Pilkada DKI 2024

Survei Eksperimen LSI: Gerakan Anak Abah Coblos 3 Paslon Membesar Jika Anies Dukung Pramono-Rano

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

TRIBUNJAKARTA.COM - Peta gerakan Anak Abah coblos 3 paslon di Pilkada Jakarta 2024 terbaca pada hasil survei terbaru Lembaga Survei Indonesia (LSI).

Gerakan para pendukung dan loyalis Anies Baswedan itu berpengaruh signifikan terhadap hasil Pilkada.

Jika Anies menyatakan dukungan kepada paslon Pramono Anung-Rano Karno, gerakan mirip golput itu membesar.

Pada saat yang sama, suara dari paslon Ridwan Kamil (RK)-Suswono turun signifikan.

Namun, survei ini dilakukan pada 6-12 September 2024, masih dua bulan sebelum pencoblosan. 

Terlebih, masih ada masa kampanye dan masa tenang yang belum dilewati. Peta politik Jakarta masih bisa berubah.

Hasil Survei

LSI menggunakan metode eksperimen untuk mengetahui efek dukungan Anies di Pilkada Jakarta.

1.200 responden survei dibagi tiga, 400 responden per setiap kelompok.

Hasil survei LSi soal efek Anies Baswedan di Pilkada Jakarta. (LSI)

Kelompok pertama  akan ditanya paslon mana yang akan dipilih jika Pilkada Jakarta diadakan hari ini. Pertanyaan ini mirip pertanyaan terbuka seperti survei pada umumnya.

Sedangkan kelompok kedua ditanyakan, “Kalau pemilihan langsung gubernur dilaksanakan sekarang, dan Anies Baswedan mendukung Pramono Anung-Rano Karno, maka siapa yang akan Ibu/Bapak pilih di antara pasangan nama berikut?”

Kelompok ketiga ditanyakan, “Kalau pemilihan langsung Gubernur dilaksanakan sekarang, dan Anies Baswedan mendukung Ridwan Kamil-Suswono, maka siapa yang akan Ibu/Bapak pilih di antara pasangan nama berikut?”

Direktur Eksekutif LSI, Djayadi Hanan, sengaja tidak memasukkan paslon independen Dharma Pongrekun-Kun Wardana Abyoto karena berasumsi jika Anies melabuhkan dukungan, hanya kepada salah satu dari RK-Suswono atau Pramono-Rano.

Terlebih, elektabilitas Dharma-Kun jauh lebih kecil dari dua paslon lain.

Hasilnya, jika Anies mendukung RK-Suswono, maka elektabilitas RK-Suswono maupun Pramono-Rano tidak mengalami perubahan yang signifikan. 

Sedangkan jika Anies mendukung Pramono-Rano, maka akan menurunkan elektabilitas RK-Suswono secara signifikan dari 51.7 persen menjadi 40.5 persen.

Sehingga jarak suara antara RK-Suswono dan Pramono-Rano menjadi lebih kecil dari 22.7 persen menjadi 9 persen.

Namun, elektabilitas Pramono-Rano juga tidak naik signifikan, hanya bertambah 2,5 persen, dari 29,0 menjadi 31,5 persen.

lihat foto Jika suara tidak sah lebih banyak dari suara sah di Pilkada Jakarta. Gubernur dan Wakil Gubernur yang terpilih ternyata akan mendapat imbas serius.

Ternyata, pemilih RK-Suswono yang anjlok 11 persen karena asumsi Anies mendukung Pramono-Rano membuat Anak Abah memutuskan golput, atau jadi ragu dan mempertimbangkan ulang paslon pilihannya.

Angka golput naik saat Anies diasumsikan mendukung Pramono-Rano dari 3,8 persen menjadi 9,5 persen.

Pemilih yang ragu juga bertambah dari 11,8 persen menjadi 16,0 persen.

Djayadi menganggap gerakan coblos 3 paslon atau golput dari Anak Abah masih cair, tergantung pada arah dukungan Anies sendiri.

Jawaban golput repsonden sebanyak 3,8 persen, lalu berubah ketika pertanyaan diubah dengan embel-embel Anies mendukung Pramono-Rano, menjadi buktinya.

"Jadi dugaan saya, yang mengaku golput itu lebih sedikit dari yang seharusnya."

"Dan itu terbukti, kita bisa lihat di eksperimen. Ketika kita melakukan eksperimen, dan Anies mendukung Pramono-Rano cenderung meningkat tajam, signifikan peningkatannya."

