Refly Harun Sindir Massa Tandingan di Depan DPR RI: Mereka Patut Dikasihani

Penulis: Elga Hikari Putra
Editor: Siti Nawiroh
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Pakar Hukum Tata Negara yang juga Juru Bicara Timnas AMIN, Refly Harun saat berorasi di depan massa aksi tolak Pemilu curang di depan DPR RI, Jumat (8/3/2024).

Laporan Wartawan TribunJakarta.com Elga Hikari Putra

TRIBUNJAKARTA.COM -  Pakar Hukum Tata Negara yang juga Juru Bicara Timnas AMIN, Refly Harun menyindir massa tandingan yang juga menggelar aksi unjuk rasa di depan DPR RI.

Diketahui, aksi unjuk rasa di depan DPR RI, Jumat (8/3/2024) terbagi menjadi dua kubu.

Refly berada di kubu yang mendesak DPR segera membentuk hak angket Pemilu 2024 dan mendorong agar Presiden Joko Widodo dimakzulkan.

Sedangkan massa tandingan adalah mereka yang menolak hak angket dan mendukung pemerintahan Jokowi. Massa ini mengklaim berasal dari kalangan mahasiswa dan pelajar.

Kedua kubu ini dipisahkan oleh pagar yang didirikan oleh pihak kepolisian.

Kubu pro hak angket berada tepat di depan gerbang DPR RI. Sedangkan massa kontra berada di sisi kiri gerbang DPR. Aparat kepolisian berjaga diantara dua kelompok massa agar tak terjadi bentrok.

Kendati begitu, aksi saling sindir seringkali dilontarkan dari perwakilan massa yang diberi kesempatan berorasi.

Pakar Hukum Tata Negara yang juga Juru Bicara Timnas AMIN, Refly Harun saat berorasi di depan massa aksi tolak Pemilu curang di depan DPR RI, Jumat (8/3/2024). (TribunJakarta/Elga Hikari Putra)

Termasuk yang dilakukan oleh Refly Harun saat berorasi dari atas mobil komando.

"Jangan pedulikan orang-orang yang di belakang kita (massa kontra hak angket), karena yang di belakang kita itu patut kita kasihani," kata Refly.

Menurut Refly, massa tandingan itu hanya datang untuk mengacaukan aksi massa yang mendesak digulirkannya hak angket Pemilu.

"Mereka ikut-ikut kita, kita unjuk rasa, mereka ikut unjuk rasa.  Mestinya mereka unjuk rasa sendiri," ujar Refly.

Aksi unjuk rasa hari ini adalah aksi lanjutan mengenai tuntutan agar Pemilu 2024 dibatalkan karena dianggap adanya kecurangan yang bersifat terstruktur, sistematis dan masif (TSM) untuk memenangkan paslon tertentu.

Refly Harun pun selalu hadir dalam aksi ini dan menyuarakan aspirasi menolak hasil Pemilu 2024.

Ia mendesak DPR segera menggulirkan hak angket dan memakzulkan Jokowi.

Berita Terkini