya tidak merasa melakukan salah, itu aja. Itu kan pembinaan umum, saya sampaikan nasihat, itu aja kok," kata Saud kepada TribunJakarta.com.
Di acara pembinaan petugas PPSU Ancol, Saud mengaku mengimbau para petugas untuk tidak merokok.
Bukan tanpa alasan, hal itu karena kebutuhan hidup semakin mahal. Menurutnya, gaji petugas PPSU lebih baik dipaai untuk kebutuhan di rumah.
"Pembinaan itu saya berikan kepada PPSU, bagi yang merokok agar berhenti merokok, lebih baik duitnya ditabung untuk anak istri. Kita supaya tidak miskin karena kebutuhan sekarang harga semakin meningkat," katanya.
"Wajar dong saya ngomong begitu, karena sekarang harga-harga meningkat, gaji naik Rp 5 juta," sambung Saud lagi.
Saud lantas menganggap para petugas PPSU terlalu sensitif menangkap kata-katanya itu.
Ia bilang para petugas PPSU tersebut "baper" alias bawa perasaan.
Saud bahkan menilai memang ada petugas PPSU yang tidak suka padanya.
"Memang sudah ada niatnya untuk menghina saya saja, bukannya niatnya benar lagi,"
"Seharusnya kalau mereka tidak suka ya dibicarakan dulu sama saya, ini kan gak ada. Saya anggap baik-baik saja," ucap Saud.
Di sisi lain, Fajar salah satu petugas PPSU yang melakukan mogok kerja mengatakan aksi tersebut dilakukan untuk menuntut keadilan.
"Kita minta ketegasan dan keadilan,"
"Jadi gini, setiap apel itu Pak Lurah itu selalu memarahi kita, apalagi, yang kita nggak enak hati kan, dengan kata-kata miskin," ucap Fajar di lokasi.
Hinaan-hinaan tersebut, ungkap Fajar, sering terlontar pada saat lurah dan sekretaris kelurahan memimpin apel.
Pernah juga ada petugas PPSU yang dihina miskin hanya karena tidak memiliki motor.
"Contohnya PPSU miskin dilarang merokok, dia ngomong seperti. Saya sempat dengar pas kita di perkumpulan kata miskin, pas kemarin pemilu kan kita pembagian zona, pembagian TPS, kita ditugasin di beberapa TPS," ucap Fajar.
"Ada salah satu teman saya yang dibagikan di RW 10. Nah dia dipertanyakan itu, kamu ada motor atau tidak, beliau menjawab tidak, dan dikatakan dasar kau miskin," sambungnya.
Baca artikel menarik TribunJakarta.com lainnya di Google News