"Artinya bahwa, belum tentu sikap golput di kalangan para pemilih Anies itu sudah statis. Dia bisa membesar, bisa juga mengecil," jelas Djayadi.

Menurut Djayadi, responden cenderung ragu untuk berani mengatakan akan golput. Karena gerakan golput tidak dianjurkan.

"Apa lagi Pilkadanya masih dua bulan lagi."

"Karena biasanya orang kalau ditanya golput tuh agak ragu-ragu untuk menjawabnya, karena bukan sikap yang dianjurkan," kata Djayadi.

Djayadi menekankan, hasil surveinya menyatakan dukungan Anies berefek signifikan pada Pilkada Jakarta 2024.

"Kenapa, karena dukungan dari Anies Baswedan kepada Pram-Rano walaupun tidak atau belum meningkatkan  elektabilitas secara signifikan dari Pram-Rano, tetapi dia secara signifikan menurunkan elektabilitas dari RK-Suswono."

"Sebaliknya, RK-Suswono membutuhkan dukungan dari Anies Baswedan untuk memastikan suaranya tidak turun dan melenggang jadi pemenang. Atau minimal RK-Suswono memerlukan sikap Anies netral," papar Djayadi.

Untuk menunjukkan dukungan Anies kepada Pramono-Rano, Anies harus mendeklarasikan diri secara terbuka agar diketahui publik.

"Untuk menyatakan dukungan kepada Pram-Rano adalah satu, yaitu menyatakan secara verbal dukungannya kepada Pram-Rano. Lalu diikuti dengan menjadi tim, ikut sosialisasi atau sebagainya," papar Djayadi.

Sementara, jika Anies ingin mendukung RK-Suswono, maka hanya cukup dengan netral atau tak bersikap. Sebab, pengaruh Anies hanya jika dia berpihak kepada Pramono-Rano.

"Kepada Ridwan Kamil bentuk dukungannya (Anies) bisa dua level ya. Level pertama Anies diam saja, dan itu dianggap netral. Para pemilihnya dibiarkan pada sikapnya masing-masing."

"Itu dalam konteks ini bisa dinyatakan sebagai bentuk dukungan Anies kepada RK-Suswono. Karena dengan tanpa adanya sikap dari Anies itu lebih menguntungkan pihak RK-Suswono dalam konteks ini."

"Atau sama saja, menyatakan secara aktif, bila perlu ikut berkampanye," paparnya.

Sebagai informasi, populasi survei ini adalah seluruh warga negara Indonesia di Provinsi Daerah Khusus Jakarta yang punya hak pilih dalam pemilihan umum, yaitu mereka yang sudah berumur 17 tahun atau lebih, atau sudah menikah ketika survei dilakukan.

Sampel sebanyak 1200 orang diambil dengan menggunakan metode multistage dengan toleransi kesalahan (margin of error)±2.9 persen pada tingkat kepercayaan 95
persen, dengan asumsi simple random sampling.

Sampel berasal dari seluruh Kota Administratif di Provinsi Daerah Khusus Jakarta yang terdistribusi secara proporsional.

Wawancara tatap muka dilakukan oleh pewawancara yang telah dilatih terhadap responden terpilih.

Kendali mutu hasil wawancara dilakukan secara random pada 20 persen dari total sampel oleh supervisor lapangan dengan kembali mendatangi responden terpilih (spot check). Dalam kendali mutu ini tidak ditemukan kesalahan berarti.

3 Pasangan Calon

Seperti diketahui, Pilkada Jakarta 2024 diikuti tiga paslon.

Pertama adalah Pramono Anung sebagai cagub, dengan Rano Karno sebagai wakilnya.

Kedua kader PDIP itu diusung oleh partainya sendiri dengan bantuan Hanura.

Sedangkan paslon kedua adalah Ridwan Kamil-Suswono. RK, sapaan karib sang cagub, merupakan kader Golkar, sedangkan Suswono berasal dari PKS.

Pasangan bernama RIDO itu diusung koalisi besar berisi 13 partai Gerindra, PKS, Golkar, Demokrat, NasDem, PSI, PKB, Gelora, PBB, Perindo, PAN, PPP, serta Garuda.

Sedangkan paslon ketiga dari jalur independen, Dharma Pongrekun sebagai cagub, dan wakilnya Kun Wardana Abyoto.

Dharma merupakan pensiunan Polri dengan pangkat terakhir jenderal bintang tiga. Sedangkan Kun Wardana merupakan seorang akademisi.

Akses TribunJakarta.com di Google News atau WhatsApp Channel TribunJakarta.com. Pastikan Tribunners sudah install aplikasi WhatsApp ya

Berita Terkini