TRIBUNJAKARTA.COM - Sekretaris Jenderal Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Hasto Kristiyanto, mengibaratkan Wakil Presiden Terpilih, Gibran Rakabuming Raka, bak sopir truk yang belakangan viral.
Diketahui, sopir truk bernama M Isnem (17) mengakibatkan kecelakaan beruntun dengan melibatkan sembilan kendaraan di Gerbang Tol (GT) Halim Utama arah Jakarta pada Rabu (27/3/2024).
Celakanya, si sopir tak memiliki SIM lantaran masih di bawah umur.
Hasto mengatakan untuk menjadi seorang sopir truk memiliki batas umurnya.
Demikian halnya dengan Gibran yang menjadi wakil presiden terpilih versi KPU.
Pasalnya, tak mudah memimpin negara dengan banyaknya masalah yang kompleks.
"Kami jujur aja khilaf, dulu ketika ikut mencalonkan Gibran (di Pilkada Solo) karena kami juga di sisi lain memang mengakui terhadap kemajuan yang dilakukan oleh pak Jokowi tapi setelah kami lihat lebih dalam kemajuan ini ternyata dipicu beban utang yang sangat besar," katanya seperti dikutip tayangan Kompas TV pada Sabtu (30/3/2024).
Sangat mungkin bertemu
Meski Sekjen PDIP memberikan komentar pedas kepada Gibran, peluang untuk PDIP bertemu Prabowo dan bergabung ke dalam koalisinya tetap terbuka.
Pasalnya, hubungan antara Prabowo Subianto dengan Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputri masih terjalin baik.
Menurut Wakil Ketua TKN Prabowo-Gibran, Habiburokhman, pertemuan antara kedua tokoh tersebut sangat mungkin terjadi.
Prabowo akan memasuki babak baru reunifikasi dengan Megawati.
"Masuk akal klo arah ke sana tapi hubungan baik kemudian apakah mau ada pertemuan hubungan antara Pak Prabowo dan Ibu mega menurut saya sangat mungkin," ujar Habiburokhman dalam tayangan TV One pada Sabtu (30/3/2024).
Terganjal Jokowi
Pakar politik, Burhanuddin Muhtadi mengatakan meski hubungan Prabowo dan Megawati baik, tetapi PDIP masih terganjal masalah dengan Presiden Joko Widodo.
Pasalnya, Jokowi membelot dari PDIP lalu menjadi pendukung utama Prabowo dalam kontestasi Pilpres 2024.
Terlebih, putra sulung Jokowi menjadi calon wakil presiden Prabowo Subianto.
"Salah satu resep Prabowo menang telak adalah pak Jokowi," ujar Burhanuddin.
Burhanuddin menilai selama hubungan Prabowo dan Jokowi masih sangat baik, kemungkinan PDIP untuk masuk ke kabinet Prabowo-Gibran sangat kecil.
"Tapi kalau ada yang mengganggu hubungan Pak Jokowi dengan Pak Prabowo saya kira PDIP akan membuka opsi masuk ke dalam pemerintahan Pak Prabowo," katanya.
Habiburokhman menanggapi analisa dari Burhanuddin Muhtadi yang menilai masih sangat sulit PDIP bergabung ke koalisi Prabowo karena sosok Jokowi.
Menurut dia, dalam berpolitik tidak ada yang mustahil.
Habiburokhman memprediksi hubungan antara Megawati dan Jokowi tidak akan terus memanas.
"Waktu akan mengobati luka di kedua pihak. Pada saatnya, kan mereka semua negarawan, meski berseteru tapi kan hatinya merah putih semua. Banyak agenda besar buat bangsa ini ke depan," tutupnya.
Perseteruan antara PDIP dan Jokowi, kata Habiburokhman, bisa saja hanya masalah komunikasi.
Prabowo Subianto dinilai sosok yang cocok untuk memersatukan kedua pihak.
"Persoalannya saya yakin bukan ideologis, tapi semata mungkin saja miskomunikasi," pungkasnya.
Dapatkan Informasi lain dari TribunJakarta.com via saluran Whatsapp di sini.
Baca artikel menarik lainnya TribunJakarta.com di Google News