Viral di Media Sosial

Dedi Mulyadi 'Diadang' Emak-emak Penjual Nasi saat Kunjungi Barak Militer, Langsung Nangis Memeluk

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

PENJUAL NASI PELUK DEDI MULYADI - Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi dan Menkomdigi Meutya Hafid saat hendak mengunjungi barak militer Artileri Medan 1 Sthira Yudha Batalyon Artileri Medan 9, Jalan Raya Sadang-Subang, Ciwangi, Kecamatan Bungursari, Kabupaten Purwakarta, Rabu (14/5/2025) mendadak diadang emak-emak penjual nasi.

TRIBUNJAKARTA.COM - Ada peristiwa mengharukan saat Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi dan Menkomdigi Meutya Hafid mengunjungi barak militer Artileri Medan 1 Sthira Yudha Batalyon Artileri Medan 9, Jalan Raya Sadang-Subang, Ciwangi, Kecamatan Bungursari, Kabupaten Purwakarta, Rabu (14/5/2025). 

Awalnya Dedi Mulyadi dan Meutya menyaparatusan anak SD di depan sekolahnya. 

Mereka sangat menanti kedatangan Dedi Mulyadi. 

Siswa SD tersebut memanggil-manggil mantan Bupati Purwakarta tersebut.

"Pak Dedi, Pak Dedi," teriak anak-anak yang menyambut kedatangan Gubernur Jawa Barat ini. 

Tanpa pikir panjang, Dedi Mulyadi langsung menghampiri anak-anak tersebut. 

Dia langsung membuka pagar sekolah dan menyalami anak dan guru di sekolah dasar tersebut. 

Setelah menyapa siswa sekolah dasar, Dedi dan Meutya melanjutkan jalan kaki menuju barak militer tempat siswa istimewa menjalani pendidikan. 

Namun, ketika hendak masuk kompleks Artileri Medan 1, Dedi Mulyadi mendadak "diadang" seorang ibu penjual nasi bungkus. 

Ibu berbaju merah itu, langsung memeluk erat Dedi. 

"Bapak, bapak!" ucap ibu penjual nasi sambil memeluk erat Dedi Mulyadi.

"Ada apa?" tanya Dedi Mulyadi.

"Emak dagangnya sukses sekarang?," tambahnya.

Ibu penjual nasi tersebut lalu menangis haru bisa bertemu dengan Dedi Mulyadi.

Ia menyebut usahanya bisa sukses akibat bantuan dari Dedi Mulyadi.

"Sama bapak dibantu jadi sukes," kata ibu penjual nasi.

"Dari dulu bapak emak ingin kehadiran bapak," imbuhnya.

Dedi Mulyadi kemudian mengeluarkan dompet dan memberikan uang ibu penjual nasi itu. 

"Ini buat tambahan modal, terus nasinya bagikan kepada anak-anak sekolah," ujar Dedi Mulyadi.

Orang nomor satu di Jawa Barat tersebut lantas berpamitan dengan ibu penjual nasi tersebut.

"Saya mau ada acara dulu, sehat selalu ya)," kata Dedi Mulyadi.

Bertemu Pelajar di Barak Militer 

Dedi Mulyadi dan Meutya langsung menuju aula tempat anak-anak berperilaku khusus menjalani pendidikan. 

"Ini anak-anaknya Bu, sudah ganteng-ganteng," kata Dedi kepada Meutya. 

Meutya Hafid langsung menyapa anak-anak di barak militer.

"ini sudah hari ke berapa?," tanya dia. 

Dedi menjelaskan, anak-anak tersebut sudah lulus menjalani pendidikan semi militer di Armed 1. 

Nantinya mereka akan dipindah di Mes Pemda untuk dilatih minat dan bakat. 

"Sudah lulus, ditambah bonus 4 hari," kata Dedi. 

Dedi dan Meutya berbincang dengan seorang anak yang awalnya ketergantungan game online. 

Anak tersebut kerap menangis saat tiba di barak. 

"Siapa yang nangis enggak bisa main game?" tanya Dedi. 

Anak-anak serempak menjawab, "siap enggak ada," kata mereka. 

Dedi menimpali, "oh, sekarang sudah bebas game (tidak main game lagi). Bisa bebas game?" ujarnya. 

Siswa dengan semangat menjawab, "siap bisaaaa," tegas mereka. 

Tak mau kalah, dengan bersemangat Dedi melontarkan pertanyaan kepada siswa. 

"Bisa gak main medsos?," tanya Dedi yang langsung dijawab, siap bisa oleh siswa. 

"Ingin sekolah lagi? Ingin jadi tentara? Ingin jadi polisi? Ingin jadi gubernur?," tanya Dedi. 

Masih dengan semangat tinggi, anak-anak tersebut menjawab, "siap ingiiiiiin," tegas mereka. 

Meutya kemudian berbincang dengan salah seorang anak terkait orang tuanya mengirim ia ke barak. 

Anak tersebut menjawab bahwa ia sering bolos sekolah dan main game sampai pagi. 

Setelah berada di barak militer, siswa tersebut mengaku sudah tidak lagi ketergantungan game. 

Dia sudah bisa konsentrasi dalam belajar. 

"Terlalu sering main sosmed. Tapi nurut saat dikirim ke sini?," tanya Meutya yang diiyakan siswa tersebut dengan anggukan kepala. 

Usai berbincang dengan siswa, Dedi meminta siswa bernyanyi.

Mereka kemudian bernyanyi dengan menghentak-hentakan kaki. 

Mereka menyanyi lagu Tanjung Perak. 

Siswa di barak militer juga meneriakan yel-yel khas tentara yakbi, Mana Gigimu, Mana Matamu. 

Para siswa dengan semangat bernyanyi dan meneriakan yel-yel yang membakar semangat tersebut. 

"Kereeeen, kereeeen," puji Dedi melihat semangat siswa. 

Sementara itu, Dedi menyampaikan, setelah mengikuti pendidikan di barak militer, anak-anak itu akan dipindah ke Sanggar Kegiatan Belajar (SKB). 

Saat ini pemerintah sedang menyiapkan SKB. 

"Kita harus ada ketersediaan SKB secara sempurna, toilet, gedung lagi dicat, lingkungan lagi dibersihkan," katanya. 

Pendidikan SKB Di SKB, anak-anak itu nantinya belajar akademik di setiap ruangan, tetapi pelatih disiplin tetap disiapkan. 

Pihaknya meminta lima orang TNI Resimen Armed menjadi tenaga pendamping guru di SKB. 

"Nanti di sana (SKB) mereka berlatih sepakbola, bulutangkis, berbagai kegiatan sesuai minat bakat mereka," kata Dedi. 

Terkait pendidikan siswa berperilaku khusus yang dijalankan Dedi Mulyadi, Meutya mengatakan, pihaknya tetap memantaunya dari pusat. 

"Kalau ini baik, tadi saya sampaikan tak ada salahnya kita scale up. Idenya tak terlalu menyimpang, karena sudah ada aturan mengenai bela negara," kata Meutya.

 

Akses TribunJakarta.com di Google News atau WhatsApp Channel TribunJakarta.com. Pastikan Tribunners sudah install aplikasi WhatsApp ya

 

 

Berita Terkini