TRIBUNJAKARTA.COM - Pilkada Jakarta 2024 menyeret Lembaga Survei Indonesia (LSI) dan Poltracking Indonesia berpolemik.
Dua lembaga survei besar itu merilis survei yang dilaksanakan nyaris bersamaan, namun hasilnya berbeda jauh.
Di LSI, elektabilitas paslon nomor 3, Pramono Anung-Rano Karno unggul, sedangkan temuan Poltracking paslon nomor 1 Ridwan Kamil (RK)-Suswono unggul, bahkan di atas 50 persen.
Berikut TribunJakarta rangkum 2 perbedaan metodologi survei Pilkada Jakarta 2024 dari LSI dan Poltracking:
1. Jumlah Sampel
Sampel survei LSI sebanyak 1200 orang diambil menggunakan metode multistage dengan toleransi kesalahan (margin of error) ±2.9 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen, dengan asumsi simple random sampling.
Sedangkan sampel survei Poltracking sebanyak 2000 orang dengan margin of error +/- 2.2 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.
Keduanya memastikan, sampel berasal dari seluruh kota administrasi di Jakarta yang terdistribusi secara proporsional. Seluruh sampel juga dipastikan sudah memiliki hak pilih.
2. Waktu Survei
Perbedaan lain dalam hal metodologi selain jumlah sampel adalah waktu survei.
Keduanya sama-sama menitikberatkan survei dilakukan setelah momen debat perdana, Minggu (6/10/2024).
LSI melakukan survei pada 10-17 Oktober 2024, dan hasilnya dirilis pada Rabu (22/10/2024).
Sedangkan survei Poltracking dijalankan pada 10-16 Oktober 2024, dan dirilis pada Kamis (23/10/2024).
Kesamaan Metodologi
Selain waktu dan jumlah sampel, metodologi kedua survei sama. Setidaknya berdasarkan yang dijelaskan pada rilisnya.
Survei dilakukan sama-sama dengan cara wawancara tatap muka.
Pewawancara pun diklaim sudah terlatih.
LSI dan Poltracking juga sama-sama melakukan kendali mutu secara acak 20 persen dari total sampel dengan cara spot check, atau mendatangi ulang responden.
Hasil Survei
Diberitakan sebelumnya, sehari setelah LSI mengumumkan hasil survei soal Pilkada Jakarta 2024, giliran Poltracking Indonesia yang mengeluarkan hasil survei terbaru dengan tema sama pada Kamis (24/10/2024).
Temuan survei Poltracking Indonesia berbeda dengan yang didapat oleh LSI.
Dalam survei Poltracking, elektabilitas paslon yang unggul dipegang oleh RK-Suswono.
Bahkan, elektabilitas paslon nomor urut satu itu di angka 51,6 persen atau memungkinkan bagi mereka bisa menang dalam satu putaran.
Sedangkan pasangan Pramono Anung-Rano Karno yang merajai survei versi LSI, maka dalam survei Poltracking ini, elektabilitas mereka 36,4 persen.
Sementara itu, paslon Dharma Pongrekung-Kun Wardana Abyoto elektabilitasnya hanya 3,9 persen dengan 8,1 sisanya tidak menjawab.
"Sementara itu, tren terbaru elektabilitas tiga calon Gubernur–Wakil Gubernur Jakarta menunjukkan pasangan Ridwan Kamil - Suswono mengalami kecenderungan naik yakni 4,1
persen. Sedangkan pasangan Dharma Pongrekun-Kun Wardana Abyoto mengalami kecenderungan turun sebesar 1,2 persen."
"Sementara pasangan Pramono Anung-Rano Karno mengalami kecenderungan naik 4,9 persen," ucap Direktur Eksekutif Poltracking Indonesia, Hanta Yuda saat merilis hasil surveinya.
Sebelumnya, dalam survei terbaru yang dirilis LSI pada Rabu (23/10/2024), menyatakan, elektabilitas paslon Pram-Rano sudah menyalip paslon nomor urut 1 RK-Suswono.
