TRIBUNJAKARTA.COM - Cut Intan Nabila menagis haru dalam pelukan ayahnya, Hanafi Hasan.
Usai mengetahui anaknya mengalami kekerasan dalam rumah Tanga (KDRT) yang dilakukan oleh Armor Teodore Gustifante, Hanafi sudah meluapkan kekecewaannya.
Hanafi kaget mengetahui anaknya menjadi korban KDRT. Apalagi, ia menilai tersangka merupakan sosok yang baik.
"Kagetlah, kalian saja kalau punya anak gimana, kita lihat anaknya baik ngobrol namanya mantu," imbuh Hanafi.
Hanafi pun mengutuk perilaku menantunya tersebut. Ia meminta tersangka dihukum setimpal.
"Sangat kecewa, anak kita, saya enggak tahu masalahnya, saya kutuklah gimana caranya hukumlah," imbuhnya.
Kini, akhirnya Hanafi bisa bertemu dengan Intan Nabila secara langsung.
Hal ini terkuak dalam feed instagram Wardah Maulina, sahabat Intan Nabila.
Dalam postingan tersebut, terlihat punggung Hanafi yang tengah mendekap sang putri.
Suara Hanafi pun tertutup oleh tangisan Intan Nabila yang lebih nyaring.
"Akhirnya @cut.intannabila jumpa Ayah dari Aceh Sakit nya nyampe ke ulu hati Hati Ayah mana yang ga luka anak perempuan nya disakiti oleh laki2 yang sudah dipercaya untuk menjaganya dengan baik," tulis Wardah Maulina dikutip Tribun Jakarta, Sabtu (17/8/2024).
Selanjutnya, terlihat Hanafi menggendong cucunya, baby Zhea yang sempat ditendang oleh Armor.
Istri dan Anaknya Trauma
KDRT yang dilakukan Armor Toreador membuat Intan Nabila dan ketiga anaknya menderita.
Intan Nabila dan anaknya mengalami trauma mendalam.
Sebagai informasi, buah dari lima tahun pernikahan antara pelaku dan korban ini dikaruniai oleh tiga orang anak yang masih kecil.
Armor Toreador mengaku melakukan KDRT kepada Intan Nabila sejak tahun 2020.
Tak jarang Armor Toreador menganiaya Intan Nabila di depan buah hatinya.
Orangtua Armor Toreador sendiri mengetahui kalau anaknya kerap berbuat keji kepada Intan Nabila.
Kini Kapolres Bogor, AKBP Rio Wahyu Anggoro mengatakan anak kedua Armor Toreador dan Intan Nabila, ketakutan jika bertemu laki-laki.
"Informasi yang kami dapat dari petugas kita dan ART bahwa anak-anak korban sangat takut ketemu laki-laki," ujarnya.
Dalam proses penyelidikannya, pihak kepolisian pun sangat berhati-hati untuk menjaga kondisi psikologis dari anak-anak korban agar tetap terjaga.
AKBP Rio Wahyu Anggoro pun mengerahkan polisi wanita (polwan) untuk mengusut tuntas kasus yang menururnya sensitif ini karena menyangkut perempuan dan anak.
"Kemarin anggota kami sudah tiba pukul 13.30 WIB nyampe TKP, namun kami baru bisa masuk pada pukul 14.00, karena kami menunggu penyidik dari Polwan. Kami menjaga traumatik dari anak-anak korban," ucapnya.
Akses TribunJakarta.com di Google News atau WhatsApp Channel TribunJakarta.com. Pastikan Tribunners sudah install aplikasi WhatsApp ya