TRIBUNJAKARTA.COM, BOGOR - Seorang guru SMP di Cigombong, Bogor menjadi sorotan karena dugaan pelecehan seksual yang dilakukannya terhadap sejumlah siswi.
Kasus itu mencuat usai salah satu warga net membongkar sosok sang guru di X (dulu Twitter).
Salah satu akun yang turut membagikan cerita tersebut ialah @bogorfess_.
Kasus tersebut terjadi di SMPN 1 Cigombong yang merupakan wali kelas korban.
Guru agama bernama Eman Padillah itu diduga melecehkan siswi yang sudah yatim.
Eman pun meminta kepada korbannya agar tidak melaporkan kepada siapapun.
Dalam narasi yang beredar, perbuatan tak pantas oleh guru agama tersebut ternyata tak hanya sekali.
Yang disayangkan, pihak sekolah tak memberikan tindakan tegas terhadap Eman.
"Dengan adanya kejadian ini, mari kita bantu korban dengan tanpa ragu bersuara hingga pihak sekolah menindak dengan tegas."
"Kita kawal masalah ini sampai tuntas, agar tidak ada lagi korban selanjutnya," tulisnya.
Terungkap Chat Pak Eman
Kabar tersebut ternyata sudah sampai ke telinga Eman Padillah.
Terungkap sebuah chat Eman yang berisi sindiran kepada mereka yang telah membicarakannya.
Ia mengaku berterimakasih kepada anak-anak didiknya yang telah memviralkannya.
Begini isi chatnya.
"Terimakasihterimakasih atas hujatan, hinaan, mantan murid-murid saya, yang terhormat, yang soleh solehah, kalian tidak tahu permasalahannya yang sekelasnya, begitu hebat balas budi kalian terimakasih, persaksian yang sesungguhnya di akherat nanti," tulis Eman.
Chat tersebut kemudian difoto dan diberi komentar bahwa respons sang guru seakan menganggap dirinya korban.
"Si playing victim baru kena mental lo abis gue, temen-temen gue dan alumni lain nge-blow up ini?" tulisnya.
Tukang kebun terlibat
Ternyata kasus pelecehan tersebut tak hanya dilakukan oleh Eman Padillah, tetapi juga seorang tukang kebun sekolah itu.
"Sekitar bulan Desember, di situ ada orang tua yang cerita bahwa dia gak sengaja lihat hp anaknya kalau anaknya ngadu ke wali kelasnya tentang pelecehan yang dilakukan oleh seorang tukang kebun," ujar Lia Permana, orangtua siswa pada TribunnewsBogor.com , Jumat (23/2/2024).
Anak perempuan Lia pernah menjadi korban pelecehan dari tukang kebun itu.
Meskipun tidak sampai pada area sensitif, Lia mengaku semakin waswas bila tidak ada tindakan tegas dari pihak sekolah.
"Karena saya khawatir, pas awal masuk sekolah di Januari saya janjian sama wali kelas anak saya namanya Pak Reza bahwa saya mau dianter pengen ngobrol sama kepala sekolah tapi kata wali kelas tidak bisa harus sama kesiswaan karena prosedurnya begitu," ungkapnya.
Lia akhirnya berbicara dengan wali kelas anaknya.
Ternyata laporan pelecehan itu tak hanya satu atau dua murid yang menjadi korban.
"Pas ngobrol di sana ternyata korbannya ada 7 orang, itu yang lapor ke wali kelas saja. Pihak sekolah tetap memperhatikan tukang kebun melalui bagian sarana dan prasarana itu dengan alasan dia itu senior," terangnya.
Meskipun telah dilaporkan, tindakan yang diambil oleh pihak sekolah terhadap tukang kebun tersebut dianggap Lia tidak tegas.
"Jadi pihak sekolah memberikan hukuman saja, yang katanya hukuman norma masyarakat berupa dicuekin sama guru-guru, didiamkan dan menurut saya itu tidak bikin jera gitu, eh malah kejadian lagi sama guru agama," lanjutnya.
Kasus ini semakin meruncing ketika pada Kamis (22/2/2024), dugaan pelecehan seksual oleh oknum guru juga mencuat.
"Tukang kebun belum selesai, belum proses ini sudah ada lagi guru agama. Pihak sekolah itu menutup-nutupi gitu, sampai kejadian lagi ini. Dari mulai kasus kemarin sampai kasus ini gitu bukannya berhenti malah ada tambah lagi," katanya.
Warga dan orangtua siswa sempat menggeruduk sekolah akibat kejadian pelecehan yang dilakukan salah seorang oknum guru pada Kamis (22/2/2024) kemarin.
Kapolsek Cigombong, Kompol Hida Tjahjono, mengaku tidak tahu kejadian itu karena tidak ada laporan masuk.
"Kami tidak tahu, karena korban tidak buka laporan ke polsek," katanya saat dikonfirmasi.
Baca artikel menarik lainnya TribunJakarta.com di Google News