Cerita Kriminal

Niatnya Siswa SMP Pelaku Tawuran di Pesanggrahan, Rela Patungan Buat Beli Senjata Tajam

Puluhan siswa SMP yang terlibat tawuran di Pesanggrahan, Jakarta Selatan, ternyata mengumpulkan uang beli sajam.

KOMPAS IMAGES
Ilustrasi tawuran - Puluhan siswa SMP yang terlibat tawuran di Pesanggrahan, Jakarta Selatan, ternyata mengumpulkan uang secara kolektif untuk membeli senjata tajam. 

TRIBUNJAKARTA.COM, KEBAYORAN BARU - Puluhan siswa SMP yang terlibat tawuran di Pesanggrahan, Jakarta Selatan, ternyata mengumpulkan uang secara kolektif untuk membeli senjata tajam.

Beberapa senjata yang dibeli untuk tawuran yaitu celurit, corbek, stik golf, dan penggaris besi atau mistar.

"Ada yang kolektif, ada yang per orangan. Jadi yang kolektif itu per motor itu diberikan satu mistar. Jadi kurang lebih itu ada enam motor, per motor diberikan satu mistar seperti itu," kata Kapolsek Pesanggrahan AKP Seala Syah Alam, Sabtu (1/11/2025).

Seala mengungkapkan, para pelaku membeli senjata tajam tersebut melalui platform jual beli online.

"Kalau untuk sajam sendiri itu mereka dapatkan beli secara online dan juga beli antar teman," ungkap Kapolsek.

Seala mengambil tindakan diskresi dengan tidak memproses hukum para pelaku tawuran tersebut karena masih berstatus anak di bawah umur.

"Yang pasti kalau untuk sanksinya karena ini anak-anak yang berhadapan dengan hukum, kami juga melakukan tindakan diskresi," kata Seala, Jumat (31/10/2025).

Meski demikian, puluhan siswa tersebut tetap dihukum dengan bernyanyi lagu "Tek Kotek Anak Ayam" sambil menghitung mundur.

Ketika ada siswa yang salah saat menghitung, maka mereka harus mengulang dari awal.

"Kita coba dari hal yang positif untuk menyanyikan satu lagu aja, pengurangan satu, itu banyak yang tidak bisa berkonsentrasi. Padahal itu untuk menguji kekompakannya," ujar Kapolsek.

Seala juga menyampaikan pesan kepada 46 siswa yang terlibat tawuran agar tidak mengulangi perbuatannya. Meski tak diproses hukum, puluhan siswa itu tetap dikenakan wajib lapor.

"Kalau kalian kompaknya positif, pasti bener. Kalau kalian negatif, jadinya tawuran kayak begini. Saya minta ini jadi pelajaran, jangan pernah diulangi lagi. Setelah ini kalian minta maaf ke orangtua dan guru kalian. Kasitau dan sebarluaskan ke teman-teman kalian, tidak ada lagi yang namanya tawuran, baik itu di Pesanggrahan maupun di Kebayoran Lama," ucap Seala.

Berita Terkait

Baca berita TribunJakarta.com lainnya di Google News atau langsung di halaman Indeks Berita

Sumber: Tribun Jakarta
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved