TRIBUNJAKARTA.COM - Berikut Sosok Marsekal Pertama (Marsma) Fajar Adriyanto, prajurit TNI AU yang gugur dalam insiden jatuhnya pesawat latih di Ciampea, Bogor, Jawa Barat, Minggu (3/8/2025).
Terkuak postingan terakhir jenderal bintang 1 itu yang diunggah dalam akun instagram pribadinya.
Marsekal Pertama (Marsma) adalah pangkat perwira tinggi di TNI Angkatan Udara (TNI AU).
Pangkat ini setara dengan Brigadir Jenderal di TNI Angkatan Darat dan Laksamana Pertama di TNI Angkatan Laut
Postingan terakhir Marsma Fajar Andriyanto tertanggal 26 Juni 2026 melalui akun instagram atau IG fajar_f16.
Mantan Kepala Dinas Penerangan TNI (AU) atau Kadispenau itu sedang berada di pesawat udara.
Saat itu ia memperlihatkan keindahan angkasa di wilayah Tanjung lesung.
"Follow the wind, chase the sunset," tulisnya di video tersebut dikutip TribunJakarta.com.
Followers Marsma Fajar Andriyanto pun memberikan komentar atas postingan tersebut.
Satu diantara netizen juga menyampaikan ucapan dukacita.
- @iwanhandoyo: Beda sensasinya ya pa,, blm pernah, Kapan bs ikut terbang sm pa fajar ya
- @antonchandra: Ikuttttt omguru Pembinaa
- @syafiyaa:Innalillahi wainna ilaihi rajiun
- @haerani_subekti:Kereeennn jendral
-
@ardhii_1: Innalillahi wa inna ilaihi roji'un, selamat jalan pak semoga amal ibadahnya di terima disisinyasempat melihat langsung kejadian didepan mata
-
@septyan_sregar: innalillahi wainnailaihi roji’un, selamat jalan Komandan semoga amal ibadah Komandan diterima disisiNya
Sosok Marsma Fajar
Kadispenau Marsma I Nyoman Suadnyana mengungkapkan sosok Marsma Fajar Andriyanto.
Marsma Fajar tidak asing karena pernah dipercaya menjadi Kepala Dinas Penerangan TNI (AU) atau Kadispenau.
Fajar merupakan penerbang jet tempur F-16, salah satu jet tempur produksi Amerika Serikat (AS).
“(Marsma Fajar) penerbang tempur F-16 dengan call sign ‘Red Wolf’,” ujar Suadnyana, dalam keterangan tertulisnya, Minggu (3/8/2025).
Fajar merupakan lulusan Akademi Angkatan Udara (AAU) tahun 1992.
Selama perjalanan kariernya, ia pernah dipercaya menjadi Komandan Skadron Udara 3, Komandan Landasan Udara (Danlanud) Manuhua, Kadispenau, Kapuspotdirga, Aspotdirga Kaskoopsudnas, dan Kapoksahli Kodiklatau.
Para prajurit di TNI AU mengenal Marsma Fajar sebagai sosok yang memiliki dedikasi tinggi. Ia juga berperan penting dalam sejarah TNI AU. B
“Termasuk keterlibatannya dalam peristiwa udara dengan pesawat F/A-18 Hornet Angkatan Laut Amerika Serikat di langit Bawean tahun 2003,” tutur Suadnyana.
Pria kelahiran Bandung Jawa Barat pada 20 Juni 1970 itu adalah salah seorang pejabat TNI Angkatan Udara yang kini tercatat mengemban amanah sebagai Kapoksahli Kodiklatau.
Sebelumnya, sejumlah jabatan strategis pernah diduduki oleh Fajar di antaranya Kepala Pusat Potensi Dirgantara TNI AU, Kepala Dinas Penerangan TNI AU (Kadispenau), dan Komandan Lanud Manuhua, Biak Papua.
Sosoknya dikenal sebagai pejabat yang responsif, mau mendengar aspirasi wartawan, dan inovatif.
Selain itu, alumni Akademi Angkatan Udara (AAU) 1992 dari Korps Penerbang itu juga tercatat merupakan penerbang pesawat tempur F-16 Fighting Falcon yang memiliki call-sign 'Red Wolf'.
Fajar juga tercatat pernah mengemban jabatan sebagai komandan Skadron 3 Lanud Iswahyudi dari tahun 2007 sampai 2010.
Dia juga tercatat meraih sejumlah bintang dan tanda jasa kehormatan di antaranya Bintang Dharma Yudha Nararya dan Bintang Swa Bhuwana Paksa Nararya.
"Ia dikenal sebagai sosok berdedikasi tinggi dan menjadi salah satu tokoh penting dalam sejarah TNI AU,"kata Marsma TNI I Nyoman Suadnyana.
Pesawat Latih Jatuh
Kecelakaan nahas pesawat jatuh di Bogor, Jawa Barat, Minggu (3/8/2025).
Pesawat yang jatuh di areal tempat pemakaman umum (TPU) Benteng, Desa Benteng, Kecamatan Ciampea, Kabupaten Bogor, adalah pesawat latih jenis capung, sekira pukul 09.00 WIB.
Dalam insiden tersebut, satu orang dilaporkan meninggal dunia di lokasi kejadian.
Seorang lagi satu korban lainnya dalam kondisi kritis.
Yang bersangkutan telah dilarikan ke Rumah Sakit TNI AU Atang Senjaya (Lanud ATS), Bogor.
Enjat Sudrajat, warga yang menjadi saksi, menyebut pesawat jatuh sekira pagi tadi.
Saat itu, pesawat berputar-putar rendah dan tiba-tiba langsung terjatuh.
“Saya melihat pesawat itu miring. Dan saya lihat coba untuk naik lagi. Tapi, tiba-tiba jatuh,” kata Enjat kepada TribunnewsBogor.com di lokasi.
Saat hendak jatuh, Enjat mendengar suara gemuruh yang sangat kencang.
“Gemuruh aja gitu. Lumayan kencang. Cuman gak lama suaranya karena langsung jatuh kan,” ujarnya.
Tidak ada ledakan dalam kejadian pesawat jatuh ini.
Akses TribunJakarta.com di Google News atau WhatsApp Channel TribunJakarta.com. Pastikan Tribunners sudah install aplikasi WhatsApp ya