TRIBUNJAKARTA.COM - Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi santai menanggapi polemik siswa nakal yang dikirim ke barak militer.
Dalam Instagram pribadinya, ia sampai menyinggung soal kepemimpinannya kala menjadi Bupati Purwakarta.
Tudingan hingga kebencian, baginya adalah hal yang biasa dan sudah menjadi santapan hariannya sebagai seorang pemimpin.
"Setiap perbuatan yang bertujuan demi kebaikan dan kebangsaan nasionalisme di Indonesia sudah terbiasa. Anda kan tahu saya dari dulu menjadi Bupati di Purwakarta berbagai hal saya hadapi, berbagai tuduhan, sangkaan, nyinyir, kebencian kan ga ada problem," katanya dikutip Tribun Jakarta, Senin (5/5/2025).
Kendati begitu, ia menegaskan jika gebrakan yang dilakukannya ini justru bisa dirasakan saat ini.
Diketahui, program pengiriman siswa nakal ke barak militer ini berlaku untuk tingkat SMP dan SMA.
Saat ini sudah berjalan dan sejumlah siswa sudah dikirimkan ke barak militer.
Untuk di Kota Bekasi dijadwalkan pada hari ini, sedangkan Sumedang dijadwalkan pada Kamis (8/5/2025).
"Tetapi kan akhirnya kan orang merasakan hari ini," tambahnya.
"Ketika bangsa ini di merdekakan banyak orang yang tidak punya keyakinan bahwa bangsa ini bisa merdeka," tegasnya.
Mardigu Prihatin
Mardigu Wowiek Prasantyo sejak awal ikut bereaksi terhadap gebrakan yang dibuat oleh Dedi Mulyadi.
Kali ini, pria yang karib dikenal dengan Bossman Mardigu justru merasa prihatin.
"Ada yang bisa jelaskan kenapa KDM seakan berjuang tanpa dukungan kekuasaan dan regulasi nasional," tulis Mardigu dikutip dari akun resminya di Instagram pada Senin (5/5/2025).
Padahal, apa yang dilakukan Dedi Mulyadi ini dinilanya bisa merubah generasi penerus bangsa.
"KDM seperti berjuang sendirian untuk merubah generasi penerus bangsa, yang lain sibuk kritik, komen, komplen, hujat, tanpa solusi. Ada apa dengan negara ini?" tanya Mardigu dalam postingannya.
Akses TribunJakarta.com di Google News atau WhatsApp Channel TribunJakarta.com. Pastikan Tribunners sudah install aplikasi WhatsApp ya