Marah Dengar Penjelasan Dinas Damkar Depok, Sandi Tantang Hirup Asap Bakaran Sampah Tanpa Masker

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Sandi Butar Butar dan Tessy Haryati.

TRIBUNJAKARTA.COM - Penjelasan Dinas Pemdam Kebakaran (Damkar) dan Penyelamatan Depok soal gugurnya seorang petugas saat memadamkan kebakaran beberapa waktu lalu, justru memantik amarah.

Kepala Seksi Penyelamatan Damkar Depok, Tessy Haryanti, mengatakan, petugas damkar tak perlu memakai masker saat memadamkan api di area terbuka.

Pernyataan Tessy itu disampaikan saat menjelaskan soal Martinnus Reja Panjaitan, seorang petugas yang tewas saat memadamkan kebakaran di rumah pemotonagan ayam, Pasar Cisalak, Cimanggis, Depok, Jumat (18/10/2024).

Martinnus tidak memakai masker saat berjibaku dengan api, karena tidak tersedia.

Padamkan Api Tanpa Masker

Martinnus menghembuskan napas terakhirnya setelah memadamkan kebakaran di rumah pemotonagan ayam, Pasar Cisalak, Cimanggis, Depok, Jumat (18/10/2024).

Mengutip Kompas.com, saat kebakaran, sebanyak 10 unit mobil damkar beserta 40 personel dikerahkan ke lokasi untuk memadamkan api.

Namun, tak lama setelah itu Martinnius menginformasikan kepada salah satu anggota regu bahwa ia mengalami sedikit sesak.

Ia pun berjalan menuju ambulans sukarelawan untuk minum teh hangat. Salah satu anggota regu segera menyusul untuk memastikan kondisi Martinnius.

Pakaian alat pelindung diri (APD) yang dikenakan Martinnius pun dilepas dengan maksud untuk memudahkannya bernapas.

Meski Martinnius mengatakan kondisinya membaik dan aman, anggota regu tetap berupaya mencari masker Self-Contained Breathing Apparatus (SCBA) sebagai langkah pertolongan pertama.

Masker SCBA menyediakan udara bersih bagi petugas pemadam kebakaran sehingga mereka dapat bernapas di area yang mengandung asap beracun.

Sayangnya, unit yang memadamkan kebakaran di Pasar Cisalak saat itu tidak ada yang membawa masker SCBA. Padahal, masker itu rencananya akan dipasangkan ke Martinnius lantaran di ambulans sukarelawan tidak tersedia selang oksigen.

Selanjutnya, Martinnius segera dibawa ke rumah sakit terdekat.

Namun, di tengah perjalanan, kondisi Martinnius semakin memburuk dan jalan di persimpangan Jalan Juanda mengalami kemacetan parah. Irfan, salah satu anggota regu yang menemani Martinnius ke rumah sakit, terpaksa keluar dari mobil untuk membuka jalan bagi ambulans sukarelawan.

Sayangnya, nyawa Martinnius tidak dapat diselamatkan.

Kata Dinas Damkar

Kepala Seksi Penyelamatan Pemadam Kebakaran (Damkar) Kota Depok Tessy Haryanti, mengatakan, Martinnus tidak menggunakan masker saat pemadaman, karena lokasi kebakaran berada di luar ruangan, atau terbuka.

“Kalau masker, tidak pakai. Karena TKP tersebut adalah 80 persen ruang terbuka. Jadi masih dimungkinkan untuk sirkulasi udara,” ungkap Tessy saat dihubungi Kompas.com, Sabtu (19/10/2024).

“Masker dipakai jika pada ruang terbatas dan sepasang dengan tabung udara murni, namanya SCBA,” kata dia lagi.

Namun, Tessy memastikan Martinnus mengenakan alat pelindung diri lain seperti helm dan baju tahan api.

“Pakai itu, alat itu nozzle dan selang, APD itu helm, baju tahan api sama sepatu tahan panas. Pakai semua itu personel yang masuk TKP,” tegas Tessy.

Sementara itu, Tessy tidak bisa menyimpulkan soal penyebab Martinnius meninggal dunia.

“Apakah korban dampak dari kebakaran seperti asapnya? Nah itu medis yang tentukan. Kami hanya upayakan bawa korban ke faskes terdekat, secepatnya,” ujar Tessy.

Sandi Tantang Pejabat Dinas Damkar

Mendengar penjelasan Tessy, Sandi Butar Butar, salah satu petugas damkar Depok, marah besar.

Sandi memang petugas damkar yang kerap mengkritisi Dinas Damkar dan Penyelamatan Depok.

Bahkan saat ini, dia sedang melaporkan dinas tempatnya bekerja itu ke Kejaksaan Negeri Depok, dengan dugaan korupsi.

Sebelumnya ia sempat viral karena membongkar banyaknya alat petugas damkar yang tak layak.

Sandi menentang Tessy yang mengatakan pemadaman kebakaran di area terbuka tak perlu masker.

Sandi juga menantang Tessy untuk menghirup asap bakaran sampah tanpa masker.

“Kalau dia bilang tidak wajib memakai masker, saya tantang dia. Saya bakar sampah di depannya, (lalu) dia tidak memakai masker, bertahan berapa lama dia?” kata Sandi saat ditemui Kompas.com, Jumat (25/10/2024).

Sandi mengungkapkan bahwa petugas damkar umumnya hanya bisa bertahan sekitar 10 menit tanpa masker di tengah asap kebakaran, sedangkan dalam situasi nyata mereka sering terpapar asap berjam-jam. Menurut Sandi, penggunaan masker merupakan prosedur standar operasional yang wajib bagi petugas damkar saat bertugas di lokasi kebakaran.

“Dia pejabat, harusnya mengerti dong SOP-nya. Itu hanya pembelaan, pembelaan dia,” ujar Sandi menilai sikap Tessy.

Akses TribunJakarta.com di Google News atau WhatsApp Channel TribunJakarta.com. Pastikan Tribunners sudah install aplikasi WhatsApp ya

Berita Terkini