TRIBUNJAKARTA.COM - Angin yang terjadi di Rancaekek Bandung kemarin, Rabu (21/2/2024) ternyata bukan puting beliaung, melainkan tornado.
Angin tornado tersebut rupanya yang pertama terjadi di Indonesia.
Tornado memiliki skala kekuatan angin yang lebih tinggi dan radius yang lebih luas daripada angin puting beliung.
Hal ini diungkap salah satu peneliti dari Badan Riset dan Inovasi Nasional.
"Efek tornado: beda dg puting beliung, tornado punya skala kekuatan angin lebih tinggi dan radius lebih luas. Angin tornado minimal kecepatan angin mencapai 70 km/jam. Dalam kajian kami di BRIN, angin puting beliung terkuat: 56 km/jam. Sudah pernah lihat film Twister 1996?" Unggah Dr. Erma Yulihastin seorang Peneliti BRIN pada akun X miliknya Rabu (21/2/24).
Adapun, durasi angin puting beliung dan tornado yang terjadi juga berbeda.
"Selain itu juga durasi. Dalam kasus puting beliung yg biasa terjadi di Indonesia, hanya sekitar 5-10 menit itu pun sudah sangat lama. Hanya ada satu kasus yang tidak biasa ketika puting beliung terjadi dalam durasi 20 menit di Cimenyan pada 2021," Lanjutnya.
Erma menjelaskan tornado memiliki skala kekuatan angin yang lebih tinggi dan radius lebih luas. Angin tornado minimal kecepatan angin mencapai 70 kilometer per jam.
Angin puting beliung terkuat yang pernah tercatat memiliki kecepatan 56 kilometer per jam.
Menurut Erma, kasus puting beliung yang biasa terjadi di Indonesia hanya berlangsung sekitar 5 sampai 10 menit itu pun sudah sangat lama.
Artikel ini telah tayang di TribunKaltim.co dengan judul Tornado Pertama di Indonesia, Peneliti BRIN: Bukan Angin Puting Beliung