Dana Rp14,6 Triliun Mengendap di Bank, Pramono Anung: Masih Kurang Buat Bayar Proyek Jakarta
Gubernur Pramono Anung menegaskan dana Rp14,6 triliun milik Pemprov DKI Jakarta yang mengendap di bank masih kurang buat bayar proyek.
Penulis: Dionisius Arya Bima Suci | Editor: Ferdinand Waskita Suryacahya
TRIBUNJAKARTA.COM, GAMBIR - Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung menegaskan dana Rp14,6 triliun milik Pemprov DKI Jakarta yang mengendap di bank bukanlah uang nganggur.
Bahkan, jumlah tersebut dinilai belum cukup untuk menutup seluruh kebutuhan pembayaran proyek Pemprov DKI Jakarta hingga akhir tahun.
Pramono menerangkan, uang tersebut kini tersimpan dalam bentuk giro dan deposito di Bank Jakarta, karena akan segera digunakan untuk membayar berbagai kegiatan pembangunan yang jatuh tempo pada November-Desember 2025.
“Jumlah yang disampaikan pak Menteri Keuangan Rp14,6 triliun itu betul dan ada dua, satu berupa deposito dan satu lagi berupa giro. Keduanya diperbolehkan dan kami gunakan untuk menyelesaikan pembayaran-pembayaran yang akan muncul sampai akhir Desember,” ucapnya, Jumat (24/10/2025).
Kebiasaan Kejar Setoran Proyek
Gubernur Pramono menyinggung soal kebiasaan kejar setoran proses yang sudah berlangsung lama di Pemprov DKI Jakarta.
Ia menyebut, Pemprov DKI setiap tahun memang mengalami lonjakan belanja besar di setiap penghujung tahun.
“Tahun 2023 kami itu membayar hampir Rp15 triliun di akhir tahun. Dan di tahun 2024 itu kurang lebih Rp18 triliun di bulan November-Desember,” ujarnya.
Masih Kekurangan Anggaran
Mengacu pada hal tersebut, Pemprov DKI Jakarta saat ini masih kekurangan dana kurang lebih Rp1,5 triliun hingga Rp3,5 triliun.
“Kami memperkirakan sampai dengan akhir Desember kurang lebih Rp16 triliun sampai dengan Rp18 triliun yang perlu diselesaikan oleh Pemerintah Jakarta. Artinya, dana yang Rp14,6 triliun ini pun masih kurang,” tuturnya.
Tagih Janji Menkeu Purbaya
Gubernur Pramono kembali menagih janji Menteri Keuangan (Menkeu) Purbaya Yudhi Sadewa yang sebelumnya ingin menyuntikan dana Rp10 triliun hingga Rp20 triliun melalui Bank Jakarta.
Jika suntikan dana tersebut jadi diberikan, Pemprov DKI Jakarta akan memanfaatkannya untuk menutupi kekurangan pembayaran proyek akhir tahun.
“Kalau pak Menteri Keuangan jadi mentransfer ke Bank Jakarta Rp10 triliun, saya pasti akan memanfaatkan untuk itu,” kata Pramono.
Berita Terkait
- Baca juga: Krisis Lahan Pemakaman, Pramono Bakal Ubah Makam Covid-19 Jadi TPU Umum
- Baca juga: Pramono Anung Langsung Pasang Rem Ditanya Komisaris Transjakarta yang Bikin Heboh
- Baca juga: Pramono Tancap Gas Atasi Anggaran Mengendap di Bank: Lelang Dipercepat dan Eksekusi Awal Tahun
Baca berita TribunJakarta.com lainnya di Google News atau langsung di halaman Indeks Berita

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.