Setelah 100 Tahun, Pipa PAM Jaya Zaman Belanda Bakal Diganti Demi Jakarta Menuju Kota Global

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

100 TAHUN PIPA PAM JAYA - Proses pemeliharaan instalasai perpipaan PAM Jaya. PAM Jaya masih menggunakan pipa yang berusia 100 tahun peninggalan Belanda.

TRIBUNJAKARTA.COM - Perusahaan Air Minum (PAM) Jaya yang selama ini melayani penyediaan air bersih di Jakarta ternyata masih menggunakan pipa peninggalan zaman Belanda.

Badan Usaha Milik Daerah (PUMD) pelayanan air itu memang sudah ada sejak masa kolonial.

Pada tahun 1918-1920, Pamerintah Hindia Belanda mencari sumber mata air untuk memenuhi kebutuhan Batavia yang saat itu sedang kritis.

Ditemukanlah mataa air di Ciomas, Bogor, dengan kapasitas 484 liter per detik.

Pihak pemerintah kolonial membangun instalasi pipa dari Ciomas sampai ke Jakarta.

Untuk pertama kalinya, pada 1922, air dialirkan dari Ciomas ke Jakarta Pusat, sekitar Lapangan Banteng.

Setelah masa kemerdekaan, pipa pengairan itupun dikuasai Indonesia dan akhirnya dikelola hingga menjadi BUMD Jakarta seperti sekarang ini.

Setelah 100 tahun, akhirnya inisiasi untuk mengganti pipa tua itu muncul dari Gubernur Jakarta Pramono Anung dan Dirut PAM Jaya Arief Nasrudin.

Hal itu disampaikan Direktur Keuangan dan Umum PAM Jaya, Tedy Jiwantara Sitepu, saat wawancara eksklusif dengan TribunJakarta, di Gedung Corporate Learning Center (CLC) PAM Jaya, Duren Sawit, Jakarta Timur, Rabu (2/7/2025).

"Pipa kita usianya sebagian peninggalan zaman Belanda. Kan saya sering nyebut tuh Gudang air tahun 1922. Kenapa 1922, itu memang pembangunan pertama unuk PAM di Jakarta di tahun 1922."

"Tentu ada pertimbangan di masa itu, belum tergantikan ampai sekarang ya. Mungkin ada kendala secara ekonomi, mungkin secara teknis, atau apapun ya di masa kepemimpinan sebelummnya."

"Tapi di masa saat ini, sesuai arahan pak Gubernur ya. Dan juga arahan dari Pak Dirut, ini kita mulai masuk program bagaimana menggantikan pipa-pipa itu," kata Tedy.

Tedy menjelaskan, peremajaan pipa satu abad itu demi mewujudkan cita-cita Jakarta mejadi kota global.

"Jadi, menuju kota global, salah satu krirteria adalah air minumnya ya, yang memang seharusnya layak gitu untuk kita konsumsi dan tersedia secara baik ya kuantitasnya," pungkasnya.

Akses TribunJakarta.com di Google News atau WhatsApp Channel TribunJakarta.com. Pastikan Tribunners sudah install aplikasi WhatsApp ya

Berita Terkini