Cerita Malam Mencekam di Kwitang: Pedagang Tendaan Dikepung Kerusuhan, Jadi Korban Penjarahan

Linda (50), pedagang tendaaa di Jalan Kramat Kwitang dekat Mako Brimob Polda Metro Jaya, Jakarta Pusat merasakan betul mencekamnya kerusuhan.

Penulis: Yusuf Bachtiar | Editor: Jaisy Rahman Tohir
Yusuf Bachtiar/TribunJakarta.com
MENCEKAM - Linda pemilik warung kaki lima di Jalan Kramat Kwitang, Jakarta Pusat saat diwawancara, Senin (1/9/2025). Ia bercerita tentang malam kmencekam saat rusuh di Mako Brimob. 

Laporan wartawan TribunJakarta.com Yusuf Bachtiar 

TRIBUNJAKARTA.COM, JAKARTA PUSAT - Linda (50), pedagang tendaaan yang menjajakan makanan seperti ayam goreng, sop iga dan aneka jus di Jalan Kramat Kwitang dekat Mako Brimob Polda Metro Jaya, Jakarta Pusat merasakan betul malam mencekam saat kerusuhan

Wanita yang sehari-hari berjualan aneka makanan dan jus buah itu memiliki lapak di samping persis Gedung Astra Credit Companies (ACC). 

Gedung milik swasta itu jadi satu-satunya yang dibakar dan dijarah massa, Linda dan pedagang kecil di sekitar ikut terkena dampak. 

Dia menceritakan, massa mulai mendatangi Mako Brimob Kwitang sejak Kamis (28/8/2025) malam setelah kabar kematian Affan Kurniawan. 

Affan merupakan pengemudi Ojol yang tewas dilindas kendaraan taktis (rantis) Brimob, peristiwa terjadi Pejompongan saat demo besar di Gedung DPR RI. 

"Kejadiannya itu hari Kamis, kita lagi jualan di sini, tiba-tiba jam setengah sepuluhan atau jam sepuluh, datang ojol, semakin banyak kita panik tutup," kata Linda, Senin (1/9/2025). 

Pada Kamis malam itu, Linda menyaksikan massa menggeruduk Mako Brimob Kwitang sampai kerusuhan pecah memasuki dini hari. 

Sejumlah mobil dibakar, personel Brimob berusaha membuarkan massa yang anarkis menggunakan gas air mata. 

"Kita tutup cepat, ribuan orang terus di seberang sana ada mobil, sebanyak sembilan mobil, itu dihancurkan dulu, terus ada isinya apa gitu diambil-ambilin dulu, setelah dihancurkan semua, baru dibakarin," ucap Linda. 

Sejak malam itu, kerusuhan terus berlanjut. Linda bahkan menyebut massa selalu datang dan terus menyerang Mako Brimob tanpa henti semenitpun. 

"Dari hari Kamis, Jumat, Sabtu, itu nggak ada istirahatnya satu menit eggak ada sama sekali," terangnya. 

Malam paling mencekam dirasakan Linda pada Jumat (29/8) dan Sabtu (30/8), aksi yang sudah mengarah pada anarkis itu dibalas tindakan tegas dari Polisi. 

"Jumat sama Sabtu yang paling mencekam anarkisnya sampai ke warga, sampai ke warung-warung kami ini, Jumat sama Sabtu. Itu, jam 3 sore sampai subuh," kata Linda. 

Linda bersama warga dan pedagang lain siaga, mereka sekuat tenaga melindungi barang-barang yang ada di warung agar tidak dijarah. 

Setiap ada perusuh yang mendekat Lindah langsung teriak, dia meminta belas kasih agar warungnya tidak dirusak dan dijarah. 

"Karena massa ini kalau ada teriakan seorang perempuan, jangan, tolong jangan, kami sampai kayak gitu, Tolong, kami udah cukup hancur di sini, tolong jangan dihancurkan lagi. Dia mundur," tuturnya.

Meski sudah bersusah payah, sejumlah warung tetap menjadi sasaran anarkis massa. Barang seperti piring, gelas dan kulkas dirusak. 

Tidak hanya itu, aset warung seperti etalase dan gerobak tak luput dari serangan massa yang beringas. 

"Jadi ini nggak cuma demo aja, ya. Jadi yang biasa jarah-jarah itu juga masuk. Kesempatan dalam kesempitan," terang Linda. 

Akses TribunJakarta.com di Google News atau WhatsApp Channel TribunJakarta.com. Pastikan Tribunners sudah install aplikasi WhatsApp ya

Sumber: Tribun Jakarta
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved