TRIBUNJAKARTA.COM - Gebrakan dari Gubernur Jawa Barat (Jabar), Dedi Mulyadi kini banjir pujian.
Khususnya yang menyoal siswa nakal jalani pendidikan di barak militer.
Meski menimbulkan polemik, namun warga yang mendukung datang dari berbagai daerah dan mereka mengaku iri gegara program yang diterapkan ini menimbulkan kecemburuan sosial.
Emak-emak yang diduga tinggal di Aceh misalnya. Saat ini tengah viral di media sosial geara meminta Kapolri, Jenderal Listyo Sigit menangkap Dedi Mulyadi untuk dikirimkan ke Aceh.
"Ini makhluk satu yang sudah sangat meresahkan seluruh Indonesia, seluruh masyarakat Indonesia, seluruh provinsi Indonesia, mohon ditangkap dan dibawa ke Aceh," ujar emak-emak itu dikutip dari Instagram @ismail.ismawati yang tayang pada Sabtu (3/4/2025).
"Gila tuh bapak, gara-gara dia menimbulkan kecemburuan sosial di seluruh masyarakat-masyarakat Indonesia, terutama kebijakan-kebijakan beliau di bidang pendidikan dari anak-anak tawuran, yang suka narkoboy, yang suka balapan liar, bolos sekolah, dimasukkan ke barak militer, yang suka membangkang sama orang tua, kami emak-emak senang pak," tambahnya.
Ia sampai membandingkan jika di Cina sudah diterapkan, namun di Indonesia hanya teori saja, belum sampai pada praktiknya.
"Nah, akang Dedi Mulyadi keren pak kami di Aceh butuh orang kayak bapak, mari dong pak ke Aceh pak, mohon bapak Kapolri ditangkap dibawa ke Aceh," bebernya.
Selanjutnya ada juga warga Jakarta Timur yang memuji program ini.
Djana (63), setuju sekali jika siswa bermasalah dikirim ke barak militer.
"Itu memang bagus dilakukan, apalagi untuk anak yang suka tawuran, suka berantem itu wajib dididik sama TNI," kata Djana di Jatinegara, Jakarta Timur, Sabtu (3/5/2025).
Tinggal lama di Kecamatan Jatinegara, Jakarta Timur, Djana sudah jengah menyaksikan berbagai kasus tawuran pelajar dan warga.
Mengingat wilayah Jatinegara terdapat sejumlah titik rawan tawuran, di antaranya di Kelurahan Cipinang Besar Utara, Kelurahan Bidara Cina, dan Kelurahan Cipinang Muara.
"Harusnya ya kalau mau membina anak menjadi lebih baik Jakarta meniru program Dedi Mulyadi. Karena memang program itu bagus, kan enggak ada salahnya meniru hal yang bagus," ujar Djana.
Menimpali, Ucok Siahaan (55) sampai meminta Gubernur DKI Jakarta, Pramono Anung meniru kebijakan ini.
"Saya lihat di Jakarta Timur rawan sekali tawuran, apalagi kalau musim libur sekolah. Makanya mungkin kalau program Dedi Mulyadi diterapkan di Jakarta bisa mengurangi," tutur Siahaan.
Akses TribunJakarta.com di Google News atau WhatsApp Channel TribunJakarta.com. Pastikan Tribunners sudah install aplikasi WhatsApp ya