Laporan Wartawan TribunJakarta.com Elga Hikari Putra
TRIBUNJAKARTA.COM, KEMBANGAN - Sama sekali tak ada ekspresi sakit yang ditunjukan oleh Hamim (57) saat alat laser diarahkan ke bagian dada kirinya yang masih menyisakan bekas tato.
Keinginannya untuk melangkah lebih baik dan menghapus peninggalan masa lalunya yang sudah tertempel di dadanya sejak tahun 1985 lebih besar dibanding rasa sakit saat proses penghapusan tato.
Bagi para penyintas, proses hapus tato memang jauh lebih sakit dibanding saat jarum dan tinta tato dilukis di badan mereka.
"Alasannya memang karena pengen hijrah aja," kata Hamim ditemui usai hapus tato di aula Masjid kantor Wali Kota Jakarta Barat, Senin (17/3/2025).
Secara kasat mata, penampilan Hamim memang terlihat cukup relijius.
Namun siapa sangka masa lalu dari pria asal Rawa Buaya, Cengkareng, Jakarta Barat ini cukup panjang.
Salah satu bekasnya yakni tato yang terpampang di dada kirinya sejak 40 tahun silam atau saat ia masih berusia 17 tahun.
"Dulu kan karena salah pergaulan. Istilahnya gejolak kaula muda," ujarnya seraya seakan tengah berdamai dengan masa lalunya.
Beruntung seiring dengan berjalannya waktu dan bertambahnya usia, hidayah datang dalam hidup Hamim.
Ia kian mempelajari agama Islam hingga akhirnya memutuskan untuk menghapus tatonya.
Sebab, Hamim menyebut bahwa salah satu hal yang dilaknat oleh Allah SWT adalah orang yang bertato.
"Saya kan muslim ya. Salah satu yang dilaknat Allah itu orang yang punya tato dan yang buat tato. Jadi pasti ada ganjelan di hati saya untuk hapus ini," kata dia.
Hamim mengatakan sudah memulai proses penghapusan tatonnya sejak tahun 2022.
Awalnya, ia mengikuti program hapus tato yang digelar oleh Baznas Bazis DKI Jakarta.
Namun karena besarnya keinginan untuk menghilangkan tato di tubuhnya, ia kemudian mengikuti sejumlah program hapus tato di sejumlah tempat.
"Saya sudah 11 kali ikut hapus tato. Hari ini yang ke-12," kata dia.
Secara umum, tato di dada kiri Hamim kini sudah hampir hilang. Hanya terlihat sisa bayangan saja dari tato miliknya.
"Mudah-mudahan ini yang terakhir," ujarnya.
Pesan untuk Generasi Muda
Sebagai orang yang menyesal karena memiliki tato, Hamim pun berpesan utamanya kepada generasi muda untuk tak memasang tato.
Sebab, ia meyakini lebih banyak keburukan dibanding manfaat ketika memiliki tato.
"Bukan hanya soal agama tapi juga untuk urusan pekerjaan pasti lebih sulit. Makanya pesan saya jangan coba coba membuat tato karena sakitnya itu bukan cuma di badan. Sakitnya di hati karena pasti nanti akan ada penyesalan," ujarnya.