TRIBUNJAKARTA.COM - Bursa calon Ketua Umum Partai Golkar sedang menghangat.
Presiden RI, Joko Widodo bukan satu-satunya nama yang diisukan menjadi Ketua Umum Partai Golkar.
Sejumlah nama di internal partai sudah digadang-gadang menduduki jabatan strategis tersebut.
Sebelumnya, nama Jokowi muncul dari internal dan disuarakan oleh sejumlah kader Golkar.
Jokowi disebut-sebut sudah menjadi kader Golkar sejak lama lantaran pernah memimpin asosiasi pengusaha di masa Orde Baru.
Meski tidak pernah duduk di kepengurusan partai, tetapi Jokowi melaksanakan doktrin Golkar "Karya Siaga Gatra Praja".
"Jadi doktrin karya kekaryaan itu sudah dilaksanakan dan Pak Jokowi ini pengurus Asosiasi Mebel Indonesia, di tahun 2002, dimulai tahun 97," kata Anggota Dewan Pakar Golkar, Ridwan Hisjam seperti dilansir dari tayangan KompasTV pada Sabtu (16/3/2024).
Pada peride kedua pemerintahannya, Jokowi menempatkan sejumlah kader Golkar sebagai menteri koordinator (menko), seperti Menko Maritim dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan dan Menko Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto.
Menko Bidang Politik, Hukum dan Keamanan, Hadi Tjahjanto juga disebut kader Golkar dari unsur ABRI di masa Orde Baru. Terakhir, Menko Pemberdayaan Manusia dan Kebudayaan, Muhadjir Effendy juga pernah menjadi pengurus Golkar Kota Malang di masa Orde Baru.
Namun, nyatanya tak hanya nama Jokowi yang masuk ke dalam bursa ketua umum.
Berikut sederet nama-nama lain yang potensial menduduki jabatan Ketua Umum Golkar.
1. Airlangga Hartarto
Nama Airlangga mengemuka untuk maju menjadi Ketua Umum Golkar.
Airlangga Hartarto digadang-gadang untuk kembali memimpin Golkar untuk periode 2024-2029.
Airlangga merupakan anak mantan menteri kabinet era Orde Baru, Hartarto Sastrosoenarto. Ibunya, R Hartini Soekardi, adalah anak dari Didi Soekardi yang merupakan pejuang kemerdekaan masa revolusi.
Menteri Menko Bidang Perekonomian tersebut adalah lulusan Teknik Mesin dari Universitas Gadjah Mada (UGM) pada 1987.
Setelah itu dia melanjutkan pendidikan ke Amerika Serikat dan Australia.
Usai menamatkan pendidikannya, Airlangga terjun ke dunia bisnis dan sempat menduduki posisi tinggi di sejumlah perusahaan swasta.
Pada tahun 2003, dia mulai terjun ke dunia politik dengan bergabung ke Partai Golkar.
Dia pernah menjabat sebagai Wakil Bendahara DPP Partai Golkar pada 2004 sampai 2009.
Airlangga lolos menjadi anggota DPR periode 2004-2009 dan 2009-2014.
Dia kembali terpilih menjadi anggota DPR periode 2014 sampai 2019, tetapi tidak diselesaikan karena diminta Presiden Jokowi untuk menjabat Menteri Perindustrian periode 2016-2019.
Dia kemudian terpilih menjadi Ketua Umum Partai Golkar pada 13 Desember 2017.
Setelah itu, Airlangga kembali terpilih menjadi Ketum Partai Golkar periode 2019-2024 melalui Musyawarah Nasional dengan 559 suara.
2. Bambang Soesatyo
Nama lainnya yang masuk bursa calon ketua umum ialah Bambang Soesastyo.
Lelaki kelahiran 10 September 1962 itu adalah mantan jurnalis dan pebisnis tersebut terjun ke politik melalui Partai Golkar.
Ia adalah lulusan Sekolah Tinggi Ekonomi Indonesia, Jakarta, IM Newport Indonesia, Amerika Serikat.
Di usia yang terbilang muda, 29 tahun, Bamsoet pernah menjabat sebagai pemimpin redaksi majalah Info Bisnis.
Bambang bergabung dengan Partai Golkar sejak 1980 melalui organisasi sayap Angkatan Muda Pembaharu Indonesia (AMPI).
Karier politiknya menanjak setelah terpilih menjadi anggota DPR pada 2009.
Pada saat itu dia menjadi anggota panitia khusus kemelut dana talangan Bank Century.
Dia juga menjadi salah satu anggota DPR yang mengusung hak angket Bank Century kepada Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
Bamsoet juga pernah menjabat Bendahara Umum DPP Partai Golkar pada 2015 sampai 2016.
Dia juga pernah menjabat sebagai Ketua DPR pada 2018 sampai 2019, menggantikan Setya Novanto yang terlibat kasus korupsi kartu tanda penduduk elektronik (e-KTP).
Kini Bamsoet menjabat sebagai Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) periode 2019-2024.
3. Agus Gumiwang Kartasasmita
Agus Gumiwang Kartasasmita menjabat sebagai Menteri Perindustrian dalam Kabinet Indonesia Maju periode 2019-2024.
Anak kedua dari mantan menteri pada masa Orde Baru, Ginandjar Kartasasmita, itu merupakan lulusan sarjana Pacific Western University, Amerika Serikat.
Setelah itu dia melanjutkan pendidikan magister dan doktor di Universitas Pasundan, Bandung, serta Program Studi Ilmu pemerintahan Universitas Padjadjaran, Jawa Barat.
Agus memulai karier politik dengan menjadi anggota Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) mewakili Gabungan Pelaksana Konstruksi Nasional Indonesia (Gapensi) pada 1997 sampai 1999.
Dia kemudian bergabung dengan gerakan milenial (GEMA) Partai Golkar pada 2004-2009.
Setelah itu Agus lolos menjadi anggota DPR dari Partai Golkar pada Pemilu 2009.
Agus lalu dilantik menjadi Menteri Sosial pada 24 Agustus 2018. Saat itu dia menggantikan Idrus Marham yang terlibat kasus suap PLTU.
Presiden Jokowi melantik Agus menjadi Menteri Perindustrian pada 23 Oktober 2019.
Dia juga menjabat sebagai Wakil Ketua Umum Partai Golkar.
4. Bahlil Lahadalia
Nama terakhir yang dikabarkan masuk ke bursa calon ketua umum Golkar ialah Bahlil Lahadalia.
Ia adalah Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) di kabinet Indonesia Maju 2019-2024.
Lelaki kelahiran Maluku itu pernah menjadi sopir angkot pada masa SMA.
Dia kemudian merantau ke Jayapura buat kuliah di Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Port Numbay.
Saat itu dia aktif di organisasi Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) sampai pernah menjabat Bendahara Umum Pengurus Besar HMI.
Selepas menamatkan studi, Bahlil sempat terjun ke dunia bisnis.
Dia kemudian terpilih sebagai Ketua Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) periode 2015-2019.
Bahlil pernah aktif menjadi kader Partai Golkar, tetapi mengundurkan diri pada 2009.
Saat ini dia tidak berafiliasi dengan partai politik manapun.
Dia mempunyai beragam bisnis yang berada di bawah naungan PT Rifa Capital Holding. Bahlil kemudian terlibat dalam Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma’ruf Amin pada Pilpres 2019.
Setelah itu, Jokowi mengangkat Bahlil sebagai Kepala BKPM pada 23 Oktober 2019.
Baca artikel menarik lainnya TribunJakarta.com di Google News