Viral di Media Sosial

7 Fakta Tragedi Sound Horeg Roboh Timpa Anak-anak di Bondowoso, Begini Pengakuan Korban

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

SOUND HOREG ROBOH - Tragedi sound horeg yang roboh di Bondowoso menimpa sejumlah anak hingga mengalami luka-luka. (Instagram LBJ).

TRIBUNJAKARTA.COM - Tragedi sound horeg roboh terjadi di Bondowoso, Jawa Timur. 

Sound system berukuran besar dengan suara keras dan menggelegar yang biasanya diangkut menggunakan truk pickup itu ambruk menimpa anak-anak yang berada di belakangnya. 

Sound horeg itu tiba-tiba roboh saat sedang berlangsung arak-arakan. 

Kejadian robohnya sound horeg tersebut pun menjadi viral di media sosial. 

Lantas bagaimana kronologi sebenarnya? Berikut sederet faktanya. 

1. Terjadi saat acara Imtihanan

Peristiwa itu terjadi saat acara Imtihanan di Desa Sumber Anyar, Kecamatan Jambesri, Darus Sholah, Kabupaten Bondowoso pada Minggu (18/5/2025). 

Insiden itu menimpa anak-anak yang berada di belakangnya. 

Acara tersebut digelar pada siang hari diikuti oleh sejumlah peserta yang mengiringi pawai sound horeg. 

2. Tersangkut pohon

Sound horeg yang diangkut truk pikap itu terjatuh karena tersangkut ranting-ranting pohon di jalan. 

Saksi mata mengatakan sound system itu disusun hingga mencapai tinggi lima meter. 

Karena tingginya, sound system itu mengenai ranting-ranting pohon ketika melintasi jalanan desa. 

Akibatnya, sebagian sound system berukuran besar yang diletakkan di bagian atas jatuh dan menimpa peserta yang berada di bawahnya. 

Kapolsek Jambesari Darus Sholah, Iptu Sumanto, membenarkan adanya insiden sound horeg jatuh menimpa dua korban. Ia juga menegaskan bahwa acara tersebut merupakan rangkaian kegiatan Imtihanan.

“Sound-nya yang paling atas nyangkut ke ranting pohon, lalu jatuh mengenai kru,” ujar Sumanto dalam pemberitaan Kompas TV, Senin.

Menurut Iptu Sumanto, sound horeg yang digunakan untuk pawai saat acara imtihanan tidak berizin dari pihak kepolisian setempat. 

3. Korban dilarikan ke puskesmas

Sumanto lalu menjelaskan ada dua korban dalam tragedi tersebut.

Keduanya langsung dilarikan ke Puskesmas Jambesari Darus Solah untuk mendapatkan penanganan medis. 

"Salah satu korban mengalami luka di kepala yang harus dijahit dan pembengkakan di tangan," kata Sumanto. 

Meski korban mengalami luka di bagian kepala, menurut Sumanto, luka tersebut tidak terlalu parah dan berhasil ditangani.

"Saat ini korban sudah sktivitas seperti biasa, dan antara pemilik sound horeg dengan korban sudah damai," tambahnya.

4. Dua korban masih anak-anak

Nadia Friska Maulani Dewi, siswi SMA asal Desa Penanggungan, Kecamatan Maesan, mengalami luka serius di bagian kepala dan tangan.

Ia harus mendapatkan tujuh jahitan di kepala dan mengalami pembengkakan pada tangan.

Sementara itu, Firmansyah, bocah berusia 9 tahun dari Desa Pucang Anom, Kecamatan Jambesari Darus Sholah, mengalami luka-luka dan mengeluhkan sakit di beberapa bagian tubuhnya.

Kedua korban segera dilarikan ke Puskesmas Jambesari Darus Sholah untuk mendapatkan perawatan medis.

5. Pengakuan korban

Nadia, seorang siswi SMA yang menjadi korban utama dalam kejadian tersebut, menceritakan pengalamannya saat tertimpa peralatan sound system. 

Ia mengungkapkan sempat merasa pusing dan kesakitan ketika sound jatuh mengenai kepalanya. “Bagian kepala dijahit tujuh jahitan, tangan saya juga bengkak,” tutur Nadia, dikutip dari Tribun Jatim.  

Petugas medis dari Puskesmas Jambesari, Ginanjar, membenarkan bahwa ada dua korban yang datang untuk mendapatkan penanganan akibat tertimpa sound horeg.  

Meski datang tidak bersamaan, keduanya telah mendapat perawatan intensif. 

“Korban perempuan mengalami luka robek di kepala hingga harus dijahit tujuh jahitan.

Sementara korban lainnya, seorang anak laki-laki berusia 9 tahun, juga mengalami keluhan serupa,” terang Ginanjar.

6. Klarifikasi pihak panitia

Menanggapi insiden ini, pihak panitia memberikan klarifikasi dan menyampaikan permohonan maaf secara terbuka.

Pernyataan resmi panitia diunggah melalui akun media sosial pada Minggu, 18 Mei 2025

“Saya selaku penyelenggara kegiatan pawai, di Madrasah, saya meminta maaf kepada masyarakat, umumnya kepada Mbak Nadia selaku korban kejatuhan box dari sound sistem. Itu murni kecelakaan dan musibah yang tidak disengaja. Saya minta maaf yang sebesar-besarnya kepada Mbak Nadia selaku korban, dan saat ini Mbak Nadia juga keadaan sehat wal’afiat dan bisa beraktivitas seperti biasanya,” jelas panitia tersebut.

Selain panitia, pemilik sound system juga turut menyampaikan permintaan maaf kepada para korban.

Dalam pernyataannya, ia mengatakan bahwa pihaknya harus lebih berhati-hati ke depannya demi keamanan dan kenyamanan masyarakat yang menyaksikan acara pawai Imtihanan .

7. Imbauan polisi

Pihak kepolisian mengimbau agar panitia acara ke depannya lebih berhati-hati dalam menyusun instalasi sound system berukuran besar, terutama jika digunakan di jalan desa yang banyak terdapat pohon rindang.

"Karena di sini kan banyak ranting. Itu bisa jadi penghalang dan membahayakan," tegas Iptu Sumanto 

Insiden ini menjadi pengingat pentingnya keselamatan dalam penyelenggaraan acara publik, khususnya yang melibatkan instalasi besar di area dengan potensi risiko tinggi.
 

Artikel ini telah tayang di WartaKotalive.com dengan judul Detik-Detik Mencekam saat Sound Horeg Roboh Timpa Bocah 9 tahun dan Siswi SMA  di Bondowosodan di Kompas.com dengan judul "Kronologi Sound Horeg 5 Meter Timpa Anak-anak di Bondowoso, Apa Kata Korban?", Klik untuk baca: 



Berita Terkini