Baca tanpa iklan
Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Dionisius Arya Bima Suci
TRIBUNJAKARTA.COM, GAMBIR - Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono buka suara soal Komisi Nasional Hak Asasi Manusia ( Komnas HAM ) yang mengajak Pemprov DKI duduk bareng bersama warga untuk menyelesaikan polemik Kampung Bayam.
Ia pun memastikan sejauh ini Pemprov DKI sudah berupaya memberikan solusi terbaik untuk warga eks Kampung Bayam.
“Ya Pemda kan sudah memberikan yang terbaik,” ucapnya kepada awak media, Rabu (21/2/2024).
Meski demikian, eks Wali Kota Jakarta Utara ini tak menjelaskan secara jelas apakah dirinya bakal datang dalam mediasi yang digelar Komnas HAM tersebut.
Sebagai informasi, Komnas HAM berencana menggelar mediasi antara Pemprov DKI, Jakpro, dan warga eks Kampung Bayam pada awal Maret 2024 mendatang.
Mediasi dilakukan guna menyelesaikan masalah warga eks Kampung Bayam yang tak kunjung usai.
“Dalam rangka mediasi, kami jadwalkan mengundang Jakpro dan Pemprov DKI pada Maret 2024,” ucap Komisioner Mediasi Komnas HAM Prabianto Mukti Wibowo dilansir dari Kompas.com, Minggu (18/2/2024).
Adapun masalah ini berlarut-larut lantaran Pemprov DKI di bawah Pj Gubernur Heru Budi tak kunjung memberikan kunci Kampung Susun Bayam (KSB) yang sudah dijanjikan sejak era Gubernur Anies Baswedan.
KSB sebelumnya dijanjikan bakal diberikan kepada warga eks Kampung Bayam sebagai kompensasi lahan mereka yang digusur untuk pembangunan Jakarta International Stadium (JIS).
Heru Budi Dilaporkan ke Ombudsman
Pj Gubernur DKI Heru Budi Hartono sebelumnya juga dilaporkan ke Ombudsman oleh warga eks Kampung Bayam pada Senin (19/2/2024) kemarin.
Orang nomor satu di DKI ini dilaporkan lantaran sampai saat ini tak kunjung menemui warga eks Kampung Bayam.
Padahal, warga sudah berkali-kali meminta untuk bertemu Heru Budi untuk membahas masalah Kampung Susun Bayam itu.
Surat permohonan audiensi yang dilayangkan warga Kampung Bayam sejak beberapa bulan lalu tak kunjung dibalas.
Warga pun sempat menggelar aksi demo di Balai Kota Jakarta, namun mereka harus gigit jari lantaran Heru Budi tak menemui warga di luar.
Baca artikel menarik TribunJakarta.com lainnya di Google News