TRIBUNJAKARTA.COM - Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi bakal menelusuri dan melakukan pendalaman terkait peristiwa pesta gay di Puncak, Megamendung, Bogor.
Peristiwa itu menyedot perhatian Dedi Mulyadi dan akan langsung mengambil sikap.
Diketahui, pesta gay di Puncak dilakukan oleh rombongan pria yang berasal dari berbagai wilayah Jabodetabek.
Pesta gay tersebut dilakukan di sebuah vila di kawasan Megamendung, Bogor, dan diikutip oleh sebanyak 75 peserta.
Peserta yang diamankan memiliki usia bervariatif mulai dari 21 hingga 50 tahun.
Adanya pesta gay tersebut membuat Dedi Mulyadi geram dan mempertanyakan manfaatnya.
Ia menyebut bakal segera turun langsung menangani permasalahan tersebut.
Terkhusus fokus menata kembali kawasan Puncak, sebagai destinasi wisata andalan di Jawa Barat.
Menurutnya, Kawasan Puncak Bogor sebenarnya adalah area yang sangat indah dan hijau.
"Ya, itu memang harus segera ditangani," ujar Dedi Mulyadi dikutip dari TribunBogor, Rabu (25/6/2025).
"Jadi nanti akan ada sentuhan dari saya, tentu secara bertahap dan pelan-pelan."
Menurutnya, kawasan Puncak ini perlu mendapatkan perhatian lebih.
Sebagai aset daerah Bogor dan Jawa Barat, ia bakal membenahi nilai sosial dan budayanya.
Hal ini dilakukan agar peristiwa pesta gay dan sejenisnya tak terulang lagi di Jawa Barat.
"Puncak memang perlu dibenahi, tidak hanya secara fisik, tapi juga dari sisi nilai-nilai sosial dan budaya," paparnya.
Sebelumnya diberitakan, pesta gay ini membuat geger masyarakat dan sudah ditangani serius oleh pihak kepolisian.
Kasatreskrim Polres Bogor, AKP Teguh Kumara mengungkapkan, peserta yang diamankan memiliki usia bervariatif mulai dari 21 hingga 50 tahun.
Ia mengaku masih mendalami apakah orang-orang tersebut berada dalam komunitas tertentu.
"Yang jelas mereka berkumpul di acara tersebut karena mengetahui adanya undangan yang disebarkan melalui media sosial," katanya dikutip dari Tribun Bogor, Selasa (24/6/2025).
Teguh mengungkapkan, pesta gay tersebut dilakukan di sebuah vila.
Dari lokasi tersebut, pihaknya berhasil mengamankan puluhan orang yang didominasi oleh laki-laki.
"Seluruhnya yang diamankan ada 75 orang, terdiri dari 74 laki-laki dan satu perempuan," ujarnya dikutip dari TribunnewsBogor.com.
AKP Teguh Kumara mengatakan, para pelaku yang diamankan berasal dari berbagai daerah di wilayah Jabodetabek.
Untuk memanipulasi aktivitasnya, kegiatan menyimpang tersebut dibalut dalam family gathering.
Acara tersebut juga menampilkan pentas ekstrem menggunakan pedang.
Selain itu ada pertunjukan lomba menyanyi dan lomba menari.
Polisi juga menemukan sejumlah barang bukti yang diduga untuk digunakan dalam pesta seks sesama jenis tersebut.
"Barang bukti empat bungkus kondom baru belum terpakai, satu buah pedang untuk pertunjukan seni tari," katanya.
Bayar Rp200 Ribu
Kasatreskrim Polres Bogor, AKP Teguh Kumara mengungkapkan, untuk mengikuti kegiatan tersebut dikenakan biaya pendaftaran.
Setiap peserta yang datang wajib menyetorkan uang kepada panitia.
Uang tersebut digunakan untuk bioaya operasional dan untuk membayar penginapan.
"Mereka mendaftar dan dipungut biaya sebesar Rp200ribu per orang," ujarnya, Senin (23/6/2025).
Lebih lanjut, Teguh Kumara mengatakan, penggerebekan dilakukan setelah adanya informasi dari warga.
"Kami mendapatkan informasi dari masyarakat terkait adanya acara di salah satu villa di Puncak yang diduga dijadikan ajang untuk pertemuan kaum LGBT laki-laki," ujarnya, Senin (23/6/2025).
Atas dasar informasi tersebut, jajaran Polres Bogor bersama Polsek Megamendung mendatangi vila yang dimaksud.
"Mereka baru selesai melaksanakan pentas atau kontes pemilihan 'THE BIG STAR'," ungkapnya.
Para peserta kegiatan tersebut pun langsung diamankan dan dilakukan pendataan oleh pihak kepolisian.
(TribunJakarta/TribunBogor)
Akses TribunJakarta.com di Google News atau WhatsApp Channel https://whatsapp.com/channel/0029VaS7FULG8l5BWvKXDa0f.
Pastikan Tribunners sudah install aplikasi WhatsApp ya