TRIBUNJAKARTA.COM - Kasus penemuan mayat wanita berinisial R (35) menggegerkan masyarakat.
Sebab, saat mayatnya ditemukan di Pulau Pari, Kepulauan Seribu, kondisinya mengenaskan.
Terlebih pihak kepolisian menyebutkan sosok R sebagai pekerja seks komersial (PSK) online atau yang karib dikenal sebagai wanita open bo aplikasi MiChat.
Jasad R pertama kali ditemukan oleh warga yang tengah memancing di Pulau Pari pada Sabtu (13/4/2024).
Wajah R sudah hancur saat ditemukan. R yang berprofesi sebagai wanita Open BO diduga merupakan korban pembunuhan.
Berikut TribunJakarta merangkum empat fakta dari kasus dugaan pembunuhan tersebut.
Hilang Sejak 9 April
Jasad R pertama kali ditemukan oleh warga yang tengah memancing di Pulau Pari pada Sabtu (13/4/2024).
Wajah R sudah hancur saat ditemukan. R yang berprofesi sebagai wanita Open BO diduga merupakan korban pembunuhan.
"Dugaan awal (korban) dibunuh," kata Kanit 5 Subdit Jatanras Ditreskrimum Polda Metro Jaya Kompol Yandri Mono, Sabtu (20/4/2024).
Luka
Yandri mengungkapkan, terdapat luka di bagian dada dan leher korban. Namun, ia belum dapat memastikan jenis luka tersebut.
"Di tubuhnya kalau hasil visum ada (luka) di dada, leher. Di dada belum tahu (luka apa), otopsi kan belum keluar, baru visum sementara. Kalau di leher kemungkinan besar dicekik," ungkap dia.
Saat ini polisi telah mengamankan tiga orang yang dua di antaranya adalah kekasih R dan satu lainnya merupakan pelanggan korban di aplikasi MiChat.
"Ada tiga orang yang diamankan, diduga teman dekatnya semua. Ini kan (korban) cewek BO lewat michat. Ketiga temannya ini orang yang dekat dan ada komunikasi pada saat di akhir korban hilang. Makanya diamankan kemarin tiga orang," ujar Yandri.
Hilang Sejak 9 April
Saat ini polisi telah mengamankan tiga orang yang dua di antaranya adalah kekasih R dan satu lainnya merupakan pria hidung belang alias pelanggan korban di aplikasi MiChat.
"Ada tiga orang yang diamankan, diduga teman dekatnya semua. Ini kan (korban) cewek BO lewat MiChat. Ketiga temannya ini orang yang dekat dan ada komunikasi pada saat di akhir korban hilang. Makanya diamankan kemarin tiga orang," ujar Yandri.
Di sisi lain, korban R ternyata sudah dilaporkan hilang selama lima hari sebelum jasadnya ditemukan atau terhitung sejak Selasa (9/4/2024).
"Kami Jatanras, gabung dengan Polres Kepulauan Seribu, mendatangi keluarganya. Ternyata benar yang bersangkutan sudah hilang dari tanggal 9 April," ucap Yandri.
Dugaan Pembunuhan
Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Ade Ary Syam Indradi mengatakan, kondisi jenazah sudah membusuk.
"Pemeriksaan luka-luka masih harus dikonfirmasi dengan pemeriksaan luka pada laboratorium histologi anatomi," kata Ade Ary dalam keterangannya, Minggu (21/4/2024).
Berdasarkan hasil visum sementara, jelas Ade Ary, ditemukan luka di bagian dada kanan.
"Kehitaman pada leher, kehitaman di rahang kanan," ujar mantan Kapolres Metro Jakarta Selatan itu.
Dari hasil otopsi, ia menyebut organ tubuh bagian dada sudah membusuk dan tidak bisa lagi ditentukan apakah ada pendarahan atau tidak.
"Tak ditemukan patah tulang lidah, tulang tengkorak utuh," ungkap Ade Ary.
Kendati demikian, penyebab kematian korban masih menunggu penelitian Pusat Laboratorium Forensik (Puslabfor) Polri.
"Sebab mati menunggu hasil laboratorium toksikologi dan histopatologi anatomi forensik," kata Ade Ary.
Ade menjelaskan, sampel toksikologi yang diambil untuk diperiksa di Puslabfor yaitu bagian hati, empedu, lambung, dan urine.
"Diambil sampel histologi anatomi, untuk diperiksa di bagian patologi anatomi yaitu kulit dada, leher, rahang, tulang lidah, tulang iga," ujar dia.
Berdasarkan hasil visum sementara, jelas Ade Ary, ditemukan luka di bagian dada kanan.
"Kehitaman pada leher, kehitaman di rahang kanan," ujarnya.
Dapatkan Informasi lain dari TribunJakarta.com via saluran Whatsapp di sini
Baca artikel menarik lainnya TribunJakarta.com di Google News