Tarif Transjakarta Berpotensi Naik, Anggota Komisi B: Jangan Terlalu Besar Biar Tetap Terjangkau
Muhammad Taufik Zoelkifli berharap, kenaikan tarif Transjakarta masih terjangkau sehingga tidak membenani masyarakat berpenghasilan rendah.
Penulis: Yusuf Bachtiar | Editor: Wahyu Septiana
TRIBUNJAKARTA.COM, JAKARTA - Anggota Komisi B DPRD DKI Jakarta Muhammad Taufik Zoelkifli berharap, kenaikan tarif Transjakarta masih terjangkau sehingga tidak membenani masyarakat berpenghasilan rendah (MBR).
Pria yang akrab sisapa MTZ ini mengatakan, secara pribadi dia tidak ingin tarif Transjakarta mengalami kenaikan.
"Saya pribadi berharap tarif jangan naik dulu, tapi kalau pun naik Rp1.000 atau Rp2.000, semoga masih bisa dijangkau masyarakat berpenghasilan rendah (MBR)," kata MTZ, Selasa (4/11/2025).
Dia menekankan, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dan Transjakarta harus membuat kajian mendalam sebelum menentukan tarif baru.
"Dari sisi Komisi B sendiri, kami minta agar sebelum memutuskan kenaikan tarif, harus ada kajian matang dulu tentang kemampuan dan kemauan bayar masyarakat," terangnya.
Tak hanya itu, program subsidi khusus untuk 15 golongan juga harus tetap dijalankan meski ada penyesuaian anggaran.
"Tetap akan ada 15 golongan masyarakat yang masuk kategori gratis, mencakup pengguna Transjakarta, MRT, LRT, hingga Mikrotrans," kata MTZ.
Matangkan Rencana
PT Transportasi Jakarta (Transjakarta) terus menggodok wacana penyesuaian tarif layanan seiring menurunnya subsidi yang diberikan Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta.
Direktur Utama Transjakarta Welfizon Yuza mengatakan, efisiensi operasional menjadi faktor utama di balik turunnya subsidi yang diberikan pemerintah.
“Kalau kita lihat di 2024 itu subsidi per pelanggan Rp9.700. Kalau dilihat dari tahun 2022, karena 2022 masih ada Covid-nya, itu sebenarnya sudah turun dari Rp16.000, terus Rp11.400, ke Rp9.700,” ucapnya, Rabu (5/11/2025).
Ia menilai tren tersebut menandakan peningkatan kinerja korporasi dalam melayani masyarakat.
“Dengan biaya atau pun subsidi yang dialokasikan oleh Pemprov DKI, kita bisa lebih banyak melayani masyarakat. Jadi artinya makin efisien prosesnya,” ujarnya.
Meski begitu, Welfizon mengakui tarif Transjakarta sebesar Rp3.500 yang berlaku saat ini belum pernah mengalami perubahan sejak dua dekade lalu.
“Tahun 2005 itu UMP masih sekitar Rp800 ribuan. Selama 20 tahun belum pernah naik tarif,” tuturnya.
Pihaknya kini sedang mengkaji kemungkinan penyesuaian tarif dengan memperhatikan berbagai aspek, termasuk daya beli masyarakat dan tanggapan publik.
“Kami juga melihat respons publik yang saat ini sedang kami pelajari. Nanti kami akan sampaikan secara resmi terkait data-data detail kajiannya,” kata Welfizon.
Menurutnya, biaya keekonomian Transjakarta saat ini mencapai Rp12.000 hingga Rp13.000 per penumpang, dengan komposisi subsidi Rp9.700 dan tarif pelanggan Rp3.500.
“Kalau kita bandingkan dengan kota-kota lain di dunia, tarif rata-rata transportasi publik itu sekitar Rp1,5 euro, sementara biaya keekonomian kita Rp0,75 euro. Jadi dari sisi efisiensi, kita sudah berupaya menekan biaya agar makin efisien,” ucapnya.
Transjakarta Pertimbangkan Rute Baru ke Ciawi dan Terminal Bubulak
PT Transportssi Jakarta (Transjakarta) tengah menyiapkan ekspansi layanan lintas daerah menyusul tingginya animo masyarakat terhadap Transjabodetabek.
Meski layanan ini baru seumur jagung, namun jumlah penumpang Transjabodetabek tumbuh pesat hanya dalam hitungan bulan.
“Perjalanan Transjabodetabek itu baru enam bulan sejak diluncurkan 24 April dan animo serta jumlah pelanggannya cukup tinggi,” ucap Direktur Utama Transjakarta Welfizon Yuza, Rabu (5/11/2025).
Menurutnya, secara umum satu rute transportasi massal biasanya butuh waktu enam hingga sembilan bulan untuk mencapai titik kematangan atau maturity level.
Namun, rute-rute baru yang dibuka Transjabodetabek menunjukkan performa lebih cepat.
“Kalau Transjabodetabek ini cepat sekali, bahkan dalam hitungan minggu itu sudah 6.000-8.000 penumpang. Bahkan di beberapa rute pertumbuhannya lebih cepat lagi,” ujarnya.
Melihat tren positif ini, Transjakarta tengah mengkaji penambahan rute baru dari dan menuju kawasan Bogor.
Hal ini sesuai dengan usulan Wali Kota Bogor Dedie Rachim yang menginginkan rute Transjabodetabek menjangkau Ciawi dan Terminal Bubulak.
Adapun saat ini layanan Transjabodetabek yang beroperasi di Bogor baru melayani di rute Blok M - Botani Square.
“Penambahan rute nanti kami coba pelajari semua, termasuk juga Wali Kota Bogor yang kemarin menawarkan beberapa lokasi TOD yang mungkin bisa dikerjasamakan,” tuturnya.
Berita Terkait
Baca juga: Animo Tinggi, Transjakarta Pertimbangkan Rute Baru Transjakarta ke Ciawi dan Terminal Bubulak Bogor
Baca juga: Momen 5 Abad Kota Jakarta, Transjakarta Pasang Target 500 Juta Pelanggan di 2027
Baca juga: Transjakarta Targetkan Layani 400 Juta Pelanggan, Lampaui Kuala Lumpur hingga Bangkok
Baca berita TribunJakarta.com lainnya di Google News atau langsung di halaman Indeks Berita
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/jakarta/foto/bank/originals/TARIF-TRANSJAKARTA-Anggota-DPRD-DKI-Jakarta-Muhammad-Taufik-Zoelkifli.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.