Dalam survei yang digelar pada 10-17 Oktober 2024 atau pasca gelaran debat perdana, elektabilitas Pram-Rano di angka 41,6 persen.
Pasangan yang diusung PDIP itu menyalip pasangan RK-Suswono yang elektabilitasnya kini turun menjadi disusul 37,4 persen.
Sementara paslon nomor urut 2, Dharma Pongrekun dan Kun Wardana Abyoto di angka 6,6 persen.
"Sedangkan sisanya yakni 14,4 persen adalah massa mengambang yang belum menentukan pilihannya," ujar Direktur Eksekutif LSI, Djayadi Hanan, saat merilis hasil survei terbarunya, Rabu (23/10/2024).
Diperiksa Dewan Etik
Anggota Dewan Etik Perkumpulan Survei Opini Publik Indonesia (Persepi), Saiful Mujani mengatakan pihaknya segera menggelar rapat untuk memanggil lembaga survei Poltracking dan LSI terkait hasil yang berbeda dalam Pilkada Jakarta 2024.
“Karena hasil survei mereka berbeda signifikan maka kami Dewan Etik Persepi akan segera rapat dan memanggil kedua lembaga tersebut,” kata Anggota Dewan Etik Persepsi, Saiful Mujani (24/10/2024), dikutip dari Wartakota.
Menurut Saiful, pemanggilan itu dilakukan untuk menjelaskan kenapa hasil survei dua lembaga tadi berbeda.
Saiful mengatakan, apabila alasannya tidak jelas maka akan dilakukan audit forensik.
“Kalau dua langkah tadi tidak menjawab masalah maka akan dilakukan survei ulang oleh tim khusus Perpesi,” kata Saiful.
Menurut Saiful, survei ulang akan dilakukan bersama-sama oleh dua lembaga survei tadi plus anggota Persepi lain yang ditunjuk oleh Dewan Etik Persepsi.
Ada pun Tim Dewan Etik Perpesi terdiri dari Prof Asep Saefuddin berasal dari Badan Statistik Institut Pertanian Bogor (IPB), Prof Hamdi Muluk dari Fakultas Psikologi Universitas Indonesia (UI), Prof Saiful Mujani dari FISIP Universitas Islam Negeri (FISIP UIN) dan Pendiri Lembaga Survei SMRC.
Saiful menjelaskan, lembaga survei yang terbukti melakukan kesalahan bisa disanksi? Saiful Mujani mengatakan, kalau lembaga survei tersebut terbukti melanggar etik berat maka sudah pasti bisa dikeluarkan dari perhimpunan.
Selanjutnya, kata Saiful, Persepsi akan mengeluarkan putusan tidak merekomendasikan lembaga survei ke publik untuk dipakai.
“Pasti kalau terbukti melanggar etik berat bisa dikeluarkan dari perhimpunan dan tidak direkomendasikan ke publik untuk dipakai. Kami pernah 2 kali melakukan sanksi berat ini pada anggota. Bahkan mereka dikeluarkan atau keluar sendiri sebelum dikeluarkan,” pungkas Saiful Mujani.
3 Paslon
Seperti diketahui, Pilkada Jakarta 2024 diikuti tiga paslon.
Nomor 1 Ridwan Kamil-Suswono. Paslon tersebut diusung Koalisi Indonesia Maju (KIM) Plus berisi 14 partai Gerindra, PKS, Golkar, Demokrat, NasDem, PSI, PKB, Gelora, PBB, Perindo, PAN, PPP, PKN serta Garuda.
Nomor 2 paslon independen, Dharma Pongrekun-Kun Wardhana Abyoto. Paslon ini memenuhi persyaratan dukungan 677.468 KTP warga Jakarta.
Nomor 3 Pramono Anung-Rano Karno, diusung PDIP dan Hanura.
Akses TribunJakarta.com di Google News atau WhatsApp Channel TribunJakarta.com. Pastikan Tribunners sudah install aplikasi WhatsApp